|
Jl. Busiri-Lokasi Kantor YAPEDA, Timika-Papua |
Dulu, setiap kali saya berjalan, saya tidak pernah melihat jalanan tersebut sebagai refleksi kehidupan. Saya hanya
melaluinya begitu saja. Namun, dalam beberapa bulan terakhir ini, sudut padang saya pada jalanan sungguh berbeda. Hal ini disebabkan karena perpindahan tempat
tinggal membuat saya lebih sering menggunakan motor sebagai alat transportasi sehari-hari. Sehingga jalanan tersebut terlihat jelas sebagai refleksi kehidupan.
|
Manokwari-Kabupaten Peggunungan Arfak |
Awalnya semua bermula dari perjalanan saya dari rumah menuju tempat kerja, butuh waktu sekitar 20 hingga 30 menit. Setiap hari dengan jarak yang sama, saya tentu melewati
jalan yang sama pula (maklum saja, saya tak tahu jalan-jalan potong yang tersedia). Dari jalanan tersebut saya kemudian menikmati banyak
hal.
Mulai dari kewaspadaan diri dalam mengendarai kendaraan hingga pada hal-hal lainnya yang dapat saya temui sebelum, sementara dan sesudah berkendaraan. Sebelum mengendarai kendaraan, saya harus memastikan kondisi
motor. Yah, sekalipun saya bukanlah montir, tapi tetap harus memastikan apakah ada bensin atau tidak. Kemudian, apakah ada kesalahan dari kendaraan yang saya gunakan (misalnya: lampu, ban, rantai, dll). Ini saya lakukan, karena jarak yang di
tempuh cukup jauh, sehingga mawas diri jika ada masalah saat berkendaraan. Terutama ketika bermasalah saat berkendaraan di tempat yang tidak memiliki fasilitas kendaraan
yang dibutuhkan.
|
Lokasi: Tanah Lapang Panti Asuhan YAPEDA, Timika-Papua |
Awalnya saya tak pernah menanggapi semuanya
dengan serius. Tapi melalui semua itu saya menemukan banyak hal di jalanan. Entah mendapati
kendaraan yang tidak aman (lampu yang padam, atau tidak menggunakan sein, atau
bahkan tidak ada spion) hingga pengendaranya pun tak aman (tidak menggunakan
helm, tidak menggunakan alas kaki, dan lebih parahnya tidak patuh terhadap
rambu-rambu lalu lintas). Hal ini yang kemudian membuat saya untuk harus selalu waspada. Itu sebabnya saya katakan bahwa jalanan merupakan refleksi kehidupan. Karena dengan demikian saya selalu diingatkan. Ini juga seperti pepatah tua yang mengatakan "kehidupan ini layaknya jalanan".
Tidak selalu mulus, pasti ada jalanan yang beraspal, kerikil, becek, berlubang serta pasti selalu ada tikungan atapun jalanan yang berkelok-kelok, bahkan tantangan yang datang dari pengguna kendaraan lain yang tidak hati-hati. Namun dibalik semua itu ada pesan yang tersembunyi, bahwa seburuk apapun perjalanan kita, jika kita terus melangkah dan berjalan pasti kita akan mencapai tujuan. Melalui jalan juga kita diingatkan bahwa tak selamanya perjalanan itu akan lurus dan mulus tetapi pasti selalu ada tantangan atau masalah seperti yang diuraikan sebelumnya.
Jalanan sebagai refleksi kehidupan,
dari jalanan pula kita dapat melihat beraneka ragam kepribadian. Ada pengguna
jalan yang serakah, yang tidak mau mengalah baik dengan pengendara lain maupun
tidak mau tahu dengan rambu-rambu lalu lintas. Ada pula yang tertib
berlalulintas, namun ada pula yang belum cukup umur dalam berkendara. Bukan itu
saja, setiap pengguna jalan juga memiliki keanekaragaman kepribadian, ada yang
mendahulukan keinginan, ada pula yang menghargai pengguna jalan lain. Dalam
berkendara juga kita bisa menemukan pilihan, pilihan untuk hidup ataupun untuk
melukai diri bahkan mencelakakan diri.
|
"Rumah Adat Kaki Seribu" - Kabupaten Peggunungan Arfak |
Dari semua kejadian itu, akupun
menyadari dan mengenali akan bahaya dalam kehidupan ini. Dengan segala yang
kita miliki kita dapat melakukan banyak hal yang tidak jelas yang mempengaruhi
keputusan kita di masa yang akan datang. Salah satu contoh: tidak menggunakan
helm karena merasa hari libur dan tidak ditangkap oleh polisi. Namun, justru
pada situasi itu kita menentukan kehidupan kita, mungkin saja kita selamat,
tapi kemungkinan bahwa kita celaka pun ada. Dan setiap pribadi kita tidak
menyadari. Terkadang kita berpikir untuk balap ketika berkendara, namun tanpa
kita sadari hal itu justru membahayakan diri. 5 menit sebelum mengambil keputusan
adalah tindakan yang harus sungguh-sungguh kita pikirkan. Karena 5 menit itupun
dapat menghantar kita pada kepastian hidup yang berbeda. Setiap tindakan dari
keputusan yang kita pilih selalu memiliki konsekuensi apapun pilihannya. Maka
pertimbangkanlah segala sesuatu lebih bijak, sebelum mengambil sebuah keputusan
dalam tindakan yang dijalani.
Salam,