Pagi itu memang berbeda. Iya
menunggu kabar dari pujaan hatinya. Malam yang telah iya lalui untuk menunggu
kebersamaan mereka, membuatnya tersiksa dengan api kerinduan. Cinta memang
laksana api, jika iya membara maka akan membakar hati insan yang dilandanya,
namun jika iya diredupkan maka akan melenyapkan asa untuk menginginkannya. Iya
masih tidak kosentrasi dengan pertemuan yang sedang diikutinya, iya hanya
menanti dering hp yang berbunyi untuk mendengar suara disebrang sana. Lia terus
menerus berjalan dikoridor ruang meting tempat pertemuan.
Tak lama kemudian boy menyapa
gadis itu melalui sms dan telpon. Iya mengirimkan berjuta kata mesra + menelpon
Lia dgn suara merdunya, hingga membuat Lia terus berdoa agar hari cepat berlalu
dan iya menemukan malam bersama boy sang
pujaan hatinya. Yah, dengan getaran kerinduan yg terobati melalui getaran
sms + tlpn, lia segera bergegas melanjutkan pertemuan yg telah ditundanya.
Semangatnya semakin bertambah dan berkobar2, ia pun secara aktif mengikuti
pertemuan tersebut. Keaktifannya itu membuat semua peserta meting semakin
bersemangat untuk menyelesaikan pertemuan tersebut. Ketika semua terbuai dengan
meting itu, tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 6 sore yang menandakan
bahwa meting akan dilanjutkan besok.
Lia adalah orang pertama yang
tersenyum lebar. Berlarian dari ruang rapat menuju koridor, lift dan kamar
tidurnya di hotel. Kau tahu ini adalah waktunya iya mendandani dirinya dengan
penuh keindahan agar pesonanya dapat menghipnotis pujaan hatinya. Setelah
selesai menyiapkan dirinya iya menunggu dering hp berbunyi hingga tertidur
lelap dan iya dibangunkan oleh deringan hpnya. Ah, sahutnya hallo...selamat
malam, dengan siapa? Suara dari sebrang menjawa; hallo sayang q’, kamu di
mana???, Jwbnya: sayang aq’ menunggumu dari tadi (dengan nada manja), kenapa
kamu baru menelpon q’. Jwb Boy: maaf sayang sya keasikan kerja, namun pikiran
q’ tiba2 menyadarkan q’.., bahwa aq’ sangt merindukan dirimu.... Hal itu membuat Lia terbangun dan memutuskan
utk bertemu dgn boy. Maklum saja mereka saat itu berada di hotel yang sama.
Esok adalah Ulang Tahun bagi Lia,
dan Boy adalah orang pertama yg mengucapkan kata bahagia serta kejutan2 indah,
termasuk malam pertemuan mereka telah boy siapkan. Dengan tiupan angin yang
indah menghanyutkan mereka dalam buaian malam. Hingga Lia terus-menerus dibuat
tersenyum dan tertawa. Kebahagiaan dalam kebersamaan mereka terukir dlm jamuan
makan malam dan untuk menambah kemesraan malam boy mendekap lia untuk berdansa
dan menari, mengabadikan moment itu mereka berdua foto bersama.
Lia sangat bahagia sekali dimalam
itu, namun ketika pagi menyapa. Ia tiba-tiba menangis dan bersedih. Ini bagai
mimpi untuknya. Pertemuan itu merupakan kado terindah didalam hidupnya yg baru
pernah ia rasakan. Namun juga menjadi hal terburuk baginya, karena semuanya
tiba2 harus lenyap begitu saja, karena Boy akan pergi dalam waktu yang lama.
Lia bersedih, hingga iya menutup semua kemungkinan tuk bersama Boy sang pujaan
hatinya.
Rasanya ingin mati saja, iya tak
kuasa tuk menahan semua itu. Berulangkali Boy mencoba menghubunginya, tp ia
terlanjur terluka. Api kekecewaan terus membara dalam dirinya. Sms demi sms
terus masuk dari Boy, begitupun telpon darinya. Namun Lia tetap menutup diri
tuk menyapa atau merespon semua ttg Boy. Kepergian yang lama, hingga
kerinduannya semakin tak terkendali, namun jg smakin menyadarkannya bahwa boy
bukan tercipta utknya. Maklum sj dri status sosial Lia memang jauh berbeda n
masih bnyk prbdaan lain. Bahwa jg dia sadar siapa dirinya. Namun, ada satu sms
yg membuat Lia, cemas dan mengkhawatirkan Boy. “Lia sayang, aq mohon angkat
tlpnnya. Saat ini sya d atas pesawat dan 15 menit lgi sya akan prgi dlm wktu yg
lama dan itu membuat sya tdak akan bisa pergi dgn tenang jka tak mendngar
suaramu dan mrasakan bahwa kamu trsenyum saat aq’ tinggalkan. Aq’ mohon, angkt
tlpn ini...aq’ akan sangat menyalahkan diri q’ sendiri, jika kamu tdk merespon
lgi cinta q’”.Lia pun menjwb tlpn dari Boy sambil meneteskan air mata
beriringan dgn ketidakinginannya membiarkan Boy berlalu begitu sja. Sayang maafkan aq’, aq’ bukannya
menginginkan kamu cemas, tpi karena begitu besar cinta dan sayangku pada mu,
hingga pikiran q’ terasuki berbagai imajinasi yg membuat aq brpikir bahwa aq’
akan kehilangan qmu’, terlebih lagi kalau qmu tdk mencintai q’.Maafkan aq’
sayang. Boy kemudian meyakinkan Lia, bahwa untuk saat ini dan dia berharap
hingga seterusnya, cintanya pada Lia adalah cinta yg sangat dalam dan kuat. Hingga alasan itu juga yg akan
menghantarkan Boy kembali pd cinta dalam dekapan hati dan jiwa Lia.
Untukmu,
Boy...
Aku
mengukir waktu dalam setiap relung hidupku untuk satu tujuan kebahagiaan jiwa.
Aku
belajar segalanya dan memahami segalanya demi satu tujuan kebahagian jiwa.
Aku
memaknai kehidupan dan menjalaninya demi satu tujuan kebahagian jiwa.
Dan baru q’
sadari, bahwa tujuan kebahagiaan jiwaku itu ialah qmu Boy’ sang pangeran
hidupku.
Biarkan
alunan wajah q’
Terus
membakar ingatan dlm pikiran n hatimu Boy,
Hingga qau
tak dpt berpaling dari keindahan cinta q’
Karena
nama mu’ terus berdesah dalam jiwa dan raga q’
Dan aq
lebih memilih mati karna mencintaimu dibandingkan harus hidup tanpa cintamu....
“Love
you Boy-U are My Hero”