Terik mentari di siang itu
menghantarkan dua sejoli yang sedang mabuk asmara. Perjumpaan mereka dilengkapi
dengan rasa rindu yang menggebu2. Mereka bertemu kembali di pulau dewata untuk
kedua kalinya memadu asamara percintaan mereka yang genap berusia dua tahu.
Itulah cinta, ketika ia hadir
ditangah2 insan yg mabuk akan asamaranaya, ia pun akan membuai mereka, hingga
lupa dimana mereka berada dan siapa mereka sebenarnya. Mungkin itu terlalu
naif, tapi jen tidak pungkiri bahwa rasa sayangnya semakin mendalam kala sang
pria terus-menerus memberikan perhatian yg belum pernah ia nikmati bersama
sosok pria lain dalam hidupnya.
Kedekatan mereka semakin intim
dan erat, waktu yg singkat sungguh-sungguh digunakan untuk melengkapi kerinduan
mereka. Menyusuri sitap jalan tempat tinggal mereka di salah satu kawasan
kampung di kota itu membuat mereka saling melengkapi canda dan tawa dalam
kegembiraan hidup mereka. Bukan tidak mungkin bahwa cinta memang ajaib dan
mampu menyatukan setiap perbedaan menjadi suatu kesempurnaan kelengkapan hidup.
Mereka memang pasangan romantis yang
sedang dimabuk cinta, namun mereka juga sering selisih pendapat, itulah
kelengkapan hidup. Ada amarah ada kekecewaan dan adapula emosi yang terkandung
dalam setiap penelusuran jalan kehidupan mereka. Namun, apapun itu sang wanita
selalu mencoba tuk mengimbangi prianya, begitupun sebaliknya. Mereka saling
mengisi , saling memberi dan menerima. Jen begitu bahagia, ketika sosok
perkasanya itu selalu menawarkan hal yang membuatnya luluh dan melupakan
kekecewaan hatinya.
Malam semakin larut, akhirnya mereka
pun menemukan tempat yg romantis untuk digunakan sebagai malam diner 1 mereka
di hari pertemuan itu. Sang pria memang romantis, ia selalu bisa memikat hati
Jen untuk terpukau dan semakin mencintainya, dia tahu bagaimana memperlakukan
wanita dgn sepantasnya. Makan malam dipesan, sembari menunggu hidangan yang
datang mereka berdua pergi ke salah satu sisi dari rumah makan tersebut, ah
ternyata mereka sama2 tertarik pada buku namun sang perkasa sdg mencari buku
khusus utk melengkapi bisnisnya, dan Jen dengan setia dan bahagia menemani dia.
Malam itu sungguh indah, kelengkapan suasana resto itu dengan ornamen dekorasi
yg romantic melengkapi kebersamaan mereka. Warna lampu yg remang2 dan cahaya lilin
diantara kedua pasangan itu seolah menggambarkan bagaimana mereka sedang
menikmati kebersamaan dalam alunan kerinduan malam yang hampir berlalu itu. Usai
menikmati hidangan tersebut merekapun, akhirnya berjalan meninggalkan
romantisme resto tersebut dan menyusuri kembali desa mungil tersebut untuk
kembali mengistirahatkan tubuh mereka. Tak terasa, jalan yg mereka lalui dengan
penuh canda dan tawa, membuat mereka tak menyadarkan diri akan lorong tempat
singgahsana mereka beradu kasih, hahahaha... ternyata mereka lupa dimana villa
yang mereka tempati. Namun memori yg tak terasah itu justru menghantarkan
gurauan demi gurauan yg menjadikan perbincangan mereka semakin dekat secara
emosional. Hingga mereka sadar, dimana tempat mereka harus menyelesaikan malam
itu.
Singgahsana kehidupan cinta
mereka.