Entah harus dari mana aku memulai
cerita ini. Diam saja tentu tak cukup menjelaskan apa yang tengah aku hadapi.
Ada suara yang mendesahku tuk menghilang dan melenyapkan bayangan juga jejak
kakiku, tapi suara lain bermuncculan seolah mengatakan padaku, bahwa itu bukan
tindakan yang terpuji. Aku, membaringkan tubuhku sejenak, dengan tiupan angin
yang sepoi-sepoi menghantarkan lamunanku pada alam bawah sadarku.
Cinta, -tony memanggilku dari seberang
jalan-. Aku tertegun menatap wajahnya, mengapa ia penuh dengan pesona bahagia,
desirku dalam hati dan pikiran. Bukannya kemarin kutinggalkan dia dengan penuh
luka dan tangis?.
Tony adalah sosok sahabat yang
tak pernah kenal lelah untuk selalu mendampingiku dalam segala hal. Sekalipun
aku mengalami masalah yang sangat serius dan hampir tak masuk akal aku
selesaikan. Ia adalah pahlawan dan sahabatku. Namun, kemarin ia membuat
kesalahan besar, aku bukanlah orang yang mudah jatuh cinta, akupun bukanlah
wanita yang dapat jatuh cinta dengan mudah terhadap sahabatku sendiri. Aku
adalah cinta, seperti namaku, aku memiliki cinta untuk siapa saja, maka
kebaikan hatiku tidak kubatasi pada orang-orang tertentu. Cintaku tulus, dan
jika aku mencintai sosok yang berbeda sebagai lawan jenisku, maka sosok itu
bukanlah teman, sahabat dan keluargaku. Tapi sosok itu dapat menjadi teman,
sahabat dan keluargaku.
Kesalahan yang dibuat tony adalah
dengan memintaku menjadi pacarnya. Dan itu sangat buat aku kecewa dan terpukul.
Sehingga pertemuan kami terakhir di malam kemarin membuatku harus mengeluarkan
semua amarah, kekesalan dan emosiku. Aku pun tak sadar, kata-kata apa yang
telah kutorehkan padanya. Aku pikir Tony tak’kan menemuiku lagi, tapi sore ini
dia datang dengan wajah berseri dan berbinar-binar. Aku pun bertanya dalam
hatiku, mengapa ia masih mau datang ke padaku, bukankah aku telah membuatnya
malu? –tanyaku penuh kegelisahan.
Tony membuyarkan lamunan ku, apa
yang kamu lakukan manyun? (manyun adalah nama sapaanku bagi sahabat ku itu) Aku
ganteng yah jadi memandangku seperti itu?. Kamu ganteng?, ia ganteng sebagai
sahabat ku yang terhebat. Tapi, ton, kamu kenapa? Kenapa apa, kamu pikir
kata-katamu kemarin merusak persahabatan kita? (jawab tomy sambil bertanya).
Tidak lah, kemarin itu adalah tindakan ku memberanikan diri untuk mengutarakan
isi hatiku sebagai seorang lelaki yang tertarik dan suka padamu, bukan sebagai
seorang sahabat. Aku adalah Tony satu-satunya sahabatmu yang pantang menyerah,
hehehe... (jawab Tony dengan penuh kelegaan). Aku bingung tapi, aku tetap
bahagia, karena itu artinya sahabatku tidak akan mati dengan tindakan konyolnya
itu. Aku memeluknya dan mengucapkan terimakasih, tanpa sadar aku telah membuat
diriku konyol dengan tindakan ku itu.
Tony kemudian mengajakku pergi ke
warung Es Tersanjung yang menjadi tempat faforit kami bercurah pendapat. Dalam
perjalanan, kami telah melupakan kekonyolan dan emosi di hari kemarin. Tiba
saat di warung es, ia segera memesan 2 porsi kesukaan kami berdua, aku dengan
es pisang ijo dan dia dengan es campur. Menikmati minuman yang sejuk dan nikmat
tersebut, membuat kami kemudian hanyut dalam curahan pendapat. Tony memberikan
penjelasan mengapa dengan mudah ia melupakan perasaan kecewa dan sakit hatinya
ditolak oleh diriku sebagai sosok yang ia puja, kagumi dan sukai.
Pelajaran baru bagiku di hari
ini, bahwa kedewasaan perasaan dan cara berpikir dapat mematangkan sebuah
hubungan, tanpa merusak relasi yang ada. Tony mengajarkan padaku bahwa
mengungkapkan kebenaran adalah hal yang harus ia lakukan, bahwa ternya sebagai
sosok pria ia mencintai dan menyukai sahabatnya sendiri sebagai sosok lawan
jenis. Dan ia tidak menyalahkan tindakanku padanya, bahwa aku telah jujur, jika
aku hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat bahkan sebagai saudara baginya,
dan itu hak ku bahwa aku tak dapat membalas perasaannya. Aku merasa legah, tapi
aku tetap bertanya-tanya mengapa dengan mudah ia tetap mencintaiku sebagai
sahabat. Jawabannya singkat dan simple, bahwa aku menempatkan dia lebih dari
posisi sahabat dan pacar yaitu saudara laki-laki. Sehingga, dia justru harus
merubah perasaan mencintaiku dari sosok wanita lawan jenisnya menjadi sosok
saudara perempuan yang sangat ia cintai. Sungguh dalam sekali maknanya bagiku.
Aku berharap persaudaraan ini tak kan usang oleh waktu, dia adalah sahabat
terindah yang Tuhan berikan padaku, melebihi yang aku bayangkan. Betapa
dewasanya ia sebagai seorang lelaki dalam usia kami yang masih bertumbuh ini.
Aku mungkin bahkan akan sulit menemui sosoknya dalam perjalanan cintaku mencari
pangeran hatiku. Tapi itulah perasaan ku, bahwa aku adalah sosok yang hanya
percaya pada cinta pada pandangan pertama.
Salam,
Chichi Betaubun #RJH