Tuesday, June 04, 2019

"Perenungan Diri"

Aku-Anggi
Hari kemarin telah berakhir. Aku mencoba menutupi lembaran kepedihan dalam hari yang tak bersahabat denganku. Aku melangkah saja, pikirku... Akan tiba saatnya ia berakhir. Yah,  dan itu terbukti. Tentu tak mungkin ada hari yang tak berakhir. Aku dan kamu tentu menyadari, bahwa waktu selalu terbatas. Kita akan terus melewati semua yang kita sukai atau pun tidak.



Kemarin aku meratapi kepedihan hati yang
Mrs. Santi, Mr. Irfandi dan Aku
tergores karena permainan sosok yang menggantungkan harapanku untuknya. Ataukah mungkin ini kebaperanku saja? Ah, entahlah...  Rasanya semua telah jelas. Tentang perasaanku padanya dan tentang perasaannya padaku. Tapi, aku kemudian tersadar. Aku melewati jalan yang tak biasanya.  Ada yang aneh, gumamku. Ada yang berbeda, rasaku... 
Aku, mencoba memaksakan pikiranku mengalahkan rasa yang menghantuiku. Aku sadar bahwa malam ia berkunjung,  adalah malam terkhir yang mempertontonkan ketidak berpihakkan dia pada perasaan kami. Perasaan yang telah kita pupuk bersama. Ah, ia kemudian menghilang. Seakan lenyap ditelan hempasan ombak yang meniadakan pinggiran pemukiman warga. Seketika menghilangkan harapan. Itu pula yang aku rasakan. Seharusnya aku tidak meratapi dan menangisi semua itu. Karena, aku sendiri sadar, bahwa ini telah berakhir. Tapi, entahlah selalu saja ada bisikkan yang membawa aku mempercayai imajinasi kehidupan putri dalam sebuah dongeng.  Ah,  bodoh sekli aku ini -gumamku.


Kemarin,  telah membawa aku pada hari ini. Hari dimana aku masih saja memikirkan, apa yang salah. Apa yang membuat mereka pergi dan berlalu. Bukan saja tentang dia yang terkhir saat ini,  tapi mereka yang datang hanya dalam sekejap. Apa maksud mereka menyinggahi kehidupan dalam hitungan waktu yang sesaat??? Apakah ini cara Tuhan mempertunjukkan kepadaku, bahwa itulah keanekaragaman manusia???
Lalu harus kukatakan sosok apakah mereka? Yang hanya singgah sekejap dan kemudian berlalu -aku merenung.

Mrs. Santi - Aku dan Mrs. Chichi
Tak mungkin kusalahakan mereka,  tidak juga kehidupan ini. Aku hanya masih terus berpikir. Maksud apa, Tuhan padaku dengan kisah ini.  Aku masih terlalu muda -pikirku lagi. Namun,  diluar sana tak sedikit wanita-wanita seusiaku. Yang usai menamatkan diri dari bangku pendidikan tingkat SMA/SMK memutuskan menikah. Kadang aku berpikir, bagaimana bisa mereka yakin terhadap keputusan mereka memilih pasangan hidup?  Bahkan usia kehidupan mereka dengan orang tuanya,  takkan selama usia hububgan mereka dengan pasangan hidup nantinya. Ah, sepertinya aku tak kan memilih jalan itu. Aku masih ingin menggapai mimpi ku. Mimpi dimana aku bisa mendapatkan apa yang aku cita-citakan. Aku tak ingin menorehkan mimpi itu padamu. Karena bagiku ini adalah misi rahasia. Misi yang harus kuwujudkan tanpa interfensi siapapun. Agar kelak, jika aku gagal, aku tak perlu meratapi seperti patahnya hatiku terhadap hubungan yang kubina dengan pacar php ku.
Ia aku memutuskan memanggilnya pacar PHP,  karena dia menggantungkan hubungan ini. kadang pemikiran ini yang membawaku berpikir, pada saat mana seseorang dapat yakin dengan apa yang ia pilih. Karena apa yang kualami ini,  menyatakan bahwa pilihanku terdahulu membuatku keliru.

Namun,  setelah melalui beberapa hari dalam perenungan, aku kemudian tersadar. Aku tak bisa menahan siapapun untuk tetap berada disiku. Tidak juga kedua orang tuaku. Karena hidupku berbeda dengan kehidupan orang lain. Karena apa yang aku jalani adalah apa yang seharusnya kulalui. Dan aku tak bisa memaksakan orang lain mengikuti jalanku. Tentu hasilnya akan fatal, jika aku memaksakan hal itu. Ternyata merenung adalah bagian terpenting untuk merefleksikan kehidupan. Dengan demikian aku sendiri semakin sadar tentang siapa diriku. Dan sejauh apapun langkah kaki ini,  sebaiknya aku berjalan bersama Tuhan. Sehingga kekecewaan yang aku alami dapat dengan segera terobati dan terjawab.

Aku merenung untuk kebaikan hidupku.

Salam,

3 comments:

  1. Halo de hidup sangat indah tetapi ada tanggung jawab yang besar. Oleh sebab itu kita harus lebih berhati-hati dan teliti,kerena jika kita tidak demikian kita Yang akan menanggung akibat konseguensi perbuatan kita. Untuk tidak salah melnagkah hal yang pertama yaitu belajar dari pengalaman dan jangan mengulangi kesalahan yang sama. Terus mencintai orang tua sangat penting supaya kita diberkati oleh Tuhan baik dalam pekerjaan kita maupun diberikan umur yang panjang. Lalu yang kedua memiliki prinsip dan ambisi untuk mencapai tujuan dan cita-cita, dan yang terakhir memiliki keyakinan di dalam hati bahwa saya bisa kana Tuhan bersamaku.Amin.

    ReplyDelete
  2. Halo de hidup sangat indah tetapi ada tanggung jawab yang besar. Oleh sebab itu, kita harus lebih berhati-hati dan teliti,kerena jika kita tidak demikian kita Yang akan menanggung akibat dan konseguensi perbuatan kita. Untuk tidak salah melangkah hal yang pertama yaitu belajar dari pengalaman dan jangan mengulangi kesalahan yang sama. Terus mencintai orang tua sangat penting supaya kita diberkati oleh Tuhan baik dalam pekerjaan kita maupun diberikan umur yang panjang serta di restui perjalanan hidup kita Lalu yang kedua memiliki prinsip dan ambisi untuk mencapai tujuan dan cita-cita, dan yang terakhir memiliki keyakinan di dalam hati bahwa saya bisa karena Tuhan bersamaku.Amin.

    ReplyDelete

Berikan ide kreatif anda. Trimakasih, Tuhan Berkati.

Nilai Seseorang!

Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...