#kisah_nyata
Suatu hari ada seorang guru wanita asal Sulawesi ditugaskan mengajar di Salah satu SMK di Kota Timika, Kabupaten Mimika. Ia baru saja menjalani minggu Ketiga. Minggu yang buat dia semakin bersemangat Dan tertantang karena baginya kehidupan disini sangat unik Dan tentunya jauh berbeda dari Kota dimana Sudah 24 Tahun lamanya ia bertumbuh dan mengabdi.
Di hari itu, Ia baru saja menyelesaikan jam mengajarnya (bidang studi Bahas Inggris). Ia kemudian berjalan menuju ruang guru, hendak membuat laporan ajar di Hari itu. Namun, dalam perjalanan menuju ruang guru, dia mendengar anak-anak perempuan sedang tertawa dan saling melontarkan kata-kata. Ada salah satu kata yang kemudian diingat olehnya dan membuatnya tersenyum. Ia kemudian berkata dalam hatinya, "wah tambah lagi perbendaharaan kosa kata baru dari daerah ini" -ucapnya dengan rasa bahagia dan bangga. Tak lama kemudian Ia masuk ke ruang guru, lalu menarik kursi dan kemudian duduk, ketika duduk ia mencoba bercengkrama dengan Salah satu guru wanita di sebelah mejanya. Sambil mengucapkan kata yang Ia peroleh dari sekumpulan murid-murid perempuan di beranda sekolah tadi. Namun sayang, ketika melontarkan kata tersebut, Ia justru di tegur oleh temannya dan tak sengaja kejadian itu disaksikan oleh Bapak Kepala sekolah. Sambil menggelengkan kepala, Bapak Kepala Sekolah meminta Sang Ibu Guru segara menghadap beliau di ruangannya.
Tok Tok Tok....
Permisi Pak, Bapak memanggil Saya? -kata sang guru.
Ia, silahkan Masuk -sahut Kepala Sekolah,
Pak Kepala Sekolah: Duduklah. Begini Ibu, Saya tadi mendengar Ibu berkata kepada teman guru disebelah anda. Kalau boleh Saya tanya Ulang. Kata apa yang tadi anda ucapkan?
Ibu Guru: oh itu Pak. Itu, tadi Saya bilang 'Puki', Pak. Sambil tersenyum Dan tertawa mungil.
Pak KepSek: Ok baik. Apakah Ibu tahu arti sesungguhnya dari kata itu? -tanya Pak KepSek,
Ibu Guru: aduh Pak, Maaf yah... Saya tidak tahu artinya, Pak. -jawab sang guru sambil menghentikan tawa kecilnya dan kemudian mengernyitkan dahinya, tampak dari wajah mungilnya is berusaha menebak.
Pak KepSek: baiklah, sekarang Ibu keluar dan silahkan cari jawabannya di teman-teman guru wanita. Tapi ingat, setelah itu anda tak perlu memberi tahu saya arti kata tersebut. Dan Jangan pernah menyebarkan dan menggunakan kata yang tidak anda pahami sama sekali, karena hal itu dapat membawa anda dalam masalah.
Ibu Guru: baik Pak. -dengan wajah penasaran, ia kemudian berjalan keluar dan mencari teman guru wanita guna menanyakan jawaban yang membuatnya berpikir keras.
Ia pun kemudian mendapati temannya dan menanyakan arti kata tersebut.
Ibu Guru: hei, Bu... Apa artinya "Puki?"
Teman Guru: Astaga, Ibu... Jadi memang Ibu tidak tahu Artinya??? -sahut temannya.
Ibu Guru: Ia Saya tidak tahu artinya Bu. Tadinya Saya pikir itu 'Kue pukis' (salah satu Jenis Kue di Sulawesi)!
Teman Guru: Bukan bu. Puji itu artinya Vagina (alat kelamin perempuan). -dengan suara kecil dan berbisik.
Hal ini pun membuat Ibu Guru tersebut malu dan pipinya pun merona. Ia kemudian mengingat kembali pesan Kepala Sekolah.
Kejadian ini mengajarkannya Untuk tidak Terlalu betbangga diri jika menemukan suatu Hal yang baru. Karena, Ia justru harus membuktikan sebuah kebenaran dari apa apa yang ia dapat kan, bahkan untuk sebuah kata baru.
Oleh sebab itu, janganlah asal menyebutkan kata yang tidak kita pahami kebenarannya.
Salam cerdas,
Belajarlah dari kesalahan,
Belajar itu adalah bagian dari proses kita bertumbuh, selama masih diberi kesempatan bernafas,
Semoga bermanfaat..