Timika, 15 Agustus
2013
Hari itu aq’ merasakan sesuatu yang aneh dalam kebiasaan yang kujalani
sehari-hari. Namun tak’ kuduga perasaan aneh ini karena apa. Ia sosok yang tak
pernah q’ duga sebelumnya dalam hidup q’. Melalui dia aq menjadi sosok yang
betul2 dapat q’ sadari akan nilai diri q’ seutuhnya.
Luka q; tak kusadari,
Malam itu aku
mengunjunginya, ia orang yg baru kukenal beberapa waktu lalu, namun sudah
sangat membuat jiwa q’ menyatu dengannya. Kasih sayang q’ padanya layaknya
seperti anak q’ sendiri. Aq sangat mencintai dan menyayangi dirinya. Ia
membuatku mengerti bahwa aku bernilai untuk semua orang yang membutuhkan sosok
diriq’ layaknya dia.
Luka q; tak q’ sadari,
Kata2 itu menjadi
simbol kebodohan diri q’ sendiri. Aq menyesal karena tak bersama dia disaat2
terakhir ia membutuhkanku. Aku masih membelai kepalanya, mengurut kepalanya,
berlari mencari makanan dan minuman untuknya. Aku membawakan semua
kebutuhannya. Aku mencintai dan menyayanginya dengan tulus sepenuh hati dan jiwa
q’. Saat itu malam semakin larut, sekitar pukul sebelas malam. Sangat lelah
sekali bagiku dihari itu, karena semalam sebelum ia di RSUD, aku baru dapat
tidur sekitar jam 3 subuh. Bagaimana aku bisa tertidur lelap, ketika anakku
sedang sakit dan seharian kesulitan makan, semua makanan yang masuk dalam
tubuhnya dikeluarkan lagi, aku sungguh gelisah dan risau, maka sekitar jam 12
malam kuputuskan untuk membuatkan bubur, dengan harapan ia bisa menikmatinya
dan membantu kekuatannya. Memang benar, aku menemaninya hingga pukul 3
subuh,lalu aku pergi tidur setelah memastikan ia telah menghabiskan bubur yang
ku siapkan untuknya. Aku mengucapkan selamat malam sambil tersenuym dan ia
membalasnya. Masih ku ingat dengan jelas ke dua malam yang menjadi saat2
terakhir kebersamaan kami. Tapi, aku menyesal karena saat2 terakhir ia
menghembuskan nafasnya, aku tak berada disisinya dan malam terakhir sebelum
kami berpisah, aku tak bisa mengabulkan permohonan terakhirnya. Disaat ia
melontarkan kalimat: “mama’, aku tak ingin ditinggalkan oleh mu, aku ingin
ditemani tidur bersamamu, ma’.., aku takut sendiri mama’”. Tapi, aku malah
meninta dia dengan penuh ketegasan, “apakah kamu tidak sayang sama mama???....kalau
kamu bersikap seperti ini berarti kamu tidak sayang sama mama”... Dia pu
menangis dengan tersedu sambil mengatakan “aku sayang sama mama”...... malam
itu tak bisa kuhapus dalam ingatanku... Saat aku mendengar kabar itu, aku
seperti tak berdaya..merasa bersalah dan terpukul... Memang benar ketika saat2
kepergiannya, ia memberikan tanda d ruangan ku dengan aroma yang tajam. Semua
anak2 ku mengatakannya dan mencium aroma itu, namun Cuma aku saja yang tak
menciumnya, dan Cuma di ruangan ku aroma itu tercium begitu jelas....
Ampunilah salah dan
dosa2 ku, Ketika tak berada d sisinya,
Saat-saat ia begitu
mengharapkan keberadaanku,
Maafkan aku anak q’
tersayang,
Tak ada yang bisa
kulakukan lagi, Selain melantunkan doa tulus,
Menghantarkan kepergianmu
dialam sana,
Terimakasih anak q’
sayang,
Telah menjadi bagian dalam
hidupku,
Yang membuatku sadar, Bahwa
aku begitu berarti bagimu,
Ku ukir semua dalam
ingatan dan sanubari hatiku,
Menjadikan kenangan
terindah dalam kebersamaan kita.
Tuhan,
Kutitipkan dia dalam tanganMu,
Agar kebahagiaan abadi dapat ia nikmati disisiMu,
Sang Pemberi Damai Sejati,
Sang Kehidupan Abadi.
Amin.