Thursday, February 18, 2016

Refleksi Cuaca dan Hidup

Mungkin cuaca minggu ini memang tak bersahabat, namun ia adalah bagian dari rutinitas kehidupan kita. Sekalipun panas mencercah dengan susulan guyuran hujan yang tak menentu, kita adalah bagian dari nya.

Cuaca kali ini mungkin sama dengan suasana hati. Terkadang tak dapat diprediksi. Saat ini lagi bahagia



dengan sejuta tuntutan profesionalisme pekerjaan dan tujuan hidup, tiba-tiba ada persoalan dalam perjuangan tersebut menghadang. Saat ini masih tersenyum dan tertawa, tiba-tiba berita duka datang menyayat hati dan menghilangkan gairah hidup. Saat ini sedang menyusun rencana untuk masa depan yang lebih gemilang, tiba-tiba musibah datang merubah perencanaan itu.

Semua yang ada dalam logika kita mungkin dapat diprediksi dengan matang, namun kenyataannya semua perjuangan hidup dan pencapaian yang kita perjuangkan, tak selamanya berjalan dengan mulus dan sesuai dengan harapan dan cita-cita kita. Ini mengajarkan kepada kita bahwa harus selalu ada beberapa perencanaan dalam perjalanan hidup ini. Jika, prediksi itu tepat, yah harus disyukuri tetapi jika tidak masih ada pilihan lain, dan jika pilihan lain itu ternyata juga tak tepat, berarti kita memang tidak ditakdirkan untuk mencapai semua itu. Setidaknya kita telah merencanakan dengan baik dan berusaha untuk mewujudnyatakannya. 

Sekarang, apa yang dapat kita lakukan, diluar sana terlalu banyak kekhawatiran menanti. Begitu banyak tindakan tanpa perasaan beretika, begitu banyak tindakan penyimpangan dari pemilik kehidupan, begitu banyak perlakuan ketidak adilan yang menyisahkan banyak tangis dan penderitaan, bahkan yang membuat tangisan tersebut menikmati kejayaan dan kemewahan mereka, tanpa ada rasa iba, simpati dan empati terhadap tindakan yang mereka lakukan.

Apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan kita, mengapa kita seperti manusia yang saling tak memiliki rasa itu. Manusia yang seharusnya menjadi makhluk yang termulia karena ciptaanNya, justru membuatNya bersedih akan tindakan yang lebih buruk dari ciptaanNya yang lain.

Kita adalah kita, jangan selalu melihat dimana letak kesalahan orang lain, dimana kelemahan dia, dimana kebencian kita akan kritikan yang ia beri. Mengapa begitu susah untuk mengakui kesalahan jika kita memang salah? Dan mengapa begitu angkuh untuk meminta maaf ketika kita menimbulkan pertikaian dan perselisihan? Bukankan hidup berdampingan itu baik dan nikmat? Lalu mengapa kita harus menciptakan ambisi dalam keegoisan jiwa kita sendiri? Tak ada gunanya hidup dalam istana kebusukan dan keegoisan yang kita bangun dengan kemunafikan diri.


Semoga bermanfaat untumu dan untuk ku kawan,
Refleksi cuaca dan hidup,

Salam,


Nilai Seseorang!

Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...