Timika, 24 April 2015
Bagiku setiap hari adalah hari
bersejarah dalam hidupku, karena menjadi moment yg mempunyai cerita dan
kenangan tersendiri. Namun, perlu aku nyatakan bahwa kemarin membuatku berada
di saat yang menjadikan aku merefleksikan diriku. Penambahan satu tahun di usia
yang berada diantara kebimbangan akan kehidupan yang kujalani. Setiap orang
tentu memiliki harapan tersendiri dalam kehidupan, begitupun seharunya diriku.
Namun, ketika aku merenungkan lagi aku sempat bingung, bahkan sepertinya saat
aku menuliskan tulisan ini pun aku masih bertanya-tanya apa sebenarnya tujuan yang
masih harus aku kejar dan capai. Lalu ada desiran hati yang menyatakan bahwa
aku selesai di sini, dan kenapa aku tak di panggil olehnya? –gumam sang hati
padaku-
Hidup selalu punya misteri, kalau
kita tahu kedepan akan seperti apa, pasti takkan ada kesalahan yang kita
lakukan dan perasaan bersalah tentu tak ada artinya lagi. Aku masih saja
merenungkan itu disini. Apa yang harus aku perjuangkan? Semuanya seperti semu
dan sia-sia. Ku tanya pada Sang Khalik, namun aku belum menemukan jawaban itu.
Karena satu saja yang ku inginkan
adalah rumah tangga itu, namun aku tak ingin mengakhiri semuanya dengan
tiba-tiba. Karena sosok yang bertahta dihatiku adalah sosok yang mustahil
bersanding denganku dalam impian inndah ku itu. Aku ingin mewujudnyatakannya,
namun pasti ada hal yang tak bisa kujelaskan pada kehidupanku. Aku ingin
berlari dan menciptakan duniaku. Namun itu tak dapat kulakukan karena kehidupan
itu tak nikmat tanpa orang lain.
Satu impinan terakhir, jika
impian yang abadi itu hanyalah tinggal impian semata. Berharap aku dapat
mengarungi seluruh dunia ini, menjalani semuanya dengan penuh sukacita. Aku
ingin mengunjungi semua tempat terindah dalam dunia nyata ini, mengarungi semua
tempat yg menyimpan banyak venomena kehidupan, juga mengunjungi semua tempat
yang mengalami penganiyayaan dan derita, aku ingin berada di seluruh tempat
itu. Melihat dan merasakan dengan jelas segala suka duka kehidupan. Berharap,
dapat tinggal sesaat dan berbagi dengan mereka. Namun, hatiku dan logikaku
kemudian beradu tanya. Bagaimana dapat kuwujudnyatakan impian itu, jika aku
hanya terperangkap dalam sarang pikiranku, sarang keputusan yang melilitku
untuk tidak mengambil tindakkan.
#impian_dalam_harapan