Sunday, December 06, 2020

Berdukalah Ketika Waktunya Tiba, Dan Bangkitlah Ketika Sudah Cukup Kuat Bagimu

Dedikasi tulissn untuk Alm. Ayah Bert Hagendoorn, OG
inspirasi tulisan & foto:
alm. Ayah Bert Hagendoorn, OFM

Suatu saat ketika hari menjadi benar-benar gelap. Padahal waktu masih menunjukkan siang hari. Semua peristiwa di jalan menjadi terlihat kacau dan berantakan karena kepanikan yang melanda saat cuaca menjadi lebih ekstrim... Banyak diantara para pedagang kaki lima kemudian bergegas menutup jualan mereka dan mencari jalan pulang ke rumah. Sedangkan toko-toko yang berjejer bak benteng jalanan menjadi lebih teratur dan kemudian mulai terlihat sepi. Begitupun setiap orang yang sadar bahwa mereka tak lebih aman jika menyusuri kota tersebut dengan kabut yang mulai tak menentu dikendalikan. Manusia pada dasarnya menjadi lebih sadar ketika mendapati dirinya terancam.

Kita pun dalam hidup, sering menjadi panik dan tak mampu mengendalikan diri ketika polemik hidup hadir menyapa kita. Tanpa kita sadari, setiap jiwa sesungguhnya memiliki waktu untuk mengalami dan menjalani bahkan menikmati peristiwa yang kemudian hadir. Baik ketika direncanakan maupun tidak. 

Hal yang paling berat dalam proses hidup yang kita jalani adalah kehilangan orang yang sangat berarti. Dengan kata lain mengalami peristiwa kedukaan. Banyak orang bahkan beberapa orang biasanya menjadi frustasi atau bahkan kehilangan gairah hidup ketika mengalami hal itu. Yang lainnya mampu mengendalikan diri dan berdamai dengan situasi dan keadaan yang dialami itu. Hidup sungguh sebuah misteri. Setiap hari yang kita lalui akan menjadi kejutan, karena beberapa hal yang tidak direncanakan kemudian terjadi. Dampaknya dapat membuat sedih ataupun sebaliknya.

Kedukaan dalam kehidupan seseorang tak bisa dihindari. Karena tak ada satupun orang di dunia yang tidak hidup dari rasa cinta. Sehingga ketika ditinggalkan karena kematian, orang lebih cendrung untuk bereaksi sedih dan kesedihan itu sangat mendalam.  Dan, sadarilah, bahwa hal itu manusiawi dan bahwa diri membutuhkan perjalanan kedukaan itu. Maka 'Berduka lah Ketika Waktunya Tiba'. Artinya hiduplah dalam peristiwa itu dan maknai sebagaimana duka itu menjadi lebih berarti untuk memantapkan diri menjadi lebih baik.

Namun, hidup dalam kedukaan begitu saja adalah sebuah kesalahan fatal. Karena justru dapat memicu seseorang untuk lebih larut dalam kesedihannya dan kemudian menjadi lebih mundur dalam kualitas hidupnya, bahkan dapat frustasi. Maka, bangkitlah ketika waktunya sudah cukup untuk tidak lagi meratapi kesedihan itu. Karena kedukaan dapat menjadi momen berharga untuk memantapkan diri lebih berkualitas, selama kita ingin dan dapat menempatkan diri pada posisi positif. Dengan demikian mereka yang mendahului kita, yang menghadap Sang Ilahi dan yang menjadi alasan atas kedukaan kita dapat menjadi lebih bahagia dan tenang atas pilihan hidup yang kita tentukan setelah kepergian mereka.


Salam Hangat,

🙏💕

No comments:

Post a Comment

Berikan ide kreatif anda. Trimakasih, Tuhan Berkati.

Nilai Seseorang!

Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...