Tuesday, August 12, 2014

Hari Baru Untuk Harapan Baru

Ketika mentari bersinar dengan cemerlang, selalu ada harap tergurat dalam pikiran. Panasnya mentari itu seakan membakar setiap nadi yang bergejolak mendenyutkan darah tuk memacu dan menggerakkan tubuh menelusuri setiap tugas yang tertunda dihari kemarin.

Aku melihat sosok beyonce tersenyum dengan penuh keceriaan. Ia bercerita padaku, bahwa setiap hari adalah peluang yang membuat dia melihat hidup dengan cara yang berbeda. Ia mengatakan padaku bahwa, hari baru adalah harapan baru. Aku hanya tersenyum membalas pernyataannya.


Segelas nescafe panas ia sajikan padaku. Ia bertanya apa harapanku dihari ini?. Aku terkejut dan melihatnya dengan penuh tanya, lalu kata-kata keluar membalasnya. Aku menjalani hari dimana aku harus menyelesaikan yang menjadi rencanaku di hari ini. Sapanya; yah dalam menjalani dan melaksanakan tugasmu di hari ini, pasti terselip harapan. Mungkin kamu tak pernah memikirkannya, tapi sebenarnya itu penting sekali. Karena harapan dapat memotivasi kita untuk menggolkan pencapaian rencana yang kita jalani. Lagi-lagi aku hanya tersenyum sipu. Beyonce memang sosok yang selalu kugemari. Tak peduli betapa sulit hari-hari yang ia jalani. Namun selalu ada capaian untuk target kehidupan yang ia bentuk.

Waktu telah menunjukkan jam 7 pagi. Aku maupun beyonce, harus menyelesaikan pembicaraan kami dan melaksanakan aktivitas kami dihari ini.

Pelukan mesra diantara kami menjadikan hangatan kasih yang membuat kami berpisah dan menjalani hidup kami dihari ini.

Sambil menyusuri Jalan Kediri, aku merenungkan kata-kata yang disampaikan oleh Beyonce. Bahwa, setiap hari adalah hari baru dan memiliki harapan baru. Bahwa, setiap hari harus ada harapan yang bisa kita capai dan bahwa, harapan itu menjadi alat untuk mencapai tujuan kita dihari itu.

Thanks Beyonce... Kau, menjadi sahabat terbaik untuk pagi yang menyapaku, semoga harapanmu dihari ini dan hari-hari seterusnya selalu bisa dicapai sesuai dengan harapan dan kasih Tuhan.

Salam,

Monday, August 11, 2014

Lelah Ku

Ada banyak pembelajaran dari proses kehidupan yang kulalui beberapa waktu ini. Banyak hal yang menyenangkan, namun menguras waktu dan energi. Terkadang karena banyak tuntutan yang selalu menggiringku tuk melakukan aktivitas diluar job deks ku sehari-hari membuat aku putus asa dan ingin berhenti. Andai saja kehidupan ini seperti remote tv. Aku pasti telah terbuai dan terlena dengan urusan ku sendiri. Hahaha, mengibaratkannya agar sejenak aku dapat beristirahat tanpa harus terbebani dengan banyak permainan di otak ku ini....

Tapi, menjalani semua dengan penuh kebahagiaan memang rasanya sungguh tak ternilai. Rasa lelah itu singgah ketika tubuh ku memang tak mampu lagi bernegosiasi. Maklum saja masalah penyakit skoliosis ku ini, belakangan membuatku memang tak seperti dulu lagi. Apalagi jika di siang hari atau malam hari saat aku kuliah tak sengaja aku menghirup asap penyiksa kesehatanku. Tentunya kondisiku tak bertahan dengan penuh keprimaan diri.

Bercerita dengan tangan saat ini membuatku nyaman. Dibandingkan aku harus berbagi dengan orang-orang
disekitarku. Bukan apa-apa, hanya saja mereka juga pasti punya keluhan, jadi tak mau saja, diriku menambah keluhan hidup mereka.

Lelahku, menjadi kata yang pantas mewakili kehidupan yang dijalani setiap hari. Ada titik dimana rasa itu muncul dan menjemput hidupku dan merusak semua sistem perjalanan. Penuaian dari setiap otak dan saraf-sarafku menutup mata dari kepuasan hidup, karena lelah selalu merayuku setiap hari tuk enggan tersenyum. Walau sesekali cercah bahagia menyambarku, namun keletihan selalu menguasai setiap raga dan jiwaku.

Aku masih berharap semua hanya dalam mimpiku. Hingga ketika aku bangun, aku merasa lebih baik dan bahagia. Karena ternyata semua yang kulalui hanyalah mimpi buruk bagiku. Namun, aku tak mungkin menulis takdir dan melukiskan hidupku sendiri. Karena tentu itu melangkahi kodratku sebagai manusia. Yang bisa kulakukan hanyalah dengan  menikmati semua itu dengan sukacita. Karena itulah kehidupan ada rasa letih sebagai pemanis untuk melengkapi kepuasan dari kebahagiaan yang kuukir secara tak sengaja.


Terimakasih Tuhan,
Memberiku keletihan yang kusadari sebagai pemanis atas puing-puing kebahagiaan yang akan kuterima. Dan semoga aku mampu melalui semua itu dengan penuh sukacita.

Salam,





Nilai Seseorang!

Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...