Sunday, December 04, 2016

Ketiadaan jiwa ditengah kebersamaan

Hari ini begitu penat bagiku, panas yang mencekam namun cuaca saat itu terlihat mendung, awan yang kelabu sedikit menggusarkan suasana hati yang kebingungan mencari tempat untuk mengakses internet yang kubuthkan sebagai pelengkap pekerjaan ku dihari ini. Aku terus berputar dengan
menggunakan sepeda motor andalanku. Lima belas menit kemudian aku menemukan tempat yang tepat yang menghapuskan segala kegusaranku. Aku bergegas mnempati meja tengah dan tak lama merebahkan tubuhku dibangku itu, seorang pelayan cantik  menghampiriku dan menyodorkanku buku menu. Selang beberapa menit kemudian disaat aku sedang bertempur dengan otak dan pikiranku menyelesaikan pekerjaan, pesanan menu pun tiba. Menikmati waktu kerja sambil mencicipi menu dari tempat itu memberikanku banyak inspirasi dan semangat menyelesaikan pekerjaan itu.

Apapun kondisiku, aku selalu menikmati apa yang aku lakukan, bahkan ketika aku sedang berada dalam tekanan (stress). Ini sangat penting dilakukan, karena dengan demikian aku mensyukuri segala nikmat dan anugerah yang Tuhan berikan padaku. Dan jika masalah-masalah yang menghantamku itu selalu kujadikan sebagai cambuk penyemangatku berjuang sekaligus, maka secara otomatis hal tersebut menjadi alarm kehidupanku. Artinya, ketika aku menemukan lagi masalah dalam hidupku yang terasa berat, maka aku akan mengingat bahwa semua masalah pasti dapat terselesaikan dengan cara yang lebih bijak untuk diatasi dan dinikmati. Menikmati segala sesuatu yang kita lakukan adalah sebuah hal terpenting dalam kehidupan ini. Karena menjalani dan melakukan hal yang tidak dinikmati pasti hasilnya tak menyenangkan dan hambar.

Terlepas dari hal tersebut, ada pandangan yang jelas didepan mataku. Pemandangan unik, yang tak sengaja aku lihat. Biasanya pemandangan tersebut hanya terjadi dalam himbauan2 yang aku baca di media-media sosial. Yah, saat itu ada seorang ibu yang berjalan dan menghampiri meja disamping meja aku duduk, tak lama kemudian menyusul seorang bapak yang menghampiri meja tersebut, dan mengakhiri hampiran meja tersebut ada seorang anak kecil yang usianya sekitar empat tahun duduk bersama mereka. Aku berpikir ah sungguh berbeda dari biasanya. Jika, biasa kita temui seorang anak didampingi oleh orang tuanya, saat ini berbeda dari pandanganku. Tapi, apapun yang terjadi anak itu sungguh hebat dan pemberani, ia sama sekali tak menakuti keramaian yang biasanya ditakuti anak seusianya. Tapi, aku tak terlalu memusingkannya, aku kemudian melanjutkan pekerjaanku. Selang beberapa menit kemudian, disaat aku letih aku kemudian mencoba berdiri dari tempatku dan berjalan-jalan didekat mejaku. Tak sengaja aku menoleh pada tempat yang tadi mengalihkan perhatianku. Aku melihat kembali bahwa ketiga orang tersebut tak berkomunikasi sama sekali, yang mereka lakukan hanya sibuk dengan gadget mereka masing-masing. Sang Ayah sibuk dengan smartphonenya begitupun dengan sang ibu dan tak kalah dari mereka berdua anaknya juga sibuk dengan tblet yang dimiliki. Aku memperhatikan mereka selama 15 menit lamanya, dan saat itu mereka hanya berbicara ketika anaknya mngatakan ingin ke toilet.

Apa yang aku lihat saat ini sungguh memiliki banyak pengalaman. Jika mereka datang hanya untuk makan dan bermain smartphone, bukankah itu juga dapat dilakukan dirumah mereka? Lalu mengapa mereka menghabiskan waktu dengan hal tersebut? Entahlah aku sendiri tak mengerti apa yang sedang terjadi. Aku menyebutnya "ketiadaan jiwa ditengah kebersamaan". Yah, tubuh mereka memang sedang bersama-sama, tapi tidak dengan jiwa dan pikiran mereka. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing, tanpa memperhitungkan kebersamaan diantara mereka. Komunikai keluarga seperti apa, yang ingin kita bangun, jika waktu yang ada kita habiskan dengan kesibukan kita masing-masing. Bukankah dengan demikian kita telah menghanguskan waktu yang berharga?

Pemahaman Diri:
Kita dapat berada bersama dan berdampingan,
Kita dapat bercengkrama bersama,
Bila kita menginginkan hal itu,
Kita dapat menikmati semua yang ada disekitar kita,
Kita dapat menolak apa yang tidak kita inginkan 
dan mendapatkan apa yang kita inginkan,
Bila kita memberikan diri melakukan hal itu,
Kita adalah apa yang kita pikirkan
Kita adalah apa yang kita inginkan
Kita adalah apa yang kita harapkan
Kita adalah kita bukan orang lain
Maka bentuklah diri menjadi pribadi yang dimuliakan Tuhan!

Salam,

No comments:

Post a Comment

Berikan ide kreatif anda. Trimakasih, Tuhan Berkati.

Nilai Seseorang!

Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...