Mungkin aku memang bukanlah gadis yang beruntung dalam kehidupan
ini. Sejak kecil kehidupanku tak' seindah anak2 seusiaku. Jika, teman2 ku
memiliki kebahagiaan dengan ibunya, hal itu tak serupa denganku.
Lihat saja perkataan mama padaku: "Maafkan mama Mala, dulu
waktu kamu dikandungan, mama berniat untuk menggugurkanmu...tapi akhirnya tidak
jadi". Dan perkataan itu seperti tanpa dosa apapun oleh mamaku, sekalipun
ia mengatakan maaf, tapi ia tetap melukai hatiku, karena mimik wajahnya dan
sikapnya sama sekali tidak menunjukkan penyesalan". Tapi walau
bagaimanapun juga, dia tetaplah mamaku. Seburuk apapun dia di mataku dan sebisa
apapun aku tuk berusaha membencinya atas kesalahan yang ia perbuat, aku tak pernah
bisa membencinya, justru aku tetap meniginginkan dia kembali dan berada
disisiku.
Sejak aku berusia empat tahun, papa dan mama telah bercerai.
Saat itu aku kemudian di besarkan oleh oma. Dalam tangan oma, aku merasa nyaman
dan diperhatikan. Walaupun sebelum aku berada di tangan oma (mama dari mamaku),
aku sama sekali tidak mendapatkan tempat yang layak dan nyaman.Karena aku
diandaikan seperti barang atau sebuah bola yang dilemparkan kesana-kemari.
Hingga oma memutuskan untuk merawat dan membesarkanku dengan cintakasinya. Aku
bahagia dikala itu.
Namun, kebahagiaan itu kemudian lenyap kembali ketika aku di
bawa ke papua. Adik kandung dari mamaku kemudian menampungku dan melanjutkan
studiku (SMP kelas 3). Suami dari tanteku itu sungguh baik sekali, namun yang
membuatku bingung, mengapa tanteku justru tidak bisa memperlakukan aku lebih
baik daripada suaminya? Padahal yang saudara kandungnya mama kan adalah
tante...
Hem
nasib',
Tante adalah wanita perfect. Segala sesuatu yg dikerjakan dan
dilakukan harus sempurna. Bayangkan aku dituntut melakukan semua kegiatan rumah
tangga dengan penuh ketelitian tinggi. Ya Tuhan, salah apa aku ini??? (setiap
saat dalam batinku yg tersiksa, kudaraskan kalimat itu). Sehelai rambut yg
jatuh dilantai pun tak bisa ditolerir, apalagi meja atau perbotan yg bila di
pegang terasa berdebu, walaupun pekerjaan itu baru kemarin kulakuan. Aku selalu
bertanya dalam batinku, apa yang tante harapkan dariku??? Karena aku hanyalah
anak remaja yang berusia 14 tahun, pedih sekali batinku ini.Setiap hari aku
harus melakukan pekerjaan ibu rumah tangga, sungguh sakit batin ini. Yang lebih
parahnya lagi ketika aku tidak bertahan dan betah dengan situasi itu, aku
akhirnya memutuskan utk menceritakan kondisiku ke oma, tentunya tak semua hal
dan yg paling penting bagiku adalah tdak membuat tante terluka diposisinya.
Hingga oma memutuskan utk mengirimkan pembantu. Tapi, itu justru menjadi
malapetaka bagiku. Pembantu itu justru membuat hal yg diluar kewajaran dan
sangat aneh. Tapi tidak akan kuuraikan, karena sangat buruk sekali. Yang jelas
dia menyebabkan perselisihanku dengan tante terjadi, hingga akhirnya aku
memutuskan kabur bersamanya di rumah sebuah keluarga. Pelarian itu tak'
berlangsung lama, karena ketika tante berpulang dari singapur, ia mencariku ke
sekolah dan melaporkan semua hal buruk kepada pihak sekolah hingga mereka
mendesakku untuk kembali ke rumah tante. Karena diancam oleh pihak sekolah utk
tdak mengikuti UN, maka akupun mengikuti kehendak tante untuk pulang bersamanya
ke rumah.
Tapi, apa yg kudapat kerika aku berada di depan rumah aku
dipukul olehnya hingga babak belur dan biru-biru wajahku (memar dan lebam).
Para tetangga membujukku untuk melaporkan tante ke kantor polisi dengan membawa
bukti luka2 itu, tapi aku tak'tega pada tante. Akhirnya akupun kabur ketika aku
lulus ujian.
Ada pepatah yang mengatakan keluar dari mulut harimau masuk ke
dalam mulut singa. Itulah kehidupanku saat ini. Lepas dari tante, aku tinggal
bersama keluarga yang sangat ramah dimataku, mereka baik dan sangat perhatian.
Tapi ternyata itu hanyalah kamuflase saja. Hanya beberapa bulan bersama mereka
dengan segala kebaikan dlam skenario, aku kemudian mengalami penyiksaan batin.
Lebih pedih dan sakit dari sebelumnya. Awalanya aku hanya
mencuci bajuku ditambah dengan pakaian om dan tante, tapi selanjutnya aku harus
mencuci dan meyetrika sembilan (9) orang penghuni rumah itu. Membersihkan
piring kotor, rumah, menyiapkan makanan dan segalanya. Hingga pada saat sekolah
aku justru tidak berkonsentrasi. Disekolah adalah satu2nya tempat aku
beristirahat dari pekerjaan rumah tangga itu.Kadang aku tertidur, kadang aku
memikirkan; sebentar pulang kerumah apa yang harus aku kerjakan??? Pusing dan
lelah. Sunggu sangat sakit. Di rumah itu, aku seperti manusia tak dianggap. Aku
ada hanya ketika mereka butuhkan, tapi setelah itu, aku bagai sampah yang
berserakan dan tak layak untuk dipandangi. Hem, sungguh pedih dan tersiksa
batinku. Yang lebih menyakitkan lagi, saat aku jatuh sakit. Aku tak bisa
berbuat apa2 hingga harus dilarikan ke RSUD dan ketika pulang kerumah untuk
beristirahat, aku justru disindir dengan kata2; "untuk apa menampung orang
penyakitan yang tidak berguna, menyusahkan saja sih". Oh Tuhan, apa
kesalahan dalam hidupku, hingga harus mengalami semua ini???
Huft, ceritanya masih sangat panjang....
Tapi aku harus mengakhiri semuanya di bagian ini....
Pasti kalian semua'kan bertanya-tanya, bagaimana akhir dari kisah ini???
Akupun belum bisa mengatakannya, karena ini masih dalam proses perjalanan
hidupku. Saat menceritakan kisah ini ,dihari ini, aku sedang melakukan suatu
perjuangan hidup, untuk langkah yg lebih baik lagi. Ku harap keputusanku benar.
Tapi langkah itu akan kuceritakan nanti.
Setidaknya aku hanya mau menyampaikan kepada kalian, bahwa saat ini
usiaku 15 tahun dan aku tidak menyerah dengan keadaanku ini, justru itu
kukatakan aku sedang berjuang karena proses hidupku ini belum berakhir dan aku
masih harus belajar banyak lagi dalam kehidupan ini, sehingga dapat menjadi
remaja yang berhasil.
Doa ku:
Tuhan, bantulah aku dalam proses hidupku ini, tuk menjadi anak yang kuat
menghadapi segala cobaan ini.
Berilah kekuatan rohMu dan kuatkanlah Iman, Cnta dan Pengharapanku
terhadap Engkau Tuhan, hingga mampu kuhadapi semua ini.
Terlebih lagi,
aku tak ingin mengulang kesalahan yang sama, yang telah diperbuat oleh
orang tuaku, maupun orang2 yg telah mengadiliku secara sepihak.
Dan berkatilah mereka didalam naungan kasihMu, agar mereka dapat kembali
kejalanMu.
Amin.
Demikian, kisah dari sahabat ku' "Mala"
"Mala", terimakasih banyak telah berbagi kepada kami
tentang kisah hidupmu, semoga sahabat2 lain juga tetap berjuang seperti kamu.
Karena kehidupan ini tidak indah rasanya tanpa perjuangan dan
tantangan. Justru, kita seharusnya bersyukur kepada Tuhan, karena diberikan
cobaan untuk tetap menjadi pribadi yang kuat. Sehingga ketika mengalami
masalah, kita sadar bahwa kesulitan yang lalu telah kita lalui...Maka, jangan
menyerah utk kesulitan yang baru menghampiri kita... So, remaja muda, terus
berjuang untuk kehidupan dan masa depanmu, dimulai dari sekarang.... Keep going
on!!!!
Adik "Mala" sayang baca di sini http://www.merryriana.com,
web ini dapat menginspirasikan kamu untuk terus dan tetap berjuang....