Monday, August 11, 2014

Lelah Ku

Ada banyak pembelajaran dari proses kehidupan yang kulalui beberapa waktu ini. Banyak hal yang menyenangkan, namun menguras waktu dan energi. Terkadang karena banyak tuntutan yang selalu menggiringku tuk melakukan aktivitas diluar job deks ku sehari-hari membuat aku putus asa dan ingin berhenti. Andai saja kehidupan ini seperti remote tv. Aku pasti telah terbuai dan terlena dengan urusan ku sendiri. Hahaha, mengibaratkannya agar sejenak aku dapat beristirahat tanpa harus terbebani dengan banyak permainan di otak ku ini....

Tapi, menjalani semua dengan penuh kebahagiaan memang rasanya sungguh tak ternilai. Rasa lelah itu singgah ketika tubuh ku memang tak mampu lagi bernegosiasi. Maklum saja masalah penyakit skoliosis ku ini, belakangan membuatku memang tak seperti dulu lagi. Apalagi jika di siang hari atau malam hari saat aku kuliah tak sengaja aku menghirup asap penyiksa kesehatanku. Tentunya kondisiku tak bertahan dengan penuh keprimaan diri.

Bercerita dengan tangan saat ini membuatku nyaman. Dibandingkan aku harus berbagi dengan orang-orang
disekitarku. Bukan apa-apa, hanya saja mereka juga pasti punya keluhan, jadi tak mau saja, diriku menambah keluhan hidup mereka.

Lelahku, menjadi kata yang pantas mewakili kehidupan yang dijalani setiap hari. Ada titik dimana rasa itu muncul dan menjemput hidupku dan merusak semua sistem perjalanan. Penuaian dari setiap otak dan saraf-sarafku menutup mata dari kepuasan hidup, karena lelah selalu merayuku setiap hari tuk enggan tersenyum. Walau sesekali cercah bahagia menyambarku, namun keletihan selalu menguasai setiap raga dan jiwaku.

Aku masih berharap semua hanya dalam mimpiku. Hingga ketika aku bangun, aku merasa lebih baik dan bahagia. Karena ternyata semua yang kulalui hanyalah mimpi buruk bagiku. Namun, aku tak mungkin menulis takdir dan melukiskan hidupku sendiri. Karena tentu itu melangkahi kodratku sebagai manusia. Yang bisa kulakukan hanyalah dengan  menikmati semua itu dengan sukacita. Karena itulah kehidupan ada rasa letih sebagai pemanis untuk melengkapi kepuasan dari kebahagiaan yang kuukir secara tak sengaja.


Terimakasih Tuhan,
Memberiku keletihan yang kusadari sebagai pemanis atas puing-puing kebahagiaan yang akan kuterima. Dan semoga aku mampu melalui semua itu dengan penuh sukacita.

Salam,





Nilai Seseorang!

Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...