Friday, September 13, 2013

LUKA Q’ TAK Q’ SADARI



Timika, 15 Agustus 2013

Hari itu aq’ merasakan sesuatu yang aneh dalam kebiasaan yang kujalani sehari-hari. Namun tak’ kuduga perasaan aneh ini karena apa. Ia sosok yang tak pernah q’ duga sebelumnya dalam hidup q’. Melalui dia aq menjadi sosok yang betul2 dapat q’ sadari akan nilai diri q’ seutuhnya.

Luka q; tak kusadari,
Malam itu aku mengunjunginya, ia orang yg baru kukenal beberapa waktu lalu, namun sudah sangat membuat jiwa q’ menyatu dengannya. Kasih sayang q’ padanya layaknya seperti anak q’ sendiri. Aq sangat mencintai dan menyayangi dirinya. Ia membuatku mengerti bahwa aku bernilai untuk semua orang yang membutuhkan sosok diriq’ layaknya dia.

Luka q; tak q’ sadari,
Kata2 itu menjadi simbol kebodohan diri q’ sendiri. Aq menyesal karena tak bersama dia disaat2 terakhir ia membutuhkanku. Aku masih membelai kepalanya, mengurut kepalanya, berlari mencari makanan dan minuman untuknya. Aku membawakan semua kebutuhannya. Aku mencintai dan menyayanginya dengan tulus sepenuh hati dan jiwa q’. Saat itu malam semakin larut, sekitar pukul sebelas malam. Sangat lelah sekali bagiku dihari itu, karena semalam sebelum ia di RSUD, aku baru dapat tidur sekitar jam 3 subuh. Bagaimana aku bisa tertidur lelap, ketika anakku sedang sakit dan seharian kesulitan makan, semua makanan yang masuk dalam tubuhnya dikeluarkan lagi, aku sungguh gelisah dan risau, maka sekitar jam 12 malam kuputuskan untuk membuatkan bubur, dengan harapan ia bisa menikmatinya dan membantu kekuatannya. Memang benar, aku menemaninya hingga pukul 3 subuh,lalu aku pergi tidur setelah memastikan ia telah menghabiskan bubur yang ku siapkan untuknya. Aku mengucapkan selamat malam sambil tersenuym dan ia membalasnya. Masih ku ingat dengan jelas ke dua malam yang menjadi saat2 terakhir kebersamaan kami. Tapi, aku menyesal karena saat2 terakhir ia menghembuskan nafasnya, aku tak berada disisinya dan malam terakhir sebelum kami berpisah, aku tak bisa mengabulkan permohonan terakhirnya. Disaat ia melontarkan kalimat: “mama’, aku tak ingin ditinggalkan oleh mu, aku ingin ditemani tidur bersamamu, ma’.., aku takut sendiri mama’”. Tapi, aku malah meninta dia dengan penuh ketegasan, “apakah kamu tidak sayang sama mama???....kalau kamu bersikap seperti ini berarti kamu tidak sayang sama mama”... Dia pu menangis dengan tersedu sambil mengatakan “aku sayang sama mama”...... malam itu tak bisa kuhapus dalam ingatanku... Saat aku mendengar kabar itu, aku seperti tak berdaya..merasa bersalah dan terpukul... Memang benar ketika saat2 kepergiannya, ia memberikan tanda d ruangan ku dengan aroma yang tajam. Semua anak2 ku mengatakannya dan mencium aroma itu, namun Cuma aku saja yang tak menciumnya, dan Cuma di ruangan ku aroma itu tercium begitu jelas....


Tuhan,
Ampunilah salah dan dosa2 ku, Ketika tak berada d sisinya,
Saat-saat ia begitu mengharapkan keberadaanku,
Maafkan aku anak q’ tersayang,
Tak ada yang bisa kulakukan lagi, Selain melantunkan doa tulus,
Menghantarkan kepergianmu dialam sana,
Terimakasih anak q’ sayang,
Telah menjadi bagian dalam hidupku,
Yang membuatku sadar, Bahwa aku begitu berarti bagimu,
Ku ukir semua dalam ingatan dan sanubari hatiku,
Menjadikan kenangan terindah dalam kebersamaan kita.


Tuhan,
Kutitipkan dia dalam tanganMu,
Agar kebahagiaan abadi dapat ia nikmati disisiMu,
Sang Pemberi Damai Sejati,
Sang Kehidupan Abadi.
Amin.

No comments:

Post a Comment

Berikan ide kreatif anda. Trimakasih, Tuhan Berkati.

Nilai Seseorang!

Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...