Saturday, December 12, 2020

Sepi Beradu Rindu




Pergi dalam sepi,
Menanti dalam sunyi,
Pusara rindu menutup hati,
Mengucap tiada- 
pada jiwa yang menanti,

Pecinta sejati mencari cara tuk mengobati rasa,
Namun duka kan selalu hadir menyapa,

Pada hati yang mengobati rasa hilang,
Merajut kisah sehati tak mungkin sekejap gemilang,
Pada jiwa yang mengisi rasa kosong,
Merangkai pedih tak mesti mengobral status bujang,

Berhentilah mencari cara mengobati rasa rindu,
Karena waktu kan hadir tuk memandu,
Demikian jiwa kan sadar tuk berhenti ber-madu,
Karena paham rasa cinta bukan tuk di adu...

Sunday, December 06, 2020

Berdukalah Ketika Waktunya Tiba, Dan Bangkitlah Ketika Sudah Cukup Kuat Bagimu

Dedikasi tulissn untuk Alm. Ayah Bert Hagendoorn, OG
inspirasi tulisan & foto:
alm. Ayah Bert Hagendoorn, OFM

Suatu saat ketika hari menjadi benar-benar gelap. Padahal waktu masih menunjukkan siang hari. Semua peristiwa di jalan menjadi terlihat kacau dan berantakan karena kepanikan yang melanda saat cuaca menjadi lebih ekstrim... Banyak diantara para pedagang kaki lima kemudian bergegas menutup jualan mereka dan mencari jalan pulang ke rumah. Sedangkan toko-toko yang berjejer bak benteng jalanan menjadi lebih teratur dan kemudian mulai terlihat sepi. Begitupun setiap orang yang sadar bahwa mereka tak lebih aman jika menyusuri kota tersebut dengan kabut yang mulai tak menentu dikendalikan. Manusia pada dasarnya menjadi lebih sadar ketika mendapati dirinya terancam.

Kita pun dalam hidup, sering menjadi panik dan tak mampu mengendalikan diri ketika polemik hidup hadir menyapa kita. Tanpa kita sadari, setiap jiwa sesungguhnya memiliki waktu untuk mengalami dan menjalani bahkan menikmati peristiwa yang kemudian hadir. Baik ketika direncanakan maupun tidak. 

Hal yang paling berat dalam proses hidup yang kita jalani adalah kehilangan orang yang sangat berarti. Dengan kata lain mengalami peristiwa kedukaan. Banyak orang bahkan beberapa orang biasanya menjadi frustasi atau bahkan kehilangan gairah hidup ketika mengalami hal itu. Yang lainnya mampu mengendalikan diri dan berdamai dengan situasi dan keadaan yang dialami itu. Hidup sungguh sebuah misteri. Setiap hari yang kita lalui akan menjadi kejutan, karena beberapa hal yang tidak direncanakan kemudian terjadi. Dampaknya dapat membuat sedih ataupun sebaliknya.

Kedukaan dalam kehidupan seseorang tak bisa dihindari. Karena tak ada satupun orang di dunia yang tidak hidup dari rasa cinta. Sehingga ketika ditinggalkan karena kematian, orang lebih cendrung untuk bereaksi sedih dan kesedihan itu sangat mendalam.  Dan, sadarilah, bahwa hal itu manusiawi dan bahwa diri membutuhkan perjalanan kedukaan itu. Maka 'Berduka lah Ketika Waktunya Tiba'. Artinya hiduplah dalam peristiwa itu dan maknai sebagaimana duka itu menjadi lebih berarti untuk memantapkan diri menjadi lebih baik.

Namun, hidup dalam kedukaan begitu saja adalah sebuah kesalahan fatal. Karena justru dapat memicu seseorang untuk lebih larut dalam kesedihannya dan kemudian menjadi lebih mundur dalam kualitas hidupnya, bahkan dapat frustasi. Maka, bangkitlah ketika waktunya sudah cukup untuk tidak lagi meratapi kesedihan itu. Karena kedukaan dapat menjadi momen berharga untuk memantapkan diri lebih berkualitas, selama kita ingin dan dapat menempatkan diri pada posisi positif. Dengan demikian mereka yang mendahului kita, yang menghadap Sang Ilahi dan yang menjadi alasan atas kedukaan kita dapat menjadi lebih bahagia dan tenang atas pilihan hidup yang kita tentukan setelah kepergian mereka.


Salam Hangat,

🙏💕

Saturday, November 28, 2020

Gadis Remaja Yang Langka

Beberapa hari lalu, saya bertemu dengan seorang gadis cantik yang telah lama tak saya jumpai. Kecantikan dirinya bukan saja terpampang dari parasnya, tetapi juga dari tutur kata dan lakunya. Kami bercerita dipinggiran jalan, tentang bagaimana perkembangan dirinya. Dia sangat antusias mengekspresikan diri. Berbagai hal yang telah dan sedang dia lakukan dibagikannya kepada saya... Saya merasa sangat bangga n kagum akan dia. Remaja yang kini mulai terlihat jelas kepribadian n karakter dirinya.

Sesekali dia menanyakan pendapat saya, bagaimana tanggapan saya terkait peristiwa yang dia alami. Ada juga moment dimana dia menegaskan bahwa nasehat yang dulu saya salurkan melalui candaan n cerita serius dibuktikannya dalam perjalanan dia secara pribadi. Namun, sekali lagi dia bukan saja gadis yang pintar tapi juga kritis menanggapi berbagai hal. Termasuk apa yang dia alami hanyalah proses perjalanan, bahwa dirinya masih terlalu muda untuk mengambil kesimpulan tentang kehidupan. Tapi yang paling saya suka dan semakin terpesona oleh dirinya adalah bahwa dia tidak pernah berpikir sudah cukup hebat dan pintar. Dia justru berpikir bagaimana bisa lebih menggali diri untuk lebih bermanfaat daripada hanya untuk mencari pamor n kepopuleran diri.

Berbeda dengan anak-anak remaja dimasa kini. Dia sangat bijaksana menggunakan media sosial n Hp. Baginya segala sesuatu yang dikerjakan harus ada takaran. Maka, sebuah prioritas tetap harus didahulukan. Namun bukan berarti dia pribadi yang kaku dan dingin. Dengan kepadatan waktunya dia mampu mengalokasikan waktu untuk pribadinya. Dia pun tak ketinggalan jaman jika sedang membahas tentang trending goyang tik-tok yang sedang meradang. Hahaha, tak seperti diriku, yang kehilangan akal jika membahas tentang branding barang atau hal semacamnya... Wkwkwkkk 

Hal yang buat saya tercengang adalah dia memutuskan untuk berkompetisi dengan diri sendiri. Ketika saya tanya mengapa?. Dia menjawab bahwa dia tak ingin mendapatkan nilai sekolah yang tinggi tanpa kedisiplinan diri dan ketidakadilan pada dirinya. Katanya begini: Kak'Chi, saya harus menerapkan konsep belajar seperti disekolah. Kalau saya lengah saya akan tergeser sendiri oleh kemalasan saya. Dan saya tidak terbiasa untuk menyerah. Makanya saya harus berjuang. Lagipula nih kak, pelajaran dan ujian yang saya alami ini akan menjadi bekal saya di tingkatan berikutnya. Kk bayangkan saja, saya target masuk SMP di sekolah bergengsi dengan standard Internasional, jika saya tidak memotivasi diri saya, bagaimana bisa saya masuk sekolah itu? Bukan itu saja kak, saya yakin pendidikan sekarang yang disebut dasar adalah bagian untuk saya memantapkan perkembangan tingkatan pendidikan berikutnya. Jadi kk doakan semoga saya bisa konsisten dan konsekuen dengan keputusan ini. Karena memang tidak mudah sekali. Tapi saya mau berjuang untuk diri saya. Kan, kelak orang tua saya akan tua dan kemudian tak bisa lagi menghasilkan, jadi bagaimana saya kedepan mempersiapkan ini kak. Sama seperti nasehat-nasehat kakak sebelumnya. Bukan begitu? -tutupnya. Kamipun berdua tertawa terbahak-bahak karena bahagia. 

Saya sangat bangga pada dirinya. Dia memang anak yang langka di jaman sekarang. Bahkan berbeda dengan anak-anak murid saya kebanyakan.

Well, membahas berbagai hal sangat menarik sekali bagi kami. Apalagi bisa saling bertukar pikiran dan mengisi informasi satu sama lain. Namun, hari semakin larut kami harus menutup pembicaraan tersebut dengan menjadwalkan pertemuan kami berikutnya. Karena ada beberapa hal yang harus kami diskusikan dengan lebih tenang dan nyaman. 

Kami pun menutup pembicaraan tersebut dengan mengabadikan momen itu. -tapi maaf foto tidak untuk dibagikan- 


Terimakasih,

🙏




Tuesday, November 24, 2020

Kisah Kita




Tiada resah dalam sepakat,

Menyatu kita merajut hasrat,

Saat tepat kita berpamit,

Walau harus merasakan sakit,


Mungkin memang suratan takdir,

Membiarkan jiwa hanyut melebur,

Sudah usai kita berkelakar,

Kisah ini biarlah terkubur...


Sunday, October 11, 2020

Sukacita Tuhan



Tuhan memberi dengan penuh kebahagiaan,
Dalam setiap tantangan yang terasa menakutkan,
Meski terkadang pandangan menyesatkan,
Dan hati mencari pembelaan,
Namun Ia tau cara yang tepat tuk menenangkan,

Pertolongan Nya, tak pernah lebih cepat,
Tidak juga lebih terlambat,
Ia selalu tepat pada waktuNya,

Keindahan CintaNya,
Tak mampu dilukiskan oleh sejuta kebahagiaan dunia,
Tidak juga dengan limpahan syair dan kata,
Melainkan pada jiwa yang tahu bagaimana caranya bersukacita,


Saturday, October 10, 2020

"Kasih Setia Mu, Ya Tuhan"



Seringkali ku terjatuh ya Tuhan,

Dalam lembah kekelaman,

Membuatku berpaling dari kesetiaan,

Akan cinta yang kau hadiahkan,


Namun oleh kasih Mu, ya Tuhan,

tak pernah sedikit pun 

kau berpaling dan tinggalkan ku,


Walau langit mendung sedang berduka,

Bahkan hujan pun menggenapi luka,

Ribuan pemuja menyudahi setia,

Sedang Engkau menanti aku dengan cinta,


Walau berjuta cara iblis menghancurkan ku,

Engkau selalu berjuang menyelamatkan ku,

Itulah kasih setia Mu ya Tuhan' ku,

Yang tak pernah lelah menanti pertobatan ku,


Friday, October 09, 2020

Membatin





Riuh musik,

sorak-sorai jiwa berkumandang,

Mendendangkan semua alunan dunia,

Kau titip emosi kesenangan tuk lari dari ratapan virus...


Padahal telah kau dengar seruan tuk memisahkan jarak diantara kesenangan diri dan komunikasi pribadi,

Namun kau memilih tuli dan membisu...


Ada apa denganmu,

Jiwa yang haus hiburankah?


Atau roh yang kehilangan arah kebahagiaan...


Padahal bahagia tercipta dari jiwa itu sendiri,

Namun kau lebih memilih mendendangkan kekhawatiran yang menarik semua jiwa tuk bersorak Sorai,


Sungguh tak mudah dipahami,

Engkau memilih diam dalam tipu daya yang kau cipta...

Mengundang setiap jiwa tuk mendeklarasikan kematian dalam riuh ketidakpedulian...


Sedih menyeduh kisah malam ini...


Aku membatin...

Tuesday, October 06, 2020

"Teruntuk Hati - Bebaskanlah Diri"



Teruntuk hati yang gelisah

Berbicaralah kepada diri tuk teguh,

Katakanlah pada pikiran tuk terasah,

Mampukanlah jiwa tuk menyudah,

Karena gundah hanya hadir tuk menyiksa...


Teruntuk hati yang merana,

Bebaskanlah diri dari rasa,

Katakanlah pada pikiran tuk menghapus cerita,

Ijinkanlah jiwa tuk membebaskan raga,

Karena keterpurukan cinta yang hadir bukanlah cinta yang sejati...


Teruntuk kita yang mengalaminya,

Berpikirlah sejenak tuk menata jiwa,

Cinta sejati kan mencinta tanpa kata,

Bukan kesesatan yang menghadirkan kecewa,

Dan ini...

Ingatlah ini,

Semua yang terjadi telah Tuhan ijinkan terjadi,

Karena peristiwa itu membentuk kita menjadi pribadi,

Yang kan lebih peka dan mengerti akan sebuah arti,

Bahwa kekecewaan adalah bagian dari ekspetasi cinta yang berlebihan... 

Maka bebaskanlah diri dari harapan meninggi,

Tentang apapun rasa yang nanti kan dijalani...

Semoga sukses mendewasakan diri 

jadi bagian utama memantaskan pribadi

Tuk menemukan pelabuhan terakhir perjalanan cinta yang abadi...


Amen,

Salam,


Saturday, October 03, 2020

Kita Lebih Dari Sebuah Rasa Sekedar


Ada sekian moment yang menghantarkan perjumpaan,
Bahkan memberi kekuatan dan menyatukan,

Ada sejuta lembaran kisah yang kita tuliskan,

Bahkan lebih diantara memori yang kini tersimpan,

Ada sekian ribuan cara yang mempersatukan,
Walau sekian drama memporak-porandakan batin,

Ada sekian persahabatan yang memberi kebahagiaan,
Namun tak semua menyejukkan,

Kita membuka diri... tanpa ada jeda yang menyekat kekhawatiran,
Karena kita memberi dengan ketulusan...

Kita tak pernah takut... tuk terlihat salah dan memalukan,
Karena kita mencintai dengan kesederhanaan, bukan dengan kemunafikan.....

Salam,

Wednesday, September 16, 2020

Krisis Diri



Setiap hari ku temui resah dalam ketakutan diri, melewati gejolak yang aku sendiri tak memahami. 

Setiap rintihan hujan semakin memperkokoh kebekuan hati, menyelami diri, menelusuri emosi, entah apa yang terjadi.

Sulit kutemui, menerobos dinding hari, mencari duri, melepaskan kepincangan ini. Tetap saja sulit ku dapati.

Mungkin beginilah rasanya kehilangan jati diri. Semua dunia harus ku arungi. Walau terpaan gelisah mematahkan prasasti. Butuh waktu tuk mengungkapkan misteri.


Sunday, September 13, 2020

"Mama-Aku Rindu"

Dok & Inspirasi: Maria Yanubi


Tersesat kini dalam temaram ketiadaan. 
Melepas mu adalah hal tersulit yang harus kulakukan. 
Telah kucoba mengikhlaskan. 
Namun, semakin ku coba 
semakin kuat rasa penyesalan 
dan ketiadaan menyesatkan. 

Bagaimana bisa ku lakukan ini dengan sekali helaan nafas? 
Jika, sekali menghembuskannya saja wajahmu menyapa.

Ah, aku tahu ini salah, 
bahwa kepergian mu menjadikan ku lemah, 
namun bagaimana lagi dapat ku tutupi semua rasa sedih? 
Bila kenyataannya justru kita terpisah...

Bila saja dapat ku tahan semua kejadian itu, 
ingin sekali ragaku mengantikan tempatmu, 
agar jiwa keluarga tetap menyatu, 
karena ternyata lebih sakit ditinggalkan olehmu, 
daripada tersakiti oleh ribuan peristiwa halu,

Mama.....
Aku Merindu...

Friday, September 11, 2020

Berlalu






Kini, 
musim kemarau sedang bertamu, 
tak tau kemana diri mu pergi menjamu? 
Padahal, 
telah ku jelajah pelosok musim berlalu. 
Namun, 
tak jua bertemu dengan mu. 
Mungkinkah kamu lupa, 
dimana tempat beradu? 
Walau ku harap rindu untuk ku 
janganlah berlalu....

Wednesday, September 09, 2020

Rasa Terpendam







Pergi dalam sepi,
Menanti dalam riuh kecemasan,
Pelipur lara meyayat nadi,
Menyesah kebimbangan,

Bahwa ia tak mampu menahan diri,
Akan rona dari senyuman mungil di pipi,
Yang membakar jiwa dalam kabut sunyi,
Hingga api cinta pun bergelora di hati...

Kelak,
Bila suntuk merajai hari dan waktu,
Didendangkan nya kenangan indah paras mu,
Agar senyum berpadu rindu,
Terobati lah rasa ingin itu,
Walau hanya tuk memujamu,
Ku pendam rasa ini....

Tuesday, September 08, 2020

Hilang





Denyut nadi seakan terhenti,
Saat kepergian menjadi nyata didedapan mata,
Dengan segala cara telah ku coba menyudahi,
Sang pujaan hati telah menutup kisahnya...

Hilang,
Bak ditelan gulungan ombak raksasa,
Ia yang kucinta mengakhiri pertandingannya,

Hilang,
Jiwaku menyepi,
Separuh jiwa telah terkubur bersama jasadnya,

Hilang,
Aku menangis...
Baru kusadari arti kehilangan yang sesungguhnya,

Hilang,
Kusesali,
Kepekaan ku tak tajam menembus semua ragu kepergian mu,

Hilang,
Harus kurelakan,
Sujud doa pada Sang Kuasa adalah caraku membunuh rindu untuk mu...

Tenanglah Disana,
Aku mengikhlaskan mu 🙏

Kenangan

Dokumen pribadi


Berangkas peristiwa dalam senyum sukacita,

Merekah bahagia dalam prasasti gambar dan ingatan,

Terselip jutaan tawa n tangis dalam gulungan kisah,

Tentang diri dan kawanan jiwa yang melukiskan potret lalu...

Terkadang indah tuk diceritakan,

Sesekali tangis memecah bila menyenggol luka yang tak kunjung kering...

Namun menjadi abadi dalam ingatan setiap jiwa yang mendambanya...

Kenang lah kenangan hanya tuk dikenang...

Apakah itu Cinta?






Waktu yang bergulir terus mengajarkan kita tentang kehidupan ini. Disaat kita berpikir bahwa kita telah memahami tentang arti hidup, tiba-tiba ada peristiwa yang mengajarkan kita bahwa hidup tak sesederhana yang kita pikirkan. 

Tentang perjuangan yang menguras pikiran dan tenaga. Tentang sebuah hubungan yang tadinya begitu berarti dan bahkan menjadi bagian dari hembusan nafas, tiba-tiba pergi dan menjadi asing. Tentang sebuah pencapaian yang terlihat seperti biasa saja walau sebelumya sangat dahsyat dibanggakan.

Ada ruang kosong yang kemudian coba kita lengkapi dengan cara menyibukkan diri. Namun sekali lagi, setelah semua yang dirasa telah dicapai kita masih merasa kurang. Ada apa sebenarnya?

Pernahkah kamu mengalaminya?

Apakah itu cinta yang kamu cari? Atau ada hal lain yang belum dapat kamu pahami. 

Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan seorang teman baru. Ia bercerita tentang indahnya kehidupan yang ia jalani. Lalu, ia bertanya padaku, bagaimana denganmu?

Aku menjawab semua baik-baik saja. Tidak ada sesuatu yang lebih dahsyat dari kerahasiaan hubungan ku dengan Tuhan. Ia kemudian menyambutnya dengan sangat antusias. Katanya: sebelum semua yang saya alami ini. Saya merasa sangat hampa dan kosong... Namun, ada suatu peristiwa yang kemudian membuat saya menyadari bahwa keintiman dengan Tuhan adalah bagian yang belum saya penuhi. 

Ia bercerita lagi dengan penuh antusias, dan tubuhku yang tadinya terasa lemas perlahan mendapat sedikit hembusan semangat. Saya kemudian mendengarkan nya dengan seksama....

Lanjutnya:

Saya saat itu terpuruk sekali. Karena setelah mencapai semua yang saya impikan n inginkan masih saja ada yang kurang. Kemudian ada saat dimana saya tertidur dan mendapati diri saya dijamah n dipeluk oleh Tuhan. KataNya, layanilah Aku dengan segenap hati dan jiwamu. Maka akan Ku. berikan kelegaan padamu tentang kekosongan yang hilang dari dirimu. Saya kemudian terbangun. Seperti yang kamu ketahui saya bukanlah orang religi (katanya padaku). Namun, setelah mimpi itu ada perasaan yang mempengaruhi hati n pikiran saya. Saya kemudian duduk dan berdoa: Tuhan terjadilah seturut kehendak mu dalam hidupku. Setelah itu saya pergi ke gereja tempat yang Tuhan tunjukkan di mimpi. Di sanalah semua kebangkitan diri kembali memuncak dan terisi. Selang setahun hingga 2 tahun pengabdian dengan sukacita, saya bertemu dengan wanita yang memberi warna pelengkap akan arti hidup saya. Dari sanalah saya kemudian menikmati apa yang Tuhan janjikan pada saya.

Ia kemudian menatapku, lalu berkata padaku: 'Yakinlah akan ada saatNya kamu mengalami hal yang dahsyat sebagaimana saya alami', bersabar lah dalam pengharapan karena waktu Tuhan pasti yang terbaik. Saya kemudian hanya tersenyum dan kemudian berlalu meninggalkan nya.

Dalam perjalanan pulang, saya bertanya dalam hati mengapa ia menceritakan semua hal itu padaku? Padahal kita bukanlah orang yang sangat dekat dan saling mengenal. Menurutmu bagaimana? Apakah ia adalah bagian dari perpanjangan Tuhan? Itukah yang dinamakan cinta? Cinta sang Ilahi...

Wednesday, August 19, 2020

Kugantungkan Harapku Pada-Nya


Dan aku telah melepaskan segala keraguan kemarin dan hari ini pada malam dan penciptaNya...

Pun dengan segala resah tentang hari esok....

Maka biarkanlah cita-cita dan impianku menjadi rahasiaNya...

Tak usah kau mencoba untuk memaksaku...

Jika ingin mendapati aku,

Maka berusahalah keras dalam laku dan doamu...

Karena aku pun telah menumpahkan segalanya pada Sang Pemilik Hidup...


Salam,

Monday, August 10, 2020

Ikhlas Melepas

Telah ku jalani ini bersamamu,

Telah ku habiskan waktu denganmu,

Telah ku rajut berbagai mimpi aku dan kamu,

Telah ku gantungkan semua kepadamu,

Namun ternyata itu tak menjamin kekekalan hubungan kita,

Telah kau putuskan tuk memulai yang baru,

Namun bukan denganku,

Dulu...

Dengan sungguh...

Kau titipkan pesan tuk tidak tinggalkanmu,

Namun kini,

Kau justru memintaku tuk tinggalkanmu,

Kini...

Ikhlas melepas mu adalah bagian yang harus ku selesaikan...

Kita adalah bagian yang telah selesai dilukis dalam kanvas kehidupan cinta yang berakhir ikhlas...


Semoga bahagia mengiringi setiap langkah keputusan mu.

Tuesday, June 30, 2020

Salah Menggengam


"loc: Rimba Papua Hotel - Kuala Kencana, Timika"

Pergi dalam sepi,
Menanti dalam riuh kebisuan,
Pelipur lara telah tersakiti,
Meninggalkan luka pada kenangan,

Pada setiap lorong ia torehkan,
Cerita bahagia dan sesaknya perjuangan,
Pada setiap jiwa ia mengumbar senyuman,
Cukup satu cinta ia perjuangkan,

Dalam dilema kemaksiatan hati,
Ia kembali berduaka atas sesatnya pikiran,
Desah nfasnya terhenti,
Ia ikhlaskan kesalahannya mengenggam kekeliruan,

Dilahirkannya lah memory luka,
Dosa dan sesal memandu penyesalan,
Ditiadakannya lah akal pikiran dan logika,
Derita kubur
pun menjadi pilihan.

Friday, May 22, 2020

Usailah Sudah - Hamba Ego



Jangan berlalu dan pergi,
Semua yang terlihat tak selalu nyata,
Jangan hadir dan menyudahi,
Semua yang kau temui selalu memiliki makna,

Karena kita bukanlah sosok sempurna,
Kita butuh jiwa pelengkap,
Karena kita bukanlah sang penguasa,
Kita butuh alasan tuk hidup,

Sudahilah perang keangkuhan,
Kadang kita hanya menghamba,
Sudahilah sulut keserakahan,
Kadang kita hanya enggan tuk mengatakan ya,

Usailah sudah,
Jika tenang yang kita cari,
Karena emosi dan ego hanyalah sampah,
Dari jiwa yang kehilangan jati diti...

Wednesday, May 20, 2020

"Kekuatan Tersembunyi"

Sudah 1 bulan lamanya,  usai pulang dari misi kegiatan... saya terpenjara dalam rumah. Ini saya lakukan sebagai bentuk tanggapan saya terhadap himbauan pemerintah. Walau dapat dikatakan, sebelum Mimika gempar dengan penemuan kasus baru, saya sudah lebih dulu mengambil tindakan preventive. Salah satunya dengan mengisolasi diri secara mandiri. Walau beberapa hari sebelumnya saya akui saya masih sempat keluar karena beberapa hal. Namun setelah semua beres, saya akhirnya memutuskan untuk tetap di rumah saja. 

Well, melanjutkan cerita awal. Dalam misi keberangkatan ini, ternyata saya telah menjalankan misi rahasia yang sama sekali tak teragendakan. Artinya semua mendadak. Bahkan, saya sendiri kaget. Bisa melakukan hal se ekstrim itu dan berani. Walau dapat diakui ini bukan kali pertama jalan tanpa rencana. Hahahaha, maklum saja, saya selalu saja melakukan berbagai hal secara mendadak. Mungkin ini juga bagian dari panggilan alam tentang jiwa korsa... Wkwkwkk... 

Saya akhirnya dapat menginjakkan diri pada pulau indah yang tak kalah dari Bali, yaitu Lombok. Bermodalkan uang seadanya dan rasa nekad yang didukung dengan keberadaan teman yang memiliki kota tersebut, maka saya dan sahabat saya bepergian ke sana tanpa perencanaan. Kami sangat bahagia, karena kami mendapatkan fasilitas penginapan yang murah meriah dan menyenangkan. 3 hari berada disana sungguh tak puas bagi kami. Karena tentu saja banyak tempat yang belum kami singgahi. Namun, selebihnya kami menikmati keindahan alam dan pesona tempat itu. Seharusnya kami bisa menginjakkan diri pada salah satu kampung yang terkena bencana beberapa tahun silam, tapi sayangnya waktu kami sangat terbatas. Menurut saya perjalanan yang sangat tak bisa terlupakan adalah saat ingin berkunjung ke Batu Bolong tempat yang lumayan jauh dari tempat tinggal kami dengan medan yang tak semudah yang terlihat di google. Hahaha, kejadian ini mengingatkan saya pada liburan saya Bersama seorang sahabat di blitar. Kami menembus jalan tikus dengan motor. Lagi-lagi, survey sangat dibutuhkan untuk melakukan hal apapun apalagi tentang rute traveling untuk tempat yang hendak dituju.

Sepulang dari perjalanan dengan sejuta drama kehidupan saya akhirnya mendapati diri saya untuk berdiam diri di rumah. Hal yang hamper tak pernah saya lakukan sepanjang hidup usai dewasa. Hahahaha... Maklum saja, semenjak menginjakkan diri di Kota Dolar ini (sebutan untuk Kota Timika) tahun 2008 silam, saya hanya dapat berdiam di rumah ketika sakita, dan atau pulang hanya untuk tidur atau makan. Sehingga hidup saya lebih bersahabat dengan aktivitas di luar rumah. 

Ada hal positif dari berdiam diri di rumah. Saya kaget saja pada diri sendiri. Bahwa saya melakukan berbagai hal diluar pemikiran saya bahwa saya bisa dan mampu. Hahaha, mungkin ini yang dikatakan "the power of kepepet".... Kepepet karena himpitan ekonomi, bisa juga karena bosan dirumah, atau hal ekstrim lainnya. Saya yakin banyak juga diantara kalian yang kaget sama diri sendiri bahwa ternyata kamu adalah bagian dari orang-orang yang dikategorikan multi talenta. Tiba-tiba kamu bisa berkarya dan menghasilkan banyak hal, dan sangat produktif.

Kembali pada diri saya sendiri. Saya pun kaget, karena baru saja telah menuliskan kurang lebih 10 syair dengan lirik dan nada yang saya buat sendiri. Tapi jangan tanya soal menyanyi yah, sampai detik ini saya masih tidak PD (percaya diri). Walau dapat dikatakan saya mengalami perubahan pada pita suara saya. Ini yang saya rasakan. Hahaha, saya merasa semakin lebih baik dari sebelumnya. Begitupun dengan bermain gitar. Tapi, kalau haru memadukannya dengan suara, saya masih harus banyak belajar. Karena bagian ini lebih sulit dan sering eror alias false (wkwkwkk). Selain itu kegemaran saya menungkan pikiran pada tulisan menghantarkan saya menjadi penulis pada beberapa buku. Baik buku tentantang kumpulan syair puisi maupun buku cerpen. Terharu sekali, karena kisah yang saya tuangkan adalah kisah nyata tentang kehidupan orang yang semuanya terjadi di Papua. Saya akui saya tiak kaya dengan berbagai kiasan kata dan pemilihan diksi. Tapi saya percaya ilmu yang ada pada diri saya adalah alami, karena hal ini sudah saya sadari sejak di bangku SMP. Tapi sayangnya, saya tak pernah mengasahnya. Di usia yang dewasa ini saya kemudian berkobar-kobar untuk berkomitmen lebih serius, ini terbukti dari kestabilan saya menulis di blog ini setidaknya setiap bulan. Hasilnya adalah beberapa karya yang telah dibukukan. Semoga, kelak dapat melahirkan karya pribadi. Buku menghantarkan saya menemukan banyak pihak dan sosok. Hanya saja ada kelemahan lain yang saya miliki yaitu mengingat nama tokoh yang ada di buku atau bahkan di film. Tapi hal ini tidak memundurkan semangat saya untuk terus berkarya. Kebahagiaan ini dilengkapidengan pikiran kirtis yang terus berkembang karena mencari ide penghasilan. Beberapa bulan terakhir sejak September 2019 saya resmi keluar dari Lembaga yang membentuk saya menjadi activist. Saya kemudian menjadi tenaga freelancer dengan focus Utama sebagai guru private. Hal ini berjalan stabil. Pendapatan yang saya peroleh dapat saya gunakan untuk biaya hidup sehari-hari. Tetapi belakangan Pandemic COvid19 mengejutkan diri saya dan tentu seluruh orang di bumi ini. Ini kemudian menjadi masalah Internasiona. Kesehatan terguncang dan mengguncangkan berbagai ranah kehidupan termasuk yang paling vital adalah masalah ekonomi. Hal ini pun terjadi pada diri saya sendiri.

Sebulan dalam masa karantina, saya mengekslor potensi diri. Saya melakukan semua hal yang biasanya menjadi kerinduan saya ketika melakukan aktivitas yang padat diluar rumah. Saya pun membuat berbagai jenis kue dengan bahan ang saya miliki. Kemudian mendekorasikan rumah yang bisa dikatakan tak pernah terawatt dan terurus. Tak disangka, kue-kue yang saya buat kemudian menjadi income tambahan dalam mencari pemasukan untuk memenuhi tuntutan yang wajib dibayar setiap bulannya. Alhasil produksi rumah upun berjalan. Mulai dari buat kue brownies, chees cake, dan aneka kue lainnya hingga berjualan anek abon dan stick keju bahkan kering tempe pun saya pasarkan.

Tambahan lainnya adalah saya kemudian akhirnya bertanam di halaman rumah bagian depan. Pada dasarnya saya senang sekali dengan tanaman. Dari awal saya bekerja dan di tempat kost saya selalu memiliki tanaman. Sehingga ide untuk menanam bumbu dapur dan atau sayuran pun muncul. Walau terbatas dengan fasilitas, toh saya tetap bisa menghasilkan. Hanya saja saya masih harus bnayak belajar, misalnya bawang merah yang sudah tumbuh segar menjulai, tiba-tiba layu dan mati… Atau bahkan singkong yang yang sudah mulai menjulang dan menunjukkan kegagahannya tiba-tiba harus mati, serta poho tomat dan petatas yang tak pernah bertumbuh… dan berbagai kisah lainnya dari aktivitas menanam tanaman konsumtif. Tapi Puji Tuhan dari berbagai tanaman yang dikonsumtif tersebut saya masih memiliki yang bisa dibanggakan, misalnya sayur bayam merah, jahe dan sereh…

Ada banyak kisah yang jika saya tuliskan tak mampu menampung cerita pada situasi pandemic ini. Namun saya membatasi cerita kali ini tentang kekuatan tersembunyi yang dimiliki oleh diri sendiri yang sebelumnya tak pernah disadari. Semoga kamu pun dapat berkembang sesuai dengan potensi yang ada. So, jangan berdiam diri yah.... Saya tunggu cerita menarik kalian dalam kolom komen di bawah ini. Btw, akhir kata: Saya yakin bahwa setiap orang punya keunikan tersendiri melalui minat dan bakat yang dimiliki yang terkadang tidak disadari telah mandarah daging, So jangan berhenti berkarya dengan apa yang kamu punya. Karena kamu tak kan pernah tahu sampai kamu mencbanya. Salam sukses!!!!!!!!!




Tuesday, May 19, 2020

"Pada - HAMPA!!!!"

Pada satu masa,
Dalam satu titik,
Fokus menjadi tiada,
"dok: pribadi; lokasi: Pondok Indah Amor, Timika-Papua"
Suara tak lagi berisik,

Hampa adalah rasa yang tepat,
Dalam ketiadaan sebuah arti,
Semua terasa menjadi sulit,
Tak mampu lagi mendeskripsikan diri,

Pada suatu hari,
Dalam ruang kosong tak berpenghuni,
Tujuan tak lagi berarti,
Sorot mata tak mampu menghadapi,

Hampa adalah teman tak diundang,
Yang mengikis diri menjadi debu,
Tempat dimana jiwa menjadi kosong,
Bila tak kuat ditemuinya depresi dalam waktu...

Friday, May 01, 2020

Sesat kah Menyendiri?

Inspirasi Tulisan & Dok: Karel Sroyer 


Kelak kamu akan melihat dirimu sendiri,
Pada kesunyian hari,
Saat dimana tak ada ide untuk berbagi,
Kamu hanya berteman sepi,

Saya pun sedang menyepi,
Walau tak mengerti,
Mengapa butuh waktu menyendiri,
Tapi saya kemudian menikmati,

Yah,
Terkadang hidup terlalu pelik,
Banyak jiwa yang jadi gundik,
Menyembah rasa yang bertolak,
Nurani pun tak sesekali berteriak,

Saya temui kembali diri ini,
Apakah benar saya tak terperangkap di dalam lingkup itu?
Mungkinkah saya tak mampu menghadapi ini?
Seluruh rangkaian peristiwa yang telah tersaji pilu...

Biarlah...
Kesendirian ini akan memberi saya ilham berpikir,
menerawang kembali dan memikirkan yang baru,
tentang bagaimana langkah yang harus saya ukir,
bila tak ingin berakhir menjadi debu...

Sesatkah langkah menyendiri ini???

Pikirkan sendiri,
saya sedang mengalaminya…..
atau
hanya ilusi,
bayangan semata….

Sesat kah menyendiri...….

Thursday, April 30, 2020

"PARANOID & KEMATIAN OLEH COVID19"



Beberapa waktu belakangan sejak COVID19 menyita seluruh perhatian dunia. Banyak berita yang secara rutin memberitakan kematian. Entah itu datangnya dari kalangan medis maupun dari berbagai kalangan usia.


Kematian tiba-tiba menjadi musuh bersama. Ini satu hal yang juga patut disyukuri. Semua yang berseteru tiba-tiba bersimpuh meminta pengampunan Sang Kuasa. Kemudian sepakat menertibkan dan memberlakukan berbagai aturan guna menekan pertambahan kasus baru agar mengurangi atau bahkan meniadakan kematian akibat pandemic COVID19. Hal ini menimbulkan berbagai macam opini di kalangan masyarkat, mulai dari menentang aturan pemerintah karena rumah-rumah ibadat terpaksa harus membatasi aktivitasnya (bahkan umat dibatasi untuk tidak beribadah hingga waktu yang belum dapat dipastikan) sampai pada kasus penimbunan masker ataupun tingkat kriminal yang tiba-tiba mencuat karena alasan ekonomi, dan berbagai kasus lainnya.



Kekhawatirang yang ditampilkan oleh media maupun lingkungan masyarakat sempat menjadi momok yang juga mengikat ruang berpikir saya mendadak menjadi paranoid. Saya sempat gunda-gulana. Ketika tiba di Timika usai melakukan perjalanan penting yang akhirnya tertunda dan memaksa saya kembali ke kota tercinta tempat saya mengabdi dan mendulang peruntungan kehidupan.



Otak saya seketika menjadi parno (sebutan anak muda terhadap orang yang over thinking). Rasa takut melanda. Tapi sejujurnya ketakutan itu bukan disebabkan karena kematian yang akan menghampiri saya jika saa positif COVID19 melainkan takut karena terlanjur mengunjungi beberapa anak didik saya dan keluarga kakak saya. Alhasil, saya segera memutuskan diri untuk melakukan isolasi sebagai bentuk kepatuhan dan pencegahan dini dari penularan virus ini.



Puji Tuhan usai menjalankan isolasi diri yang pun waktunya saya genapkan menjadi satu bulan bukan lagi 14 hari, saya bebas tanpa gejala. Tapi tahukan anda, beberapa kali selama menjalani masa isolasi tersebut saya terlalu bereaksi berlebihan. Jika tiba-tiba dada saya nyeri, saya merasa kacau dan sebagainya, begitupun ketika badan hangat, dll. Malam dimana saya memutuskan untuk isolasi diri, saya menghubungi seluruh, teman, kenalan, sahabat dan keluarga di dunia kesehatan untuk memastikan tindakan apa yang tepat yang saya harus lakukan. Bahkan berpikir untuk melakukan test (yang ini sedikit memaksa).



Pikiran saya kacau dan kalut saat itu. Padahal sebelum melakukan perjalanan, saya sudah lebih dulu mengkantongi informasi COVID19 dari WHO dan terus meng-update-nya. Maka, ketika touring (sedikit berlebihan-hanya jalan-jalan biasa) bersama teman-teman, saya sedapat mungkin selalu mengingatkan mereka untuk senantiasa mencuci tangan dan tidak mudah menyentuh wajah (yang ini sedikit mengobral diri, bahwa saya patuh dan konsisiten terhadap sesuatu yang saya pahami). Reaksi sebagian teman pun melontarkan bahwa saya terlalu berlebihan tapi tak sedikit juga yang mengapresiasi dan berterimakasih atas tindakan preventive (pencegahan) yang saya lakukan. Saya sendiri lebih marah ketika mendapati salah satu penumpang yang brengsek. Maksud saya, di saat situasi pandemic COVID19 yang membuat panik seluruh dunia masih saja ada orang yang tidak peduli terhadap diri dan lingkungannya. Masa ia, tiba-tiba bersin di sebrang saya (kursi kami berhadapan) dengan seluruh kekuatan yang ia miliki. Untung saja saat itu saya sedang teler (mabuk perjalanan jauh) karena perjalanan ke bandara yang memakan waktu 1-11/2 jam perjalanan. Jika, tidak susah saya ajak berduel (ini terlalu berlebihan). Saya juga beruntung karena sedang rebahan dan memilih membelakangi lelaki itu. Apa pun itu saya tetap mengucap syukur, karena Tuhan masih memberikan kepekaan kepada diri saya untuk melong dan melindungi diri dan lingkungan saya. 



Belakangan, minggu lalu. Saya sedang berdoa, dan mendapatkan pertanda bahwa orang terdekat keluarga saya akan pergi meninggalkan dunia ini. Maka saya pun kemudian menaikkan doa pembebasan untuk beliau. Tak selang beberapa jam berdoa, saya mendapatkan berita via Hp bahwa yang saya doakan telah tiada. Terdengar suara tangisan yang pecah diseberang sana. Saya hanya tertegun mendengar, kemudian sedikit menarik nafas lalu memberikan rekomendasi (dengan nada yang sedikit tegas) sebagai bentuk menguatkan dirinya. Usai menghabiskan waktu selama kurang lebih 45 menita, akhirnya dirinya dapat lebih legah. Dia kemudian menarik nafas Panjang lalu meghembuskannya dan mengucapkan selamat malam untuk ku.

Menutup telpon darinya tak membuat saya bergegas tidur. Saya kemudian berpikir lebih lagi. Dalam benak saya terucap kata KEMATIAN. Kata yang karena pandemic COVID19 menjadi lebih bersahabat di telinga dan jiwa, karena sering berkumandang hamper setap saat dan hari saat membuka berita atau media sosial. Pun, beberapa waktu lalu dan malam sebelum memejamkan mata di hari itu saya mendapatkan berbagai berita yang cukup mengiris kalbu. Banyak hamba Tuhan (pastor, pendeta, suster dll) yang telah pergi usai berperang dengan virus kecil yang menggoyahkan seluruh ketenangan manusia di bumi ini. Jika ditelusuri lebih dalam, mereka bukanlah orang-orang yang sarat akan kejahatan, walau tentu tak luput dari dosa. Namun setidaknya mereka lebih baik dari pembunuh dan pemerkosa. Namun, Tuhan telah menutup kisah mereka dengan pandemic ini. Ups, apakah itu panggilan Tuhan saya pun tak tahu. Saya rasa ini menjadi misteri buat Beliau sebagai pencipta, apalagi kita.

Semakin lama, pikiran ini kemudian bergejolak. Ada apa sesungguhnya dengan dunia ini? Bahkan di beberapa kesempatan saya di chating oleh berbagai pihak/orang untuk menanyakan pendapat saya tentang hal ini. Saya pun menyampaikan apa yang dapat saya sampaikan dan berusaha untuk tidak menebarkan ketakutan, tetapi meninggalkan kesan peduli dan waspada baik terhadap diri dan lingkungan.

Atau tiba-tiba ada teman yang curhat bahwa lumbung di dapur mulai kosong. Apa yang kemudian harus ia datangkan dengan situasi seperti ini. Yah sama saja seperti saya sih. Namun, berbagai orang memiliki pilihan masing-masing untuk mencari jalan keluar. Tiba-tiba uang dan kematian menjadi pemandu utama untuk kemudian memutuskan kualitas hidup. Pilih uang atau keselamatan. Padahal keduanya juga dapat memberi dilema yang sama.  Sama seperti memutuskan mana yang lebih dulu ada di dunia ini, telur atau ayam. hahaha,....

Mengapa tiba-tiba pandemic COVID 19 menjadi trend utama? Yah, karena ia mendatangkan kematian seketika. Bahkan kematian akibat dirinya tak dapat disaksikan oleh sanak-saudara dan keluarga/kolega/….. Semua menjadi panic. Tak sedikit kemudian menjadi paranoid. Tiba-tiba muncul Analisa berlebihan dengan berbagai spekulasi kehidupan.

Namun, apapun itu, saya hanya mau berbagi bahwa lakukan segala sesuatu sesuai takarannya. Jangan lebih maupun kurang. Karena semua yang lebih dan kurang selalu berdampak buruk. Sama seperti perkataan yang dapat mengurangi makna jika dikurangi paket kalimatnya. Atau bahkan menjadi masalah ketika ditambah.

Kematian sejatinya merupakan misteri Ilahi. Namun, setiap orang tentu berharap meninggal dengan sukacita dan bahagia. Kalau demikian, sudah kah anda bersiap terhadap kematian diri andaatau kematian mereka yang anda cintai? Untuk membantu hal ini, saya memiliki beberapa pertanyaan refleksi yang semoga dapat membantu diri anda untuk lebih siap menghadapi kenyataan ini.

Pertama, ikhlaskan mereka yang anda cintai pergi dalam damai, doakanlah agar jalannya terasa ringan. Maka, berusahalan memberi kepada mereka dibandingkan harus menyusahkan mereka dengan berbagai persoalan hidup, apalagi masalah uang.
Kedua, cintailah diri anda seendiri secara bijaksana. Agar ketika kematian menghampiri anda tak di cap sebagai pembuat onar karena egois dan atau serakah, atau label negatif lainnya. Namun, justru kebaikan dan cinta serta kepedulian anada akan dikenang menjadi sosok yang perlu dicontohi. Jika demikian, maka secara otomatis anda mengantongi banyak doa dan sukacita yang menghantar kepergian diri anda ke tempat peristirahatan terakhir.

Akhir kata, apapun yang terjadi tetaplah mengandalkan keyakinan mu pada Sang Kuasa, namun juga mintalah Hikmad kepada-Nya.

Salam sukses,
Salam Peduli,

Sunday, April 26, 2020

"Kisah Yang Terlupakan"

Saya seharusnya menuliskan kisah ini sejak kemarin. Namun, karena beberapa kegiatan yang menyita waktu, saya baru dapat mengisahkannya saat ini.

Kisah ini dituangkan oleh salah seorang sahabat yang cukup dekat dengan saya. Kedekatan kami dapat membawa setiap nilai yang ada. Kepercayaan diantara kami membuat segala hal tak menjadi sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Hanya butuh waktu tuk memulai sebuah perbincangan. Maka, semuanya akan tertuang dan mengalir layaknya air terjun menuju aliran sungai. Deras namun kemudian membawa ketenangan. Saya pikir juga demikian, ketika keyakinan terpatri dalam diri kita untuk berbagi, maka tak ada keraguan yang mampu menggoyahkan hal itu. Justru melalui diskusi tersebut kita akan menemukan diri kita yang sesungguhnya. Asalkan kita melakukannya dengan orang yang tepat.

Hari itu dan beberapa hari sebelum dia akhirnya yakin. Komunikasi diantara kami tak juga membuka batinnya secara yakin tuk menuangkan kegelisahan yang ada pada diri dan pikirannya. Karena, sesungguhnya diawal komunikassi tersebut ia enggan berbagi dengan saya. Menurut dirinya, hal ini bukanlah sesuatu yang patut diperbicangkan. Namun, belakangan kisah tersebut bermunculan terus-menerus ketika dirinya melakukan meditasi. Ini kemudian menjadi titik point dirinya merasa tak nyaman dan kemudian memutuskan agar mencurahkan semuanya pada saya. Setidaknya dia dapat lebih legah dengan berbagi.

Matahari (nama samarannya) baru saja mengalami banyak gangguan dari potongan kisah di masa lalu yang terlupakan itu.  Ia mencoba menghapusnya, karena baru saja muncul di usianya yang dikatakan puncak kematangan menuju kedewasaan. 30 tahun genap usianya di tanggal 15 April lalu. Ia begitu kaget dan tidak menyangka bahwa hal tersebut pernah terjadi pada dirinya. Menurut Analisa pribadinya, pikiran alam bawah sadarnya kembali bangkit usai membaca beberapa artikel di blog pribadi saya yang berkisah tentang pelecehan seeksual.

Perlahan namun pasti. Setiap kali meditasi pada dini hari (subuh) selama 30 menit, ia melihat dari kejadian samar hingga nyata. Potongn-potongan kisah itu kemudian menjadi jelas. Dirinya sempat kaget namun, kembali meneruskan diri untuk mengenali apa yang terjadi saat itu.

Kejadian itu tepat disaat dia berada di bangku kelas 3 SD. Dia adalah salah satu anak yang mendapatkan kesempurnaan cinta dan materi di zaman itu. Maklum saja, orang tuanya merupakan pewaris tunggal kekayaan kakek-nenenknya. Semua kebutuhan sejak kecil terpenuhi sempurna. Ia bahkan memiliki pengasuh saat bayi hingga remaja dan berbagai orang yang bekerja di rumahnya tersebut dengan berbagai bidang. 

Rumahnya kala itu memiliki berbagai kelengkapan. Mulai dari ruang tamu, ruang keluarga, ruang bermain anak, dan ruang makan dengan empat akses ruangan (ruang makan keluarga, ruang menjamu tamu, ruang makan petugas, dan dapur inti dengan bilik kecil tempat layaknya mini bar). Ia pun memiliki halaman yang luas. Disisi kiri rumah ada uanggas piaraan seperti itik dan ayam. Di sisi kanan terletak kolam ikan dengan aneka ikan dan kura-kura yang menghiasi kolam tersebut. Di sekeliling rumah di pagari dengan pepohonan yang menghasilkan buah untuk isi perut, misalnya: sukun, nangka, avocado, dll, pun dilengkapi dengan warna-warni bunga yang menyegarkan mata dan jiwa serta adanya kicauan burung merpati di plafon rumah.

Ia melihat seorang pria bertubuh proporsional layaknya model sportif dengan kulit eksotis sedang menggendong dirinya. Pria itu terlihat manis dan baik sekali. Menggendongnya dan memberi cerita-cerita lucu hingga dirinya terbuai dan tertawa. Saat dirinya kemudian terlena, pria itu kemudian membawa dia ke pinggir rumah yang sunyi di deretan bunga-bunga dan pepohonan yang tinggi, sunyi dan sepi. Tak adda orang yang terlihat melintasi tempat itu. Rumah yang besar dengan berbagai orang tak jua mnjadi penghalang si pria itu tuk melancarkan keinginan dirinya. Matahari kemudian diturunkan oleh pria itu. Lalu, sang pria membuka resleting celananya dan mengeluarkan kemaluannya (penis) dan menggosokkan kemaluan pada Matahari. Menggosokkan tepat didepan alat kelamin Matahari (Matahari masih tetap menggunakan pakaian lengkap, tanpa sehelai baju ataupun celana yang dikeluarkan dari tubuhnya). Saat itu Matahari tidak mengerti apa maksud dari pria yang merupakan salah satu orang kepercayaan ayahnya itu. Pikirnya hal itu hanyalah hal biasa. Toh tak ada yang sakit. Dia hanya mengingat bahwa saat itu dirinya bingung dan seperti shock melihat penis si pria yang dikisahkan Panjang dan besar. Namun, walau itu terjadi ia tetap merasa bersyukur, karena dirinya tidak sampai dileceti secara kasar (tidak diperkosa). 

Saat ini Matahari merupakan seorang consultant kemanusiaan, dan dia sangat terkejut bahwa dirinya mendapatkan perlakuan itu di masa kecil. Dia yang terbiasa membantu berbagai anak muda dari anak usia dini hingga dewasa keluar dari masalah pelecehan, justru ternyata pernah mengalami masalah tersebut di masa lalu. Dia kemudian mengatakan kepada saya, jika dia saja pernah mengalami ini, berarti sebenanrya banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita yang sesungguhnya tidak terekspos secara jelas pada diri kita sendiri. Hal itu telah terendap dalam alam bawah sadar kita yang kemudian akan terkuak jika salah satu peristiwa tersebut kembali dihadapkan dalam kehidupan kita secara sadar. Artinya, ini pun kembali ia sadari ketika melakukan meditasi. Setidaknya dia merasa bersyukur mengungkapkan misteri yang tak ia sadari, dimana kisah penting itu ternyata terlupakan begitu saja. Ia kenal jelas si pria dalam kisah tersebut dan hingga sekarang masih hidup dan mengabdi di keluarganya. Dia kemudian berpikir untuk mencoba menganalisa ini dan mencari jalan keluar yang tepat bagi keluarganya tanpa harus menyudutkan si pria itu. Maka, hal ini merupakan tugas besar bagi dirinya. Karena tentu tidak semua keluarga akan menyetujui dirinya untuk melakukan aksi hipnoterapi kepada semua anggota keluarga guna mengkaji lebih dalam apakah semua anggota keluarga tidak mengalami masalah yang sama, karena jika tidak maka dia lebih legah untuk mengaur langkah selanjutna namun jika ia, maka ada tindakan besar yang perlu dilakukan secara hati-hati dan penuh pertimbangan, karena akan melibatkan seluruh anggota keluarga.

Menutup kisah ini, kami kemudian melakukan debat ringan sebagai bahan Analisa diskusi dari masalahnya. Setelah itu menutupnya dengan doa. Kebetulan saya dan dirinya memiliki keyakinan yang sama sehingga lebih mudah untuk saling menguatkan dari sisi rohani.

Usai berdiskusi saya kemudian melihat diri saya pada kaca. Apakah saya pernah melewatkan kisah yang terpenting dalam hidup saya? Baik itu pahit atau pun tidak. Apapun itu, saya bersyukur dengan cerita yang Matahari torehkan, hal ini memberikan pelajaran kepada saya bahwa untuk masalah merawat dan mendidik anak, tak dapat diberikan kepercayaan kepada siapapun kecuali sang Ibu itu sendiri. Sudah sepatutunya Pendidikan parenting harus terus disosialisasikan. Maka, yakinlah pada diri anda sebelum memutuskan menikah, karena belajar dari kisah Matahari, bahwa jaminan pernikahan bukanlah hanya semata-mata kesiapan harta/materi, namun lebih dari itu.

Terimakasih semoga bermanfaat,
Salam,






Monday, April 20, 2020

"The Introvert Goes To USA"

Bulan February kemarin saya di telpon oleh salah seorang adik bimbingan saya. Dia memberikan kejutan yang buat saya sangat bangga bercampur bahagia dan haru. Walau awalnya perbincangan itu harus berhenti beberapa saat, karena saya sedang berada di mobil dari arah banadara udara Bali ke arah Denpasar. Hari itu saya baru tiba dari Timika.

Malam itu, perjalanan kami (Pak sopir mobil, saya dan teman) ditemani gerimis sepoi-sepoi beserta getaran petir yang mucul sesekali namun menggetarkan jiwa kami. Dalam hati kcil saya, semoga bukanlah badai serius, karena diluar sana, di Negara Cina sedang digetarkan dengan berbagai keadaan panik akibat wabah virus Corona yang kini menjadi sorotan dunia. Namun, gerimis dan music malam itu sangat syahdu, memberikan pulau dewata itu semakin nikmat dipandang mata. Pantas saja walau sering berkunjung ke daerah ini, tetap saja saya tak pernah disinggahi rassa bosan. Aroma Pulau yang terkenal ramah dan eksotis ini selalu saja menarik utuk saya dan sekian banyak pelancong yang berkunjung dengan berbagai latar belakang tujuan. 

Singkat cerita, kira-kira skitar 20 menit saya pun tiba di penginapan teman saya di daerah Denpasar. Selama perjalanan saya mendapatkan pesan dan berdiskusi oleh si adik. Ia menyatakan bahwa dirinya telah menyelesaikan ujian masuk universitas di USA. Oleh sebab itu, tanpa menunggu lama, segera usai berdoa saya kemudian mengabarinya untuk melanjutkan perbincangan kami via telpon seluler. Semua proses pun secara detail diceritakan dan digambarkan olehnya. Hal ini semakin membuat saya bahagia dan bangga. Sesekali saya memancing dengan beberapa pertanyaan, yang secara otomatis membuat saya semakin terpana padanya. Pikirku anak yang dulu SMP kini semakin berubah wujud dan menjelma beranjak Desawa. Hahahha, ia lah yah, secara sudah melewati usia sweet seventeen nya, dan kini akan beranjak menapaki dunia Pendidikan yang lebih tinggi. Dunia para sarjana di Negria Paman SAM.

Dok. Japeth: Japeth -
 Lokasi: Halaman SMA Neg. 1 Mimika
Japeth Brian D Sayori adalah nama lengkapnya. Ia di besarkan di Timika. Namun sempat menikmati masa kecilnya di Jakarta. Saat itu dia dan keluarganya harus pindah ke beberapa tempat. Karena kondisi daerah asal papanya yang rawan gempa (Nabire). 
Mereka kemudian pindah ke Menado dan lanjut ke Jakarta, sebelum akhirnya menetap di Timika. Saat itu menurutnya, berpindah di kota kecil dari Jakarta (ke Timika), bukanlah hal yang menantang. Karena sejujurnya dia adalah anak introvert yang dengan sendirinya berkembang dengan dirinya atau kelompok tertentu. Apalagi jika didukkung dengan orang tua yang tepat, seperti kedua orang tuanya. Saya sendiri mengenal kedua orang tuanya. Walau perjumpaan kami tak terlalu intens. Namun, kesan saya mereka adalah orang tua yang langkah dijumpai di masa kini. Mamanya adalah seorang Guru dan berasal dari Manado sedangkan papanya adalah seorang karyawan swasta yang kini memilih berkarya mandiri dan membantu beberapa kelompok/komunitas dan oraganisasi yang membutuhkan jasanya. Kedua orang tuanya hebat dan fasih berbahasa inggris. Kehebatannya terbukti dari pola asuh mereka kepada anak-anaknya. Di rumah mereka, Bahasa inggris diterapkan, sehingga mereka tidak kaku untuk "speaking". Selain itu anak-anak pun didukung dengan mengembangkan minat dan bakat mereka masing-masing. Namun, bukan berarti mereka bebas. Karena semua harus mengikuti aturan main. Yah, kedua orang tuanya sangat disiplin dan tidak tawar menawar. Itu sebabnya saya katakana mereka adalah orang tua yang luar biasa. Yang mulai jarang dijumpai dijaman ini.

Japeth
Salah satu contoh dukungan yang diberikan oleh kedua orang tuanya adalah mendukung semua keputusan Japeth sebagaimana mestinya sesuai dengan alasan mendasar yang logis. Japeth bebas memilih dan menentukan jurusan yang ia gemari untuk kuliah. Pilihan jurusan ini pun bermula ketika dia berada dibangku SMP. Ia selalu melihat camera papanya yang menanggur di atas meja. Kemudian ketertarikan hati tuk menyentuhnya lebih besar dan kemudian berlanjut. Mulai dari mencoba memotret menggunakan camera tersebut hingga merekam video. Papanya yang melihat hal itu kemudian memberikan camera tersebut kepada dirinya. Sejak saat itu, kegemarnnya mendokumentasikan berbagai kegiatan kemudian beriringan berkembang dengan jiwanya yang  bertekad memilih jurusan yang sesuai dengan hobby nya tersebut. Ia sering memanfaatkan hobbynya itu dengan sukarela tuk digunakan oleh organisasi yang diikutinya, misalnya PAM Gereja GKI Marthen Luther dan PILA (Pemuda Idonesia Lawan AIDS)


Japeth memiliki jiwa yang selalu ingin mengatur. Walau tidak frontal. Dia selalu memiliki caranya tersendiri untuk menjalankan keinginan tersebut. Ia pernah bercerita pada saya. Bahagia punya saudari-saudari yang beraneka pribadi. Karena dari situlah dia belajar memahami banyak karakter dngan berbagai tantangan keindahan sebuah keluarga. Hal ini pun membantu dia ketika berkomunikasi dalam sebuah organisasi maupun komunitas. Karena, ia telah belajar menyeimbangkan diri dengan berbagai perspektif berpikir dan sikap. Tapi, menurut dia, yang palig sulit adalah mengatur mereka. Kata ku, kepana harus di atur. Kan mereka harus berkarya dan bertumbuh sebagaimana mereka inginkan. Mungkin maksudmu adalah mengarahkan. Tapi dia menyatakan tidak, ketusnya. Saya senang mengatur kak. Soalnya menyenangkan saja untuk berbicara dan didengarkan. Walau betul juga kata kakak, terkadang hal itu justru juga membuat saya dapat mempengaruhi mereka dan keputusan mereka, yang secara tidak langsung membuat saya mengarahkan mereka.

Dok. Japeth: "Bapak, Easter, Japeth, Amazing, Syalom, Ibu"
Sesungguhnya mengenal Japeth dan keluarganya bermula dari perkenalan saya dengan kakak pertamanya. Namanya Easter Joy Sayori. Anak perempuan dengan berjuta charisma dan ekspresi diri.  Jika, Japeth lebih senang diam dan fokus secara internal. Berbanding terbalik dengan sang kakak. Kakaknya lebih mudah mengekspresikan diri melalui berbagai gerakan tarian yang didokumentasikan dalam video ataupun style bergaya dia. Bahkan hobby mengikuti group dance di sekolah. Japeth dan kakaknya memiliki perbedaan usia 3 tahun. Walau demikian ia telah terlatih sejak kecil menjadi mata-mata dan bodyguard untuk sang kakak dan seluruh saudarinya. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara. Dari kakak perempuan, Japeth hingga saudari perempuan ketiganya (bernama Amazing) merupakan anak/adik dampingan saya di organisasi PILA. Sehingga meyebutkan nama saya dalam keluarga mereka bukanlah hal asing lagi, hahahaha (ge er nih…). Walau demikian saya justru lebih banyak berdiskusi dengan japhet dibandingkan mereka yang perempuan. Bagi mereka yang perempuan saya mungkin dilihat sebagai sosok yang disegani... sehingga mereka akan terbuka jika ditanya. Jadi, sekalipun Japeth orang yang introvert untuk masalah keterbukaan dan berdiskusi dengan saya dia lebih intens dibandingkan mereka berdua. Atau mungkin tidak terbiasa yah. Karena di organisasi itentsitas mereka lebih banyak habis dengan kegiata sehingga komunikasi dengan saya minim sekali. Walau demikian, terkadang dibeberapa kesempatan saya sering berdiskusi dengan sang kakak atau adiknya itu, terkait cowok idola mereka atau sosok yang PDKT dengan mereka. Kalau sang kakak yah mungkin karena sudah beranjak dewasa lebih leluasa untuk membuka diri, tapi adiknya belum berani. Paling yang diceritakan adalah lingkungan sekolah pertemanan dan masalah-masalah anak remaja pada umumnya.

Dok. Japeth - Lokasi: Domino Piza, Jakarta Barat
Tak pernah terdengar berpacaran selama menghabiskan masa sekolah ditempat dimana banyak cinta monyet menorehkan kisah. Japeth kemudian akhirnya bercerita tentang seorang wanita yang mampu mencuri perhatiannya selama masa Pendidikan di tempat pembinaan di Jakarta. Namun, memaknai sebuah hubungan baginya adalah hal yang patut dijaga (maklum saja, bertumbuh dalam fondasi Gereja yang kuat, membuatnya taat pada agama). Apalagi dalam situasi dimana ia berpisah dengan keluarga, seprti saat ini. Terutama ditengah situasi pandemic seperti ini. Usai waktu Pendidikan atau bahkan rehat maupun menjelang pagi, sore dan malam, sering ia habiskan dengan waktu refleksi. Ia kemudian lebih banyak merenung dan memaknai hidup dengan segala nasihat dari kedua orang tuanya.

Nilai keluarga baginya adalah prioritas. Banyak proses ia dapatkan dalam keluarga. Dari keluarga, ia kemudian dibentuk. Baginya keluarga dapat menerima kebaikan dan keburukan. Keluarga tak pernah meninggalkan dirinya. Kalau teman ataupun sahabat dan lingkarannya selalu bisa jadi bagian dari keluarga namun tidak pernah dapat menggantikan posisi keluarga seutuhnya. Terkadang hal aneh dan lelucon yang tak lucu bagi orang lain yang kemudian menghangatkan keeratan saya dengan kakak dan saudari lainnya. Ataupun nasihat mama dan papa. Sungguh rindu sekali. Untunglah kami kapan saja selalu bisa berkomunikasi via HP. Namun, tau sendiri kan, bahwa terkadang kita membutuhkan kehadiran mereka yang merindukan kita. Ia pun yakin bahwa hal yang sama dirasakan oleh kedua orang tua dan saudari-saudarinya. Kini saya di Jakarta, Kakak di Manado, Papa di Jayapura dan yang tersisa di Timika adalah mama dan kedua adik. Sedikit lagi semua akan menyebar. Karena kebahagiaan orang tua adalah melihat kesuksesan anak-anaknya. Walaupun saya sadar bahwa Papa dan mama akan sangat merindukan kami. Itulah penuturan Japeth.

Dengan situasi keluarga seperti itu, membawa dirinya lebih mudah untuk terbuka tentang semua masalah apapun pada keluarganya, terutama kedua orang tuanya. Sehingga keyakinan dan kepercayaan terhadap keluarga selalu menjadi fondasi hidup dia. Pesan yang paling di ingatnya dari nasehat mama (nasehat ini juga merupakan nasihat warisan orang tuanya mama) adalah "Harta yang paling berharga di dunia adalah pengetahuan". Harta dapat habis didunia, namun pengetahuan tak akan pernah habis. Kamu bisa saja bangkrut jika memiliki kekayaan, namun karena pengetahuanmu kamu dapat bangkit dari keterpurukan dan kebangkrutan itu. Maka kenapa bagi mama, penting untuk anak-anaknya mengejar apa yang ingin dikejar sebagai nilai sebuah pendidikan. Jika dari papanya yang ia ingat adalah "Setiap hari memiliki berkatnya masing-masing, maka tidak perlu takut untuk berbagid dan membantu kepada sesama (apalagi mereka yang membutuhkan) jika mampu membantu. Karena Tuhan telah menyiapkan segala sesuatu. Kita hanya perlu berhikmat dan berjuang, namun tidak perlu memaksakan diri untuk mengejar apa yang bukan jadi bagian kita. Karena semua akan ditambahkan bagi kita."

Menutup tulisan ini, saya ingin berbagi bahwa anak laki-laki yang saya kisahkan ini bukan telah mengakhiri kisahnya. Namun, baru memulai langkahnya menjadi lelaki dewasa yang bertanggungjawab dengan segala konsekuensi yang berada di depan matanya. Terutama melangkah melanjutkan pendidikan di bidang yang ia pilih yaitu Jurusan Sistem Informasi. Karena, kisah kompetensi lalu untuk mendapatkan beasiswa fully funded ke USA (yang akhirnya ditaklukkan dirinya) hanyalah satu bagian dari tantangan kedewasaan untuk membuka jiwa kompetensinya bersaing. Ia akan menitih karir dimulai dengan langkah awal menyelesaikan Pendidikan yang sarat dengan berbagai paket drama kehidupan. Semoga mampu menyelesaikannya dengan baik. Sehingga ia mampu kembali dan  memanusiakan manusia di mana tempat ia berasal. Salam sukses juga untuk semua anak muda yang sedang mencari jati diri atau bahkan mulai menata langkah untuk tahapan kehidupan yang baru.

Tuhan memberkati,



Wednesday, April 01, 2020

"CEMAS"

Foto: Dok. Pribadi - Lokasi: Bali

Suatu ketika, disiang Hari. Ery dan Eta sedang melancong menyusuri Pulau Dewata Bali. Mereka mengikuti perkumpulan teman kursus. Well, Ery dan Eta adalah sahabat karib yang dekat karena kegilaan mereka terhadap dunia Pendidikan Di luar negri. Maklum saja, mereka memilih bertumbuh dilingkungan yang mencintai dunia pendidikan. Yah, ada pepatah kuno kan yang mengatakan bahwa "kamu adalah dengan siapa kamu bergaul. Jika, kamu bergaul dengan pencuri maka kamu akan menjadi pencuri, dan hal lainnya". Alhasil, mereka semakin memimpikan untuk bisa mewujudkan impian tersebut. Bertahun-tahun saling mengenal dan mensupport satu sama lain. Akhirnya, moment ITU terjadi. Mereka kemudian dapat menginjakkan kaki di Pulau dahsyat tersebut untuk mengikuti kursus persiapan pendidikan ke Luar Negri.

Hari itu,  Eta terlihat sangat khawatir sekali. Kekhawatirannya dapat tergambar jelas pada wajahnya yang terlihat tak bersahabat. Ery yang melihat hal tersebut tentu tak dapat diam begitu saja. Disinggahi lah Eta guna menanyakan apa yang hendak terjadi. Yang membuat wajah Eta bak orang yang kehilangan harta kekayaannya. Wkwkwkkwk....

Ery: anak (panggilan akrab Ery untuk Eta),
Eta: ya Bapak (sahutan kesayang Eta untuk Ery), bagaiman?
Ery: ah, saya lihat wajah mu terlihat cemas. Sebenarnya apa yang terjadi?
Eta: ah... Tidak ada... Saya nih... Inginkan sesuatu...
Ery: sesuatu apa?  Katakan kepada saya sudah!...
Eta: sio.... Saya bilang nih... Tapi kamu jangan marah ya...
Ery: bah.... Kamu pikir saya nih orang lain?, Siooo bilang sudah...
Eta: jadi begini, sebenarnya kecemasan ini adalah sesuatu hal yang sensitif.
Ery: Ia, apa itu .Bicara sudah... (Sambil menunjukkan wajah penasaran)
Eta: sebenarnya saya....
Ery: Ko kenapa?
Eta: Saya mau bilang kalau,
Ery: kalau apa?
Eta: bah sabar, pelan toh... Begini, ko lihat Chichi sana.
Ery: Ia sa lihat dia dari tadi. Dia kenapa.
Eta: sa mata sakit lihat dia pakai baju itu. Tra cocok toh?, Baju warna ungu baru tong siang hari ni, menyala sekali. Menurut ko bagaimana Bapak? Tong sendiri pakai baju putih baru. Skalian menilai toh, bapak kan pintar menilai penampilan.
Ery: Iya sih... Saya juga perhatikan dari tadi. Saya juga tra nyaman lihat dia pakai baju itu. Dia memang paling confused sekali (confused adalah nama panggan yang diberikan Ery kepada Chichi, dan Chichi sendiri menjuluki Ery dengan panggilan pretender. Karena bagi Chichi, Ery sangat ahli membuat suatu kejadian yang tak ada seolah-olah ada). Jadi, ko mau apa anak? Masa tong suruh dia pulang? Sedangkan kita ikut jalan-jalan karena dia. Wkwkwkk...
Eta: Ah, kita nih singgah di Ramayana sebentar, jadi bagaimana? Sa suruh dia ganti baju sudah e.
Ery: Ih ide mu memang sangat tepat sekali anak. Saya setuju. Setelah kita tiba di sana kamu ajak dia sudah lihat-lihat baju. Kalau bisa warnanya sama seperti kita. Putih.
Eta: Ok sudah. Mantap.

Ternyata, kegelisahan Eta terjadi, karena tangkapan matanya melihat warna baju Chichi yang tidak sesuai dengan pandangannya. Hal ini didukung dengan pernyataan Ery yang membuat dia yakin untuk melancarkan niatnya tuk singgah di Ramayana agar ia dapat membeli baju warna putih untuk Chichi.

Chichi adalah salah satu teman akrabnya di salah satu kegiatan. Maklum saja, chichi juga adalah teman sekamarnya dalam suatu kesempatan kegiatan karantina Bahasa Inggris di salah satu kota di Papua. Kegiatan tersebut juga melibatkan Ery. Sehingga mereka saling mengenal satu sama lain.

Singkat cerita, akhirnya Eta berhasil memulihkan baju yang ia sukai pun sangat disukai oleh Chichi. Ketika hendak membayar, ternyata Eta mengambil alih pembayaran tersebut. Chichi merasa kaget sekaligus bahagia. Karena, sesungguhnya saat itu beberapa kartu debitnya sedang mengalami masalah. Rencananya, dia akan mengurus beberapa hal tersebut di Jogja. Tempat berikut yang akan dia singgahi untuk melakukan perjalanan tugas. Namun, terlepas dari itu semua Eta adalah wanita yang juga dikagumi doleh Chichi. Dia salah satu wanita tegar yang mampu berdikari dan sangat produktif. Dia hebat berkarya melalui Talenta yang Tuhan berikan. Baik sebagai guru untuk anak-anaj TK/PAUD. Dia pun wanita humble dan tak pelit. Bahkan senang berbagi. Singkat cerita mereka akhirnya memperoleh kebahagiaan bersama sekaligus melepaskan kerinduan menikmati waktu bersama setelah sekian tahun tak jumpa.

Cerita ini mungkin terlihat sederhana. Tapi, intisari dari cerita yang diangkat oleh penulis adalah, hubungan persahabatan yang dibangun dengan ketulusan mencintai dan memberi dapat memberi arti bagi satu sama lain. Bagi Chichi pribadi, dia sangat bahagia dapat memiliki Eta dan Ery pada saat itu. Perhatian yang ditunjukkan sangat memberi kesan yang menyejukkan hati. Dan, Chichi yakin. Bahwa pemberian yang mereka lakukan, walau atas dasar pandangan mata yang tidak nikmat. Tetapi jauh dari itu mereka memberi bukan karena mereka berkelimpahan uang atau materi. Tapi, lebih kepada membangun hubungan cinta sebuah persahabatan. Mereka bukan hanya protes dengan baju yang dikenakan Chichi. Tapi, mereka mengambil tindakan atas protes yang dilakukan. Ini lah point' yang sering sekali kebanyakan dari kita melupakannya.

Dalam kehidupan sehari-hari apalagi. Kita sering protes ini dan itu. Tapi kita lupa untuk mengambil tindakan. Apa tindakan yang dapat merubah protes itu menjadi sukacita.

Semoga kisah sederhana ini dapat menjadi pengingat bagi kita yang dapat memberikan kebahagiaan dan kesejukan bagi kehidupan kita masing-masing.

Salam sayang,

Mencintaimu dalam diam



Biarkan hati memandu asah,
Ku tak mampu menahan kuasa,
Walau bertubi jatuh dan basah
Ku tak gentar menebar rasa,

Ku dendangkan syair pencipta romansa,
Menuangkan cinta dalam bait hati,
Semua rasa menjadi penyair ternama,
Walau tak mudah engkau ku gapai,



Nilai Seseorang!

Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...