Saturday, January 30, 2016

BAHAGIA



Bahagia adalah ketika kita berjuang menolong sesama yang membutuhkan,

Bahagia adalah ketika tak ada lagi harapan yang membuatmu kehilangan arah, 
namun kamu tetap berjuang,

Bahagia adalah saat dimana kamu terpojokkan, namun kamu tetap berusaha bertahan,

Bahagia adalah ketika disekelilingmu penuh dengan kepahitan dan kepedihan, namun kamu memberikan penawar dahaga yang mengobati semua duri itu,

 
Bahagia adalah pencapaian dari perjuangan dan pengorbanan yang membuatmu menjadi kokoh dan teguh, Hingga membuatmu mencapai akhir dari proses perajalanan mu,

Dan bahagia adalah akhir dari semua luka dan tangisan untuk rasa yang kau syukuri dan menjadikanmu sebagai pribadi bijak.


Salam Bahagia,

Monday, January 18, 2016

“Jika Aku Bisa, Kamu Juga Bisa”



Aku bersemangat lagi dalam keadaan yang terpuruk. Bukan karena aku orang yang bersemangat tapi aku sadar bahwa aku rugi jika menyia-nyiakan waktu dan impianku pada keadaan yang menguras diriku untuk tidak maju dan berjuang.

Jika, pesona alam mampu menaklukkan jiwa yang bersedih, maka jiwaku dapat lebih dari itu. Terlalu banyak cinta dan keindahan alam yang Tuhan berikan padaku hingga aku bodoh jika menyia-nyiakan semua itu walau hanya untuk sekejap saja.


Lihatlah begitu sejuk alam ini tuk dinikmati, dengan dedaunan yang bergoyang-goyang disertai tarian angin dan rasakan lah hawa kawah yang menyejukkan hati yang larut dalam kesedihan. Ia memulihkan jiwa yang terlalu bodoh hidup dalam keterpurukan dan menyesali semua hal yang tak dapat dirubah.
Mungkin kita adalah sosok yang sulit bangkit dari luka, kekecewaan, dan sakit hati karena ditinggalkan oleh orang yang menjadi penyangga hidup kita. Namun, kita adalah jiwa yang hidup, yang tetap masih memiliki harapan dan masa depan. Jangan katakan bahwa kamu terlalu tua untuk memikirkan itu, atau kamu berpikir bahwa tak ada kesempatan lagi karena waktu yang kamu habiskan dengan sosok misteri itu telah menyedot perhatianmu hingga waktu mu habis untuk semua itu.

 Lihatlah nafasmu, rasakan lah degupan jantungmu, kamu jiwa yang hidup, tidak peduli seberapa besar masalah dan cobaan yang menerpa mu. Kamu masih bisa menaklukkan semuanya. Kamu hanya perlu berhenti sejenak dan menyadari bahwa kamu sangat kuat untuk menghadapi semua itu.
Jika sang cacat masih dapat menaklukkan dunia ini dengan prestasi yang mereka torehkan, lalu mengapa kamu yang diberkati oleh Tuhan dengan segala kemampuan dan kelebihanmu, tak mampu lebih baik dari sosok itu?

Ingatlah, jika Tuhan mengijinkan mu mengalami semua masalah ini, maka kamu adalah sosok yang Ia andalkan, karena Ia tak kan pernah menguji manusia diluar batas kemampuan.
Kamu adalah jiwa yang terlalu hebat untuk tidak maju, kamu adalah pribadi yang luarbiasa. Jika itu sulit, maka bebaskanlah dirimu dari rasa sakit yang menderamu. Tak ada gunanya meratapi semua itu. Karena, kamu terlalu baik untuk hal itu. Berjuanglah untuk mengikhlaskan semua yang kamu alami. Dan bertekadlah untuk kehidupan yang lebih baik dari apa yang kamu alami. Dan belajarlah dari rasa sakit dari proses yang telah kamu lalui. Maka, jika suatu hari nanti, kamu gagal dan terpuruk lagi, kamu dapat mengingat bahwa kamu jauh lebih kuat dari yang kamu pikirkan.

Salam,
Tuhan berkati langkah hidup mu,
Amin.

Kehidupan Apa yang Kita Impikan



Ada apa dengan pribadi kita, sesekali tersulut emosi laksana bara api dan mentari yang membakar tubuh dan jiwa kita. Lalu sesekali redup dengan deraian hujan dan angin yang membasahi raga kita laksana jiwa yang gersang dan haus akan dahaga hidup. Kehidupan apa yang kita impikan, ketika jiwa terbakar emosi dan mengusai akal sehat kita, hingga nalar dan logika dapat dikalahkan. Hingga tak ada tempat untuk kasih sayang dan damai.
Kehidupan apa yang kita impikan, ketika kata-kata yang kita ucapkan baik secara tersirat dan tersurat menyulutkan jiwa profokasi yang siap mengadu domba siapa saja. Bahkan untuk mencapai keinginan yang penuh dengan ambisi dan keangkuhan kita lupa menempatkan damau dan sukacita terhadap sesama.
Kehidupan apa yang kita impikan ketika keserakahan mengundang kita untuk bertindak curang dengan situasi yang menguntungkan, lalu dengan seenaknya kita dapat melemparkan kesalahan kepada pihak lain yang secara sengaja telah kita buat.
Kehidupan apa yang kita impikan ketika tindakan kita tak sesuai dengan kata-kata yang kita ucapkan. Ketika pribadi kita memberikan inspirasi kepada jiwa muda untuk bertindak yang brutal dan kriminal. Apa yang kita nantikan dengan praktik-prakti politik yang tidak sehat.
Kehidupan apa yang kita impikan ketika kebenaran telah kita ubah menjadi paket yang bersalah, dan kesalahan serta kebohongan yang secara sengaja dan tidak sengaja kita ciptakan telah kita kemas menjadi suatu kebenaran.
 Apa yang kita impikan dari kehidupan yang dengan sengaja telah kita bentuk untuk melawan setiap kritik yang baik terhadap diri kita, tetapi karena keangkuhan dan keegoisan kita menyulutkan jiwa untuk melenyapkan kritik yang baik itu, karena kita lebih memilih untuk diterima dari pada menerima sesuatu yang lebih baik. Karena kita lebih merasa terhina dan terancam ketika kebaikan menyapa kita.
Kehidupan apa yang kita impikan, ketika kita lebih memilih egoisme, ambisi, kemunafikan dan keserakahan dalam kehidupan yang kita ciptakan sendiri. Kita bisa saja menyangsikan bahwa itu adalah hak saya untuk bertindak menjadi pribadi yang kuat dan tidak mudah diremehkan, tetapi pernahkah kita memberikan sedikit waktu dan ruang bagi jiwa kita untuk merefleksikan diri kita, pribadi apakah kita ini? Ataukah kita terlalu angkuh terhadap diri kita sendiri, bahkan kita sendiri rela berkorban menipu diri kita bahwa kita adalah sosok yang benar dan semua orang yang menentang kita adalah pribadi yang salah dan bodoh yang tidak lebih dari hama dan benalu dalam kehidupan kita. Sepicik itukah pikiran kita, atau kebaikan apakah yang telah kita lakukan sepanjang nafas kita berhembus. 
Jika sulit untuk berbagi terhadap orang lain, lihatlah penguasa alam ini, telah adilkah kita kepada alam ini? Hingga kita berpose dan menikmati dia, tanpa kita membalas nikmat yang telah kita ambil darinya. Ataukah kita sangat sibuk membuat kebahagiaan kita sendiri dengan menebang pohon-pohon yang ada tanpa memperhitungkan ekosistem alam? Seperti pepatah bijak “jangan tanyakan apa yang negri ini atau alam ini atau oragnanisasi ini telah berikan kepadaku, tapi tanyakanlah apa yang telah kuberikan padanya”
Salam,

Wednesday, January 06, 2016

Cinta dan Tony


Entah harus dari mana aku memulai cerita ini. Diam saja tentu tak cukup menjelaskan apa yang tengah aku hadapi. Ada suara yang mendesahku tuk menghilang dan melenyapkan bayangan juga jejak kakiku, tapi suara lain bermuncculan seolah mengatakan padaku, bahwa itu bukan tindakan yang terpuji. Aku, membaringkan tubuhku sejenak, dengan tiupan angin yang sepoi-sepoi menghantarkan lamunanku pada alam bawah sadarku.

Cinta, -tony memanggilku dari seberang jalan-. Aku tertegun menatap wajahnya, mengapa ia penuh dengan pesona bahagia, desirku dalam hati dan pikiran. Bukannya kemarin kutinggalkan dia dengan penuh luka dan tangis?.

Tony adalah sosok sahabat yang tak pernah kenal lelah untuk selalu mendampingiku dalam segala hal. Sekalipun aku mengalami masalah yang sangat serius dan hampir tak masuk akal aku selesaikan. Ia adalah pahlawan dan sahabatku. Namun, kemarin ia membuat kesalahan besar, aku bukanlah orang yang mudah jatuh cinta, akupun bukanlah wanita yang dapat jatuh cinta dengan mudah terhadap sahabatku sendiri. Aku adalah cinta, seperti namaku, aku memiliki cinta untuk siapa saja, maka kebaikan hatiku tidak kubatasi pada orang-orang tertentu. Cintaku tulus, dan jika aku mencintai sosok yang berbeda sebagai lawan jenisku, maka sosok itu bukanlah teman, sahabat dan keluargaku. Tapi sosok itu dapat menjadi teman, sahabat dan keluargaku.

Kesalahan yang dibuat tony adalah dengan memintaku menjadi pacarnya. Dan itu sangat buat aku kecewa dan terpukul. Sehingga pertemuan kami terakhir di malam kemarin membuatku harus mengeluarkan semua amarah, kekesalan dan emosiku. Aku pun tak sadar, kata-kata apa yang telah kutorehkan padanya. Aku pikir Tony tak’kan menemuiku lagi, tapi sore ini dia datang dengan wajah berseri dan berbinar-binar. Aku pun bertanya dalam hatiku, mengapa ia masih mau datang ke padaku, bukankah aku telah membuatnya malu? –tanyaku penuh kegelisahan.

Tony membuyarkan lamunan ku, apa yang kamu lakukan manyun? (manyun adalah nama sapaanku bagi sahabat ku itu) Aku ganteng yah jadi memandangku seperti itu?. Kamu ganteng?, ia ganteng sebagai sahabat ku yang terhebat. Tapi, ton, kamu kenapa? Kenapa apa, kamu pikir kata-katamu kemarin merusak persahabatan kita? (jawab tomy sambil bertanya). Tidak lah, kemarin itu adalah tindakan ku memberanikan diri untuk mengutarakan isi hatiku sebagai seorang lelaki yang tertarik dan suka padamu, bukan sebagai seorang sahabat. Aku adalah Tony satu-satunya sahabatmu yang pantang menyerah, hehehe... (jawab Tony dengan penuh kelegaan). Aku bingung tapi, aku tetap bahagia, karena itu artinya sahabatku tidak akan mati dengan tindakan konyolnya itu. Aku memeluknya dan mengucapkan terimakasih, tanpa sadar aku telah membuat diriku konyol dengan tindakan ku itu.

Tony kemudian mengajakku pergi ke warung Es Tersanjung yang menjadi tempat faforit kami bercurah pendapat. Dalam perjalanan, kami telah melupakan kekonyolan dan emosi di hari kemarin. Tiba saat di warung es, ia segera memesan 2 porsi kesukaan kami berdua, aku dengan es pisang ijo dan dia dengan es campur. Menikmati minuman yang sejuk dan nikmat tersebut, membuat kami kemudian hanyut dalam curahan pendapat. Tony memberikan penjelasan mengapa dengan mudah ia melupakan perasaan kecewa dan sakit hatinya ditolak oleh diriku sebagai sosok yang ia puja, kagumi dan sukai.

Pelajaran baru bagiku di hari ini, bahwa kedewasaan perasaan dan cara berpikir dapat mematangkan sebuah hubungan, tanpa merusak relasi yang ada. Tony mengajarkan padaku bahwa mengungkapkan kebenaran adalah hal yang harus ia lakukan, bahwa ternya sebagai sosok pria ia mencintai dan menyukai sahabatnya sendiri sebagai sosok lawan jenis. Dan ia tidak menyalahkan tindakanku padanya, bahwa aku telah jujur, jika aku hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat bahkan sebagai saudara baginya, dan itu hak ku bahwa aku tak dapat membalas perasaannya. Aku merasa legah, tapi aku tetap bertanya-tanya mengapa dengan mudah ia tetap mencintaiku sebagai sahabat. Jawabannya singkat dan simple, bahwa aku menempatkan dia lebih dari posisi sahabat dan pacar yaitu saudara laki-laki. Sehingga, dia justru harus merubah perasaan mencintaiku dari sosok wanita lawan jenisnya menjadi sosok saudara perempuan yang sangat ia cintai. Sungguh dalam sekali maknanya bagiku. Aku berharap persaudaraan ini tak kan usang oleh waktu, dia adalah sahabat terindah yang Tuhan berikan padaku, melebihi yang aku bayangkan. Betapa dewasanya ia sebagai seorang lelaki dalam usia kami yang masih bertumbuh ini. Aku mungkin bahkan akan sulit menemui sosoknya dalam perjalanan cintaku mencari pangeran hatiku. Tapi itulah perasaan ku, bahwa aku adalah sosok yang hanya percaya pada cinta pada pandangan pertama.


Salam,
Chichi Betaubun #RJH

Nilai Seseorang!

Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...