Bongkahan batunya
sesekali menimpuk tubuh,
Duri ranting merobek telapak kaki,
Diri bersolek,
mengumbar,
dusta janji,
Kemunafikan nyata bertopeng dewa,
Menghadirkan cemas naungan kesesatan,
Ketiadaan menjadi doà dalam tawa,
Memainkan peran dalam diam sang duka,
Dalam senyum mereka berpesta,
Memperlihatkan...,
Sahabat, ular dan serigala,
Sejuta kata merayu dalam aksi,
Benalu liar beraksi tiada henti,
Diri bersolek,
mengumbar,
dusta janji,
Racun kata mendesah,
mencerca jiwa,
mencerca jiwa,
bertubi-tubi mendera diri,
Ratap sedih memecah kesunyian,
Bertuai janji menyudahi ini,
Ratap sedih memecah kesunyian,
Bertuai janji menyudahi ini,
Menghadirkan cemas naungan kesesatan,
Ketiadaan menjadi doà dalam tawa,
Memainkan peran dalam diam sang duka,
Dalam senyum mereka berpesta,
Memperlihatkan...,
Sahabat, ular dan serigala,
Sejuta kata merayu dalam aksi,
Benalu liar beraksi tiada henti,
Aku diam,
Tak berarti,
Tak kuasa,
Menghela nafas dalam doà Sang Kuasa,
Sedihku menyatu pada riuh sang hujan,
Kunaikkan pujian kehormatan Sang Empunya,
Ikhlaskan diri,
Masa depan Kan kugapai!
Tak berarti,
Tak kuasa,
Menghela nafas dalam doà Sang Kuasa,
Aku rapuh dan tak berarah,
Kau berpesta diatas darah dan kelabu,
Nikmati ratapan tangisan kesendirian,
Airmata menyingkap senyuman keluarga,
Sedihku menyatu pada riuh sang hujan,
Kuharap hilang dan lenyap terbawa pergi,
Ikhlaskan diri,
Masa depan Kan kugapai!
Jawa, 18 Januari 2018
Inspirasi kehidupan:
Ririn Dawir