Kebebsasan yang
ingin kunantikan, merayuku berjalan dalam kelam malam yang tak sempat aku
tinggalkan. Gelap gulita, tawaran pesona
mata yang membuat jiwa enggan tuk pergi dari kemolekan sesaat. Aku terperanjat
disini diruang tanpa rongga udara. Ruang yang tak banyak bercerita tentang
kebahagiaan, karena suasananya hanya berbicara tentang kehidupan sesaat,
tentang bagaimana dirimu dapat menjadi pesona tanpa harus memperhitungkan orang
lain. Yang dimana kamu hanya dapat berbicara pada keegoisan diri dan kemurkaan
jiwa. Aku masih saja ditempat yang sama, enatah bagaimana caranya keluar dari
keterpurukan ini, inginku hanya terbesit sesaat, namun jika harus memikirkan
caranya, aku rasa sungguh tak sanggup melakukannya.
Baru ku sadari
kebebasan ini adalah sebuah kesalahan. Aku tak menginginkannya, aku hanya bodoh
dan bernafsu tuk menikmati keegoisan jiwa dalam kebohongan diri. Ini jelas
bukan inginku. Kini menarik diripun rasanya tak sanggup, karena aku telah
terjebak dalam kehidupan yang salah kupilih. Sungguh bodohnya diriku.
Apa yang kini
harus kulakukan? Menyesali diri kah??? Ah sungguh, aku bengung. Sekali lagi
kucoba tuk berpikir dengan lebih serius dan fokus, tapi tetap saja aku tak
sanggup. Aku takut tersakiti dan dikecewakan dalam keputusan ini. Ataukah jiwaku
yang beradu dan bertahan menginginkan ini??? Pikiran dan rasaku pun beradu...
Jelas sekali
keputusan ku diawal aku berpijak di tempat ini adalah kebodohan yang kupelihara
tanpa sengaja. Yang kemudian kunikmati tanpa kupikirkan dampaknya. Yah keputusan
dalam kebodohan. Lalu ingin apa aku saat ini??? Keputusan ini pun akan
menghantarkan aku pada peristiwa selanjutnya. Tetap bertahan di tempat ini
ataukah berani mengambil resiko atas tindakan dari keputusan yang aku pilih.
Semuanya berada ditanganku bukan pada orang lain. Inilah aku, ini kehidupan ku,
akan jadi seperti apa aku nanti, itu adalah langkah yang aku ambil dan yang
akan menjalaninya adalah diriku, bukan orang lain.