Bulan Agustus 2008,
Masih lekang di ingatanku kehadiran mu bersama 2 orang saudaramu,
Awal yang sulit saat menaklukkan hatimu,
Namun membutuhkan waktu yang singkat...
Dengan tanganku sendiri aku mengasuh kalian diawal keterlibatanku pada lembaga yang membesarkan kalian,
Aku tak kerepotan karena pada dasarnya kalian anak2 yang pintar...
Sosok mu begitu berbeda,
Selalu menghibur dengan kepolosan mu,
Namun tegas dengan apa yang kau ingini ataupun tidak engkau ingini...
Memandikan, makan bersama dan bahkan kita sering tidur bersama...
Waktuku pun semakin singkat bersama kalian,
Disaat penempatan tugas yang berbeda padaku...
Aku hanya kemudian bisa meluangkan sedikit waktu...
Saat Desember tahun kemarin,
Ketika aku sedang berlibur, dering sms menyapa hp ku dimalam hari...
Pesan singkat dari Bapak tentang sakitmu...
Aku bersedih dan menangis, namun aku kemudian mendoakan kesehatanmu...
Tuhan pun mendengarkan doa ku...
Saat kepulangan ku...
Aku kemudian menjengukmu...
Engkau meminta agar orang tua asuh yang lama kembali...
Sekalipun kau menyayangi keduanya...
Dengan tekad yang bulat,
Aku menanggung semua resiko,
Kuperjuangkan semua harapanmu,
Sungguh tidak mudah, namun akhirnya berhasil...
Ingatkah kau saat aku berkunjung dibulan kedua dari tahun ini???
Kau begitu lemah, saat itu aku sedang sibuk. Tpi aku kemudian membawamu untuk diperiksa ke rumah sakit. Ternyata kondisimu memang sedang menurun...
Aku dengan setia mendampingi mu...
Bahkan disaat2 aku sedang tak berdaya, aku berjuang untuk mendampingimu...
Tuhan memang berkata lain...
Kini kau telah tiada,
Kepergianmu sungguh membuat kami terpukul.
Aku secara pribadi sangat tak berdaya, bagaimana tidak, kau pergi tepat ditanganku...
Dua malam aku mendampingimu tanpa tidur, menyanyikan lagu2 rohani untuk mu...
Aku masih berharap Tuhan memberikan mujizat untuk mu...
Anak ku tersayang.
Sekalipun usia mu masih belia, tapi kamu adalah sosok yang kritis, penghibur dan bijak.
Kau tahu, terkadang aku masih tak percaya...
Aku berjuang untuk ikhlas melepaskanmu...
Hingga saat dimana aku menuliskan tulisan ini.
Aku mendoakan agar kau bahagia di sisi Bapa di Sorga.
Aku berdoa agar aku dapat melihat senyumanmu...
Seperti aku yang selalu tertawa melihat tingkahmu, caramu menatap sambil berpikir. Caramu bertanya dan mengkritisi...
Aku merindukan semuanya...
Rasanya ada yang selalu kurang...
Mungkin memang benar kata orang, kamu terlalu lelah berjuang sayang.
Hingga Tuhan memanggilmu untuk mengangkat semua deritamu...
Seandainya saja aku bisa berjuang untuk membuatmu lebih bahagia disaat2 terakhirmu...
Pasti airmatamu tak perlu menetes...
Maafkan aku sayang...
Berisirahatlah dengan tenang.
Ingatkanlah aku untuk selalu mendoakan keabadianmu di sana...
Amin 😇🙏
😘😘😘😘😘😘😘😘😘
Tulisan adalah bagian dari komunikasi. Tulisan dapat pula mengungkapkan perasaan yang tak mampu dan tak dapat diutarakan. Berbagilah cerita bersamaku melalui kisah anda. ♥️
Thursday, June 15, 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Nilai Seseorang!
Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...
-
Pada tanggal 20 Oktober 2013 aku menulis kisah ini untuk pertamakalinya, saat itu semuanya terlihat telah berakhir. Beberapakali sempat m...
-
Aku-Anggi Hari kemarin telah berakhir. Aku mencoba menutupi lembaran kepedihan dalam hari yang tak bersahabat denganku. Aku melangkah s...
No comments:
Post a Comment
Berikan ide kreatif anda. Trimakasih, Tuhan Berkati.