Hari itu tubuhku
tak terlalu bersahabat untuk beraktifitas, aku terbaring saja di kamar.
Berdiripun terasa hampir jatuh dan rubuh. Aku tak berdaya untuk melakukan
aktifitas, karena rasa mual yang mendera disertai dengan pusing karena
kekurangan darah.
Siang harinya,
aku kemudian meminta ijin kepada ayah agar meminta adik mengantarkanku kepada
tempat pijat refleksi, setidaknya membuat tubuhku lebih segar dan nyaman,
maklum saja, selain sakit yang kuceritakan diatas, aku sendiri adalah pasien
scoliosi. Pasien yang memiliki kelainan tulang belakang, sehingga harus sering
dipijat untuk mengurangi rasa sakit dari punggung, belakang dan tubuh yang
sering didera nyeri berkepanjangan.
Usai dari tempat
terapi, aku kemudian teringat pada salah satu anak dampinganku yang berulang
tahun di hari ini. Kebetulan tubuhku mulai bersahabat dan mulai bersemangat
beraktifitas, aku tiba-tiba memiliki kerinduan untuk membayar hutang atas janji
yang kutorehkan oleh salah satu anak dampinganku yaitu “Fitri”. Aku berjanji
jika lebaran tahun lalu akan singgah ke rumahnya dan menunjukkan video kepada
ayah dan ibunya, bahwa ia sangat merindukan mereka. Namun, janji itu masih
tetap menjadi janji, hingga kuputuskan untuk merayu ayahku, agar mengijinkan
aku bersama ia dan adikku pergi kunjungan ulang tahun ke rumah Fitri. Usai menjelaskan
segalanya, ternyata ayah bersedia melakukan kunjungan tersebut bersama aku dan
adikku. Kaminpun bergegas menuju mobil dan melakukan perjalanan, namun karena
kebetulan hari ini ia tepat berulangtahun, kami memutuskan singgah ke toko roti
dan kue untuk membeli sebuah kue mini dan menuliskan “Happi Birth Day Fitri”
mungkin sederhana, tetapi kami harap ini menjadi kejutan ulang tahun yang
membahagiakan baginya.
Setiba dikompleks
rumah, kami hampir memasuki rumah yang salah, namun akhirnya kami menemukan
rumah yang sebenarnya untuk dikunjungi. Tiba di rumah, ternyata ibunya sedang
melakukan kunjungan ke rumah kakaknya fitri. Akhirnya kami pun sedikit menunggu
dan meminta untuk memanggilkan sang bapak. Tak lama kemudian bapak nya keluar
dari dalam dan menyalami kami. Namun, ternyata bapaknya sangat terkejut akan
kehadiran kami, saya pun kemudian memperkenalkan diri dan akhirnya suasana
menjadi lebih bersahabat hingga kami ditawarkan minuman dingin, setelah itu
melanjutkan perbincangan kami, bapaknya bercerita tentang fitri dan menanyakan
kami semua, mungkin masih asing bagi ingatannya siapa sebenarnya kami, yang
kemudian meluangkan waktu mengunjungi anaknya dan memberikan ucapan ulang
tahun. Tak lama bercerita, kamipun ditawari makan malam, kebetulan ortunya
pemilik warung makan ternama yang dikenal diseluruh kota kami, karena rasanya
yang lezat dan dahsyat nikmatnya. Melanjutkan perbincangan kami, sang ayah
cukup tersanjung dan terharu akan kehadiran kami, bagaimana tidak tetesan air
mata sedikit demi sedikit coba ia hapuskan dari pandangan kami. Mungkin sedikit
menyesal, karena katanya ia sempat tak menyadari bahwa ini tanggal 1 Maret,
tanggal tepat anaknya berulang tahun. Ia bercerita, bahwa semalam anaknya
menelpon, dan ingin sekali berbicara dengan ibunya, namun sang ibu telah
istirahat dan terlelap tidur, jadi bapaknya tak berani menggangu kenyamanan
ibunya. Bapaknya juga menyesal bahwa tak menyadari jika kemarin tanggal 29
Februari. Saya sendiri merasa tak heran jika ayah dan ibunya tak menyadari hal
itu, karena mereka bekerja begitu tekun, hingga saat dimana kami datang
berkunjung, ayahnya masih asyik bekerja di dapur, dan ibunya sedang berkunjung
kepada kakaknya untuk berencana membantu sang kakak yang akan membuka warung di
kota. Sungguh keluarga pekerja, keluarga yang luar biasa.
Kami pun
menyempatkan moment foto bersama, dari pada membuat sang ayah larut dalam
kesedihannya, merasa sangat bahagia dapat memberikan bukti cinta dan kasih
sayang kami kepadanya dengan perhatian ini. Semoga usia yang bertambah ini,
membuat ia semakin bijak dalam menapaki hidup, menjadikan pribadi diri yang
lebih dewasa dan kuat dalam tangan Tuhan. Amin. Satu pesan dari sang ayah “Saya hanya ingin anak saya menyelesaikan
studi pada gelar sarjana dan kemudian dapat bekerja – setidaknya dapat
menunjukkan hasil bagi kami orang tua, bukan untuk meminta balasan budi ataupun
harta, hanya untuk kebahagiaan kami semata, dengan melihatnya menyelesaikan
studi dan mendapatkan pekerjaan itu telah membayarkan semua kerjakeras kami
untuk kesuksesannya, hingga ketika ia berumah tangga ia memiliki pegangan untuk
masa depan, dan tidak berharap banyak dari suaminya“. Harapan yang
sederhana tapi memiliki makna dan doa yang mendalam.
Semoga semua
anak-anak dapat memahami bagaimana perjuangan dan kerja keras dari kedua orang
tua mereka. Dan bagi mereka yang berjuang sendiri tanpa orang tua, tetaplah
meraih kesuksesan, agar anak-anak kalian nantinya dapat memiliki kebahagiaan
cemerlang.
Usai dari
pertemuan kami, kami mengabadikan mement dengan foto bersama. Semoga sang bapak
tetap bangga pada anaknya dan merasa terhibur dengan keberadaan kami.
Usai pertemuan
itu kamipun bergegas pulang kembali ke rumah. Cerita di hari ini membuatku
sangat terharu, tadinya niatku hanya untuk menepati janji, namun ternyata aku
mendapatkan pelajaran yang sangat berarti untuk kehidupan ini. Semuanya hanya
berawal dari ketulusan hati, maka Tuhan akan memberikan hadiah yang tak pernah
kita pikirkan.
Salam,
No comments:
Post a Comment
Berikan ide kreatif anda. Trimakasih, Tuhan Berkati.