Sunday, January 26, 2020

"Sakit ini Merindu,"

Model Dan Inspirasi: Karel Sroyer
Lokasi: Jembatan Sorido - Biak
Mengikhlaskan segala rasa,
Walau tersayat tubuh dan jiwa.
Hanya berteman hp dan kesunyian.
Mungkin Cinta kasih selama ini tak bernilai,

Kalau seperti ini,
Rindu kembali aku,
Pada pelukan Alm. Bapa,
Yang selalu Setia merawat kesakitanku,
Yang Tak pernah mengeluh tuk perhatikan kurangku,
Walau harus menggendong diriku ditengah hutan,
Dan menapaki jalan malam,
Yang ber mil-mil jauhnya,
Ia Setia menopang diri ini dengan senyum ketenangan,
Yang menyejukkan diri,
Menghangatkan hati Dan menyenangkan jiwa,

Jika tubuh terkoyak,
Janganlah juga Cinta ternodai...

Jika seperti ini....
Kurindukan kembali perhatian Ayah,
Yang selalu memenuhiku dengan Cinta kasihnya,
Tak terbatas,
Tak beralasan,
Dia mampu menempuh segala Hal Untuk keceriaanku,
Aku membuktikannya,

Cinta Mereka yang tulus,
Tanpa syarat,
Aku merindu...

Jika perih kemudian mengoyakkan lagi kesendirian ini,
Ingin kembali Aku berlari,
Berlari pada pelukkan mama,
Yang begitu Setia membesarkanku dengan kesabaran,
Walau terkadang infus Harus melingkar di Hari Raya,
Ia begitu tabah...
Ia Setia....,

Jika kesunyian hadir Tanpa suara sahabat,
Ku rindu kembali kakak Tersayang,
Yang Setia menggosokkan Minyak tuk mengurangi sakit ku,
Sambil melantunkan doa kesembuhanku,
Walau kami Harus berbagi Tempat Tidur di ruang tamu,
Ia Setia menemaniku...

Ah Cinta yang tulus,
Masih adakah pada Mereka yang mengitariku?

Bukan ku pinta balasan,
Tapi Aku pun manusia Biasa,
Yang pun merindukan perhatian ketika terpuruk,

Sebegitu rapunyakah Aku?
Tidak,
Aku hanya sedang merindu,
Merindukan perhatian dari Mereka yang mencintai ku Tanpa syarat...
Cinta yang Tulus,
Cinta sang Ilahi...

Aku rindu,


Thursday, January 23, 2020

"Sahabat nan Tiada"







Kita bersama dalam takdir yang Tuhan ciptakan,
Walau tak mulus Kita melewatinya,
Bertumbuh, berbagi, tertawa dan menangis,
Semuanya terangkum dalam kisah Kita,
Peristiwa Kita,

Waktu bergulir dan Kita masih bersama,
Lalu,
Sesekali muncul perasaan ini,
Rasa yang Tak yakin tentang Kita,
Melukiskan Kita bersama namun bersebrangan, 

Apa rasa mu?
Apa pkirmu?

Samakah dengan yang hadir sekejap dan pergi dalam rongga pikir ku?

Yah,
Aku Tak pungkiri...

Kadang cemas Dan ragu menyapa,
Engkau Tak lagi seperti sedia kala,
Yang jujur dalam berbagi,
Berjuang dalam mensupport,
Bijaksana meniadakan agresif...

Seperti Tak ku kenal siapa Engkau?

Pribadi yang sama kah'?
Yang tetap menyapaku dengan kasih?
Bukan dengan tangisan rekayasa...
Yang memberiku sandaran disaat Aku sedih?
Bukan memberiku bahu kebimbangan...

Masih samakah Kita kini?

Aku.....
Ragu,
Cemas,
Risau,
Gelisah,
Sedih
dan
Aku,
Takut!

Lari kemana lagikah Aku?
Tempat yang dulu Damai Sudah hilang ditelan permata dunia,

Atau
Aku yang Salah berpikir?
Apa....kah',
Rasaku Terlalu berlebihan?

Tidak...
Kau tahu bukan?

Instingku Tak pernah Salah,
Semua yang Aku rasakan selalu benar adanya,

Lihatlah Aku kini...
Cemasku bukan Karena aku Tak mampu menatap Hari esok,
Tapi Tak menerima jika Cinta Kasih Kita berubah menjadi air Mata,
Air Mata Dan Luka,
Yang Tak sembuh dibalut Waktu,

Tidak,
Kita bukan lah manusia Tak ber Tuhan,
Kita pemilik sang Surga,

Ah...
Andai saja semudah itu ku usir rasa ini...
Tentu terbebaslah aku,

Atau

Aku yang Tak mampu melepasmu,
Aku yang Tak mampu ditinggalkan olehmu,
Aku yang Tak mampu melihatmu memilih jalan itu,
Yang Tak Kan pernah lagi bersama seperti dahulu....

Mungkin seperti itu adanya,

Sahabat sejati,
Tak Kan pernah Ada untukku',

Sahabat sejati,
Ialah kisah kecil untuk Mereka yang beruntung,

Semoga engkau bahagia,

Dari ku...
Bayangan ketidak tulusanmu' melangkah...

Dari ku...
Sahabat yang kini kau tiadakan...


Tuesday, January 21, 2020

"Naluri kampus*

Foto & Inspirasi: Mutiara Qalbi
Lokasi: Kampus Institut Tekhnologi Bandung (ITB)

Cerita selalu mengawali perkenalan,
Merajut bersama kisah di kampus,
Ceria kan diri pada atom-atom pendidikan,
Meraih sukses memantaskan status,

Bukan tak mudah lalu Tak mampu,
Bukannya susah kemudian menyerah,
Inilah aku wanita tanggguh,
Walau terlihat mungil,
Kualitas terasah,

Sampai pitam pun kan ku redahkan,
Membalut kasih pada jiwa emosi,
Sadari kembali tujuan diri,
Meraih prestasi bukan sensasi,

Walau ku akui bermain api,
Kadang terbuai tak mampu ku lerai,
Menjalin kisah-kasih hanyalah pemanis,
Memantapkan diri menggenggam toga.





"Kita Menanti"

Foto & Inspirasi: M. Wulandari M.
Lokasi: Orchid Forest Lembang-Jakarta

Dalam diam Aku menanti,
Dalam senyum aku menyapa,
Tataplah mata jika kau yakin,
Wujudkan tekad Kita bersama,

Dari rasa yang terus bergelora,
Mencari peraduan yang kian terarungi,
Entah kapan -tak lagi cemas,
Sejumlah harap menyatakan diri,

Lalu...
Dilema rindu gerogoti hati,
Berkecamuk dalam lautan cemas,
Kadang hasrat dibentengi  kata hati,
Redahkan cemas bersama menanti,

Kita berjumpa,
Kita terpisah,

Ada doa,
Terucap bersama,

Rasa ini,
Kita menangkan,
Demi Cita dan Cinta bersama,

"Kita Menanti"











Sunday, January 12, 2020

PERPISAHAN

Inspirasi Syair: Mutiyah
Dalam Gambar: Mutiyah Dan Saya

Waktu menandainya,
Mempertemukan kita,
Memberi kesan dan bahagia,
Sesekali terisi dengan perdebatan, perselisihan dan protest,
Lalu menjadikannya semakin solid,

Tiba Pula saat dimana kita menyudahinya,
Bukan mengakhiri sebuah hubungan,
Tapi ikhlas kepada pribadi yang kita cintai,
Mengejar mimpi, cita dan Cinta,
Bahkan menutup langkah perjalanan Hidup,
Menyatu dengan debu,
Menghadap Sang Ilahi,

Perpisahan,
Menghadirkan dan membawa rasa perih,
Sedih,
Juga keihklasan,
Tersenyum walau mata memerah,
Pergilah,
Engkau kudoakan,

Perpisahan,
Entah kita yang meninggalkan atau ditinggalkan,
Selalu ada saat -ia menyapa,
Dengan berat hati melepaskan,
Menyisahkan kenangan yang terkadang menjadi penyesalan,

Sesal,
Ketika Tak sempat melakukan yang lebih,
Saat dimana tak pernah meluangkan waktu bersama,
Rasa dimana masih banyak harapan yang kemudian pupus,
Dan atau belum sempat diwujudkan,

Bangga,
Hati menjadi lebih Hangat,
Dikenang dan dielukan sebagai sesosok,
Jiwa menjadi lebih berarti,
Disanjung dan diprakarsai sebagai bagian dari langkah hidup,

Pisahlah kita dalam misteri Tuhan,
Kuatlah kita bersama,
Di tempat yang berbeda,
Walau sedih menyapa,
Namun ikhlas Kita tegarkan,
Biarlah rindu terbayar dalam setiap bait doa,
Agar esok menjadi bagian gemilang Kita bersama,
Dunia dan akhirat,



Saturday, January 11, 2020

Pejuang Kehidupan


Terjal kehidupan bercerita tentang rintangan,
Sisi keras sebuah perjuangan,
Letihnya keringat dalam setiap usaha,
Senyum dan tangis mewarnai perjalanan,

Renunglah jika jeda menyapa langkah,
Jangan memaksa jika alam berbisik,
Risaulah jika cemas menyapa,
Dan bergegaslah dalam keyakinan,

Capaian gemilang pun akan kau raih,
Dalam ketekunan dan perjuangan,
Lalu keringat dan perihmu pun Kan terbayar,
Senyuman Indah dalam kebahagiaan pun kan Tuhan hadiahkan,

Engkaulah pejuang kehidupan mu!

Friday, January 10, 2020

'Mencari Suara Tuhan'

'Dok: Nurman R' - Lokasi Poumako

Keemasan senja,
Dalam balutan langit menemani mentari,
Merekah pada hari yang telah usai,
Membisikkan keraguanku akan peristiwa Hidup,

Kemudian,
Aku duduk pada tepian pantai,
Mendengarkan deruan ombak,
Memecah sang malam yang hendak bertandang,
Aku belum siyap tuk terisi oleh Cinta Tuhan,

Saat hempasan angin menyapu wajahku,
Suara Tuhan bertendeng pada Semua kisah laluku,
Aku terbawa dalam sejuta peristiwa kelam,
Siyapkah aku membiarkan diri,
Mencarimu Tuhan???

Ah...
Kutarikkan nafas secara mendalam,
Lalu kuhembuskan kembali secara perlahan,
Hadirlah keindahan dan Luka menyapaku,
Mampukah Aku mengampuni mereka yang melukaiku begitu dalam?

Tuhan,
Mengapa bukan keindahan saja yang kucicipi,
Mengapa Harus Ada rasa sakit bertamu pada jiwa rapuh ini,
Bisakah aku mencabutnya Tanpa rasa?
Ku tahu itu hanya pengalihaku saja,

Kini,
Waktu Kan berganti,
Usiaku pun semakin berkurang di dunia ini,
Aku tahu kekerasanku hanya tuk menghindari rasa juangku,
Mampirlah Engkau Tuhan mengisi dahagaku,

Mampirlah ya Tuhan ku,
Karena kutahu Kau kan' mampukanku'
Walau telingaku seringkali tuli mendengar suaramu,
Dan hatiku Tak peka menerima panggilanMu,

Kini biarlah Engkau meraja dalam setiap lakuku,
Agar bergunalah aku disisa hidupku,
Dan senyumankupun teriring dalam kepergian terakhir,

Salam,
🙏



Tuesday, January 07, 2020

Terik Sang Mentari & Rosa

"Rosa dan Saya" 

Siang ini begitu menyengat. Sengatannya terasa apalagi jika Tak mengenakam jaket, serasa tanganpun dapat terpanggang seperti sate. Banyak orang mendefinisikan apa yang Terjadi ini, sebagai bagian dari perubahan iklim. Saya meyakini ini benar adanya, tapi menurut Saya Untuk mengatasinya, Kita secara pribadi pun punya andil di dalamnya. Menurut Saya Jangan berkoar-koar membahas vonomena ini jika pribadi Kita sendiri masih acuh Tak acuh dengan penanganan sampah yang Kita sendiri timbulkan. Misalnya saja dimulai dari Hal kecil, dimana Kita Tidak disiplin membuang sampah pada tempatnya. Ada saja yang masih minum-minuman dengan wadah botol atau menggunakan wadah plastik, dibuang dijalan bukan di Tempat sampah. Ataupun pengelolaan sampah  Rumah tangga baik yang mudah terurai dan Tidak terurai, dan berbagai contoh lain yang sering terjadi dalam lingkungan kehidupan Kita sehari-hari.

Dalam perjalanan mengendarai motor Dan merasakan baranya sang mentari disiang ini, Saya kemudian memutuskan Untuk menyudahi perjalanan Saya Untuk sementara Waktu di sebuah Tempat yang sejuk. Setidaknya melingdungi Saya dari sengatan mentari Untuk bebeerapa saat. Saya kemudian memarkirkan motor pada Tempat yang Saya yakini saat itu sebagai Tempat yang akan membantu menjawab kebutuhan Saya Untuk beberapa Hari ini Dan Untuk kedepannya. Kemudian Saya menuju Tempat tersebut dan menanyakan kebutuhan Saya. Syukurlah setelah mengitari Tempat tersebut Untuk beberapa kali, akhirnya kebutuhan yang Saya cari dapat diatasi ditempat itu. Yang Saya maksud adalah pembuatan kunci duplikat. Maklum saja, Saya memiliki penyakit akut terkait ingatan. Artinya Saya seringkali Lupa, Dan Hal ini membuat Saya berulangkali mengalami banyak masalah. Entah kunci Rumah yang hilang, atau kunci motor atau bahkan Hal lainnya. Saya sendiri Tidak mengerti sejak kapan memiliki masalah ini.
Ketika memberikan kunci Untuk hendak di duplikasikan, Saya kemudian melihat seorang anak Perempuan yang menghampiri motor Saya Dan motor lainnya yang berjejeran depan toko yang Saya singgahi. Anak tersebut sibuk mengambil sehelai karton panjang n menutupnya pada Badan motor Saya Dan motor lainnya.

Saya kemudian, memanggil anak tersebut. Saat dipanggil anak itu datang menghampiri Saya, Dan kemudian bertanya kepada saya, -ada apa tante?. Saya bilang padanya, -apa yang sedang kamu lakukan. Dia pun menjawab, -tante Saya sedang kerjà. Jadi sebentar ya baru bercerita. Saya pun mengangguk padanya (tanda menyetujui perkataan dia) sambil tertawa Dan berpikir. Wah, dia menyebutkan dirinya sedang bekerja. Tapi setelah dipikir kembali, betul yang dikatakan dirinya, bahwa dia sedang bekerja. Bahwa, pekerjaannya saat itu adalah menutupi Semua motor yang terparkir di seputaran toko tersebut dengan karton. Saya mengerti maksud mereka, dengan demikian Mereka dapat mengumpulkan uang dari aktivitas tersebut.

Saya Sudah sering melihat anak-anak yang bekerja seperti itu. Malah kemudian menjamur. Walau beberapa Waktu lalu sempat tiada. Namun entah mengapa kemudian muncul kembali. Saya lebih sering Tidak membayar Mereka. Karena menurut Saya orang tua Mereka Tidak bertanggungjawab. Dan anak-anak seusia Mereka justru harus menikmati masa-masa kanak Mereka, bukan Untuk bekerja. Saya juga menghindarkan bahwa Mereka kemudian yang menjadi tulang punggung Keluarga, atau Bisa saja orang tua Mereka malas Dan berlindung diri pada diri Mereka. Mungkin jika berpendapat, akan banyak ide-ide pemikiran yang berkembang atas latar belakang anak-anak tersebut bekerja. Bisa juga, anak tersebut Peduli karena melihat orang tuanya bekerja susah payah, sehingga ingin meringankan beban orang tuanya. Wah, Tak Kan Ada habisnya jika Saya berpendapat disini.

Well, ketika sedang memperdebatkan masalah tersebut dengan pikiran Saya, Saya dikagetkan oleh petugas toko, bahwa kunci yang Saya order Sudah siyap. Yah, akhirnya Dua buah kunci duplikat Sudah Saya kantongi, harganyapun lebih murah dari Tempat kunci lainnya. Syukurlah, rejeki Saya -kataku dalam hati. Saya kemudian bergegas, menuju motor. Namun, saat hendak melanjutkan perjalanan, anak Perempuan tadi kembali menghampiri Saya. Katanya, -tante silahkan tante, kasih seikhlasnya. Saya lalu bertanya, -ini dibayar berapa,? (Sambil memindahkan karton di atas motor kepada anak itu). Seikhlasnya tante 'jawab anak itu'. Saya tanya, Saya mau membayar, tapi kamu Harus cerita dulu sama tante. Mau Tidak?,. Setelah berpikir beberapa saat, Ia kemudian mengiyakan permintaan saya. Kami pun berbincang-bincang. 

Namanya Rosa, kelas 2 SD di SD Koperapoka II. Ia tinggal di lampu merah pendidikan. Alasannya, melakukan pekerjaan tersebut katanya Untuk menambah penghasilan Untuk mama. Karea katanya mamanya sedang jaga Adik bayi di Rumah Dan bapaknya bekerja (Saya Tak menanyakan pekerjaan ayahnya). Ia bercita-cita ingin jadi Polwan. Katanya, Polwan sangat keren dan bisa menjadi penolong masyarakat (Ia menceritakannya dengan ekspreasi Bangga). Ia, sangat suka sekolah, dan akan berusaha Untuk menyelesaikan pendidikan nya. Diakhir cerita kami berdua kemudian mengabadikan moment Foto bersama. Saya pun memperkenalkan diri padanya. Kalau ketemu tante, panggil saja tante dengan nama 'Kak. Chichi'.

Mungkin ini hanya kisah Biasa yang sering Anda dengar dan baca. Tapi, Saya hanya mau kembali merefleksikan kisah ini. Pikir Saya, jika anak-anak ini Tidak ditertibkan maka orang tua akan menjadi bermalas-malasan Untuk menafkahi anak Mereka, karena justru anak Mereka dapat mencari penghasilan yang lebih. Yang kedua, bahwa mungkin Tidak Semua anak-anak bereaksi sama, tapi Setidaknya sebagian dari Mereka akan terlena bekerja, dan kemudian pendidikan akan menjadi bagian yang Tak perlu diperhitungkan. Ketiga, anak-anak yang tak mendapatkan kontrol dari orang tua dan Hidup bebas berpeluang mendapatkan masalah pelecehan ditempat Mereka berada. Keempat, anak-anak tersebut akan Belajar lebih banyak Hal negative dari lingkungan dimana Mereka berada, dimana lingkungan tersebut lebih didominasi oleh orang-orang dewasa yang Tidak tepat menjadi contoh dan didikan bagi Mereka.

Well, apapun itu Saya hanya berharap Rosa Dan teman-temanya menggunakan uang tersebut Untuk Hal yang tepat. Dan semoga Mereka Tidak kehilangan masa emas, Masa dimana Mereka dapat bermain Dan berekspresi Serta Belajar.

Salam Hangat,

Nilai Seseorang!

Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...