Tulisan adalah bagian dari komunikasi. Tulisan dapat pula mengungkapkan perasaan yang tak mampu dan tak dapat diutarakan. Berbagilah cerita bersamaku melalui kisah anda. ♥️
Thursday, December 09, 2021
Nilai Seseorang!
Monday, May 31, 2021
Untuk Bapak Marten Corputi
Untuk sebuah cinta tak bersyarat,
Rasa tak pernah pudar,
Rindu tak pernah berakhir,
Kasih sayang tak pernah luntur,
Bersamanya aku tumbuh besar...
Untuk arti sebuah keluarga,
Bukan hanya tentang darah yang mengalir,
Atau pun tentang silsilah garis keturunan,
Namun tentang arti pentingnya kepedulian tuk mengasihi sesama,
Darinya aku belajar tuk mencintai dengan sukacita...
Untuk arti sebuah persahabatan,
Ia memberi ketenangan,
Ia pun menghadirkan perdebatan,
Namun memiliki cinta tuk mendamaikan,
Untuk sebuah arti perlindungan,
Darinya aku merasa nyaman dan aman,
Aku pun belajar tuk kembali mencari kebenaran,
Bahwa aku harus tetap belajar n berjuang tuk merasakan hadirat Tuhan...
Untuk lelaki yang memberiku sejuta rangkain kata-kata itu...
Aku mencintai mu dalam diam dan emosiku,
Walau sulit ku luapkan tentang sesaknya kehilangan dirimu,
Namun sungguh harus ku ikhlaskan engkau menutup usiamu...
Agar tak lagi ada rasa kedagingan ku yang membelenggu langkahmu,
Tuk menyatu bersama Sang kuasa,
Pergilah dalam damai Kristus....
Selamat jalan Bapak tersayang.......
Note: Syair ini terlahir atas empati penulis terhadap luapan perasaan sahabat sekaligus adik terkasih Mega Corputi yang kehilangan Sang ayah (Bpk. M. Corputi). Maka penulis dedikasikan syair ini untuk adik Mega n juga adik Rosa Corputi sekeluarga.
Salam,
🙏
Saturday, May 08, 2021
RASA DALAM STATUS
Ku tuai rasa dalam bejana cinta,
Tercampur dalam ego dan air mata,
Beribu cerita kucoba tuk tetap mencinta,
Namun sulit tuk meniadakan kejujuran rasa,
Tanpa sengaja disuguhkan secangkir perhatian,
Yang dijamu sepasang mata prasasti keindahan,
Keelokannya pun laksana menikmati kokain,
Yang selalu ingin melayang namun hanya dalam angan,
Semoga kelak seluruh pencinta tetap tulus,
Tuk hadirkan cinta manis,
Hingga rasa tak harus mengemis,
Untuk hubungan yang telah berstatus...
Sejauh Cinta
Tuesday, April 20, 2021
"BANGKIT"
Foto & Inspirasi: Ririn Dawir
Sinar Surya membasuh peluh raga ini,
Memberi cahaya atas kelam lalu,
Tentang rasa takut yang akhirnya mulai usai,
Perlahan namun pasti,
Tentang kehidupan,
Yang sesungguhnya ku imajinasikan dalam bingkai ketakutan,
Yang melukiskan kecemasan tuk menolak melangkah,
Akhirnya pun sirna...
Tentang diri,
Yang akhirnya berdamai pada pribadi,
Walau tak mudah meyakinkan hati,
Akan cinta yang hampir mati,
Namun Tangan Sang Kuasa terlalu kuat tuk mencintai,
Hingga nadi kembali menghidupkan nurani,
Bahwa mencintai sesama dan diri adalah kepingan jiwa yang hampir pergi,
Tentang jiwa,
Yang bersembunyi pada rasa takut,
Akan kebenaran yang menuntut,
Pada keharusan yang wajib direbut,
Hingga kesadaran mengalahkan kalut,
Bahwa kebenaran patut diperjuangkan,
Terimakasih Sang Surya,
Yang menjadi lambang akan sebuah pengharapan,
Terimakasih Sang Kuasa,
Yang menjadi fondasi iman tuk tiadakan semua keraguan dan kecemasan,
Terimakasih kepada diri,
Yang akhirnya mampu menjelajahi kebebasan yang sempat terlupakan,
dan akhirnya pun mampu mencintai diri dan sesama,
Terimakasih telah Bangkit!!!
Monday, April 19, 2021
"Penyembuh Diri"
"Foto & Inspirasi: Ririn Dawir"
Kerikil selalu ditapaki kaki,
Thursday, April 01, 2021
"Tyas Dalam Kehidupan Ku"
Untuk setiap moment tentu ada kisah. Sebagaimana kisahku dengan wanita ini.
Mengawali karir di dunia LSM sejak tahun 2008, membawaku mengenal banyak pribadi muda yang bersahaja dengan karakteristik kepribadian mereka yang unik-unik. Kisah mereka pun memiliki latar belakang berbeda dengan berbagai warna yang menghiasi perjalanan hidupku.
Aku dan Tyas (nama sapaan wanita berkerudung disebelah ku -pada foto) saling mengenal sejak ia berada di semester awal kelas 2 SMA. Perjumpaan kami dimulai sejak dia mengikuti salah satu program edukasi yang diselenggarakan oleh LSM tempat ku bekerja di kala itu. Program Pelatihan Penyuluh Sebaya (PPS) HIV/AIDS Kabupaten Mimika untuk tingkatkan SMA/SMK sederajat. Kebetulan saat itu aku menjabat sebagai manager keuangan LSM tersebut sekaligus sebagai leader di organisasi muda PILA. Organisasi muda/I yang mendukung setiap aksi sosial LSM tersebut, sekaligus menjadi wadah organisasi bagi setiap anak muda yang dilatih menjadi penyuluh.
Kesan pertama bagi ku, Tyas adalah anak yang memiliki kharisma. Dia pintar, berani dan cerdas. Walau dibagian tertentu dia butuh bantuan ekstra. Namun, menemukan dirinya yang sepaket luar biasa ini tentu bukan didapatkan tanpa sebuah proses. Saya ingat pernah ada satu momen dimana saya sangat keras pada dia dan kedua orangtuanya.
Kala itu ada kegiatan besar yang diselenggarakan oleh PILA. Panitia penyelenggara nya adalah seluruh siswa/I SMP & SMA/K yang telah di latih menjadi penyuluh dan resmi menjadi anggota PILA.
Kegiatan yang dimaksud adalah Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) Kabupaten Mimika. Kegiatan yang melibatkan berbagai stakeholder dari pemerintahan, swasta hingga komunitas anak muda dan tokoh-tokoh agama dan masyarakat. Persiapan yang dirancang sempurna itu memberikan hasil yang luar biasa membekas indah bagi semua yang hadir. Bahkan teman-teman +HIV terlibat dan ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Sayangnya sebagai sebuah organisasi penyelenggara maka setiap anggota yang terlibat dalam kegiatan tersebut wajib menjalankan tugasnya. Artinya semua peralatan, perlengkapan hingga kebersihan tempat menjadi tanggung jawab tim. Dengan demikian panitia yang tergabung di dalamnya wajib pulang ketika semua telah usai dan beres. Sebagai penanggung jawab anak-anak, diriku dan pihak yayasan berkomitmen untuk mengantarkan panitia (anggota PILA) ke rumah masing-masing. Terutama mereka yang perempuan menjadi prioritas utama (maklum saja, mereka masih anak sekolah). Ketika mengantarkan mereka tak ada satu pun orang tua yang protes. Mungkin sedikit garing (terlihat pada raut wajah, dan sikap mereka) namun ketika kami berbicara dan berdiskusi kepada para orang tua, mereka pun akhirnya mengerti, memahami dan kemudian menyambut kami dengan baik. Hal ini berbanding terbalik dengan orang tua Tyas. Kami bahkan dibiarkan berdiri tanpa memberikan sedikit penjelasan. Saat itu hari sudah larut, ya sekitar 11.30 malam. Kami paham orang tua Tyas cemas, tapi dengan tidak memberikan kami kesempatan sedikit pun, membuat kami mulai tidak nyaman. Terutama diriku. Saat itu, aku sangat marah dan sempat emosi (maklum saja usia ku saat itu sekitar 23-24 tahun, jadi ego nya pun belum stabil). Jadi, saat itu, di waktu yang sama, aku memutuskan agar Tyas di non-aktifkan dari semua kegiatan organisasi, sampai saat dimana dia dapat meyakinkan orang tuanya untuk kembali aktif kegiatan. Dan, situasi ini terjadi hingga satu tahun.
Tyas kemudian kembali mengajukan dirinya untuk aktif di PILA. Tentu saja, saya tidak langsung menolak atau pun menyetujui permohonan tersebut. Saya mengambil waktu untuk melakukan observasi skala kecil, guna membuktikan apakah benar bahwa Tyas telah mengantongi kepercayaan orang tuanya dan di berikan ijin untuk dapat kembali aktif dalam organisasi. Setelah memakan waktu beberapa hari, akhirnya saya kembali memberikan kesempatan kepada Tyas. Karena semua yang diutarakan terbukti. Jadi, tidak ada alasan bagi saya untuk tidak memberikan kesempatan kepada nya.
Hari berganti hari, waktu pun berlalu. Hampir setiap hari kami menghabiskan waktu bersama untuk kegiatan organisasi. Saya mendampingi Tyas dan menjadi saksi bagaimana dia bertumbuh dan berkembang menadi wanita bersahaja. Bakat-bakat terpendam nya mulai nampak, mulai dari menjadi MC, koordinator kegiatan, pembaca puisi, bendahara hingga berbagai posisi organisasi ataupun kegiatan telah menjadi santapan pengembangan dirinya.
Lepas dari pendidikan sekolah dia kembali mengajukan diri sebagai karyawan yayasan. Tanpa berpikir panjang, saya kemudian merekomendasikan dirinya untuk diterima di yayasan. Ini bukan karena masalah orang dalam. Tetapi, secara pribadi dia telah membuktikan kepiawaiannya selama berorganisasi. Bahwa, semua tanggungjawab dan dedikasinya di organisasi membuktikan bahwa dirinya mampu. Hal ini tentu di dukung dari beberapa keahlian yang dia miliki, seperti keahlian administrasi dan kreativitas yang melekat padanya.
Saya sendiri tentu tidak ingin mengambil resiko menempatkan seseorang yang tidak se visi-misi dengan tim saya.
Dengan posisi baru tersebut, maka secara otomatis hubungan kami semakin erat. Bahkan ketika dirinya ingin memutuskan menikah. Dia tak segan meminta pendapat dan memperkenalkan pasangannya di kala itu (kini telah menjadi suaminya). Entah mengapa, saya sendiri secara pribadi selalu di percaya oleh anak-anak yang saya dampingi untuk melihat sosok yang dekat dengan mereka bahkan banyak hal lainnya. Kata mereka saya memiliki insting dan intuisi yang tinggi. Dan yah, Puji Tuhan semua selalu terbukti. Bagi saya, semua itu terjadi hanya karena ijin Yang Kuasa.
Kembali lagi pada fokus cerita.
Singkatnya, setelah berjumpa saya katakan padanya bahwa pria itu cocok dengannya. Bahwa mereka pantas untuk saling memantaskan diri satu sama lain. Dengan keyakinan yang dia miliki dan tentu melalui beberapa proses perjalanan kisah mereka. Akhirnya, Tyas melabuhkan hatinya pada pria yang diperkenalkan nya padaku, yang kini menjadi suaminya. Kini mereka telah memiliki 1 anak perempuan, dan segera dalam hitungan waktu ke depan akan memiliki anak ke-2, amin.
Perjalan yang panjang itu membuat kami sangat dekat dan intim satu sama lain. Kedekatan ini bukan hanya terjadi diantara kami, tapi juga dengan keluarga kami. Dia mengenal keluarga saya, begitupun saya sebaliknya. Hubungan yang awalnya didasari dari peristiwa kekerasan hati antar saya dan orang tuanya justru membuahkan kedekatan hubungan sahabat rasa saudara kandung. Bahkan ketika berkunjung ke rumahnya saya tak sungkan untuk pergi ke dapur mencari makanan yang tersedia di meja atau sekedar meminta untuk dimasakkan. Semua makanan yang dimasak olehnya selalu saya gemari. Apalagi rendang jengkol, sambal goreng Pete, perkedel jagung dan cah sawi. Ya ampun, sambil mengetik ini pun imajinasi saya melayang hingga membuat keinginan saya menggebu-gebu untuk mencicipi hidangan nya.
Banyak proses hidupnya melibatkan saya. Dan saya sangat bahagia sekali, walaupun sekarang kami memiliki kesibukan masing-masing, tapi saya percaya dan yakin bahwa kami selalu saling mendoakan dan mendukung satu sama lain.
Terimakasih dek telah menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam proses hidup saya. Saya bahagia memiliki kamu dan dicintai oleh mu. Doa kakak selalu menyertai mu dan keluarga dan selamat menanti kelahiran anak ke-2. Amen. Salam sayang,
Wednesday, March 31, 2021
"Kekecewaan"
Saya menyebutnya "membebaskan diri dari semua rasa manusiawi yang buruk"!
bahkan ada yang memberi dari kekurangan dirinya. Kita tak bakalan tahu dengan jelas sampai kita membaca, mendengar dan bahkan menyaksikannya sendiri baru kemudian kita sadar bahwa ada saja orang yang lebih berkekurangan dan menderita dari kita. Bahkan sebenarnya, saya pikir kita yang kemudian melihat hal tersebut dapatmdapat terpanggil menjadi agen Tuhan untuk membantu keadaan dan kondisi mereka yang berkekurangan itu.
Monday, February 22, 2021
"Bagi Kita"
Teruntuk seluruh kaum muda, entah Laki màupun wanita. Ingatlah bahwa banyak manusia yang menggunakan posisi dan jabatan mereka untuk kesenangan dirinya, tanpa memperhatikan posisimu.
Mereka bisa saja om atau tante mu. Mereka bisa saja guru atau pendamping mu. Mereka bisa saja senior atau junior organisasi. Mereka bisa saja pemuka agama atau pun tokoh masyarakat. Mereka bisa siapa saja...
Mereka berlaku baík padamu karena ada sesuatu yang di inginkan. Padahal, Manusia yang baik tidak mungkin memanfaatkan situasi dan kedudukannya untuk memperdayai dirimu.
Awalnya hanya sebatas suka, setelah itu mengagumi lalu berlanjut ke jenjang yang lebih dari kata cukup.
Percayalah, keputusan ada ditangan mu. Kamu bisa menolak.
Tapi nyatanya, kamu berpikir bahwa kamu sudah terlanjur jalan dan jauh. Padahal jika diteruskan justru berdampak lebih parah. Sebaliknya jika diputuskan mungkin akan berdampak pada ketidak nyamanan mu saat ini, yaitu terancam dalam karir, organisasi, atau hal lainnya. Tapi, kamu lupa bahwa berhenti ketika kejadian itu terjadi justru menyelamatkan mu dari banyak hal yang pikir mu akan aman saja jika dilanjutkan. Kamu lupa tentang posisi keluarga, kamu lupa tentang karir dan masa depanmu, kamu lupa tentang sanksi sosial dari masyarakat bahkan Agama dan keyakinanmu pada Tuhan mu rela kamu nodai.
Ingatlah iblis selalu menawarkan yang nikmat dan membisikkan mu hal-hal toleransi yang menyesatkan.
Ingatlah sekali bermaksiat akan melahirkan jutaan siasat tuk melakukan milyaran maksiat lainnya...
Intinya terkadang kita tak sadar jika sedang diperdaya, untuk itu berhati-hatilah. Latihlah diri sejak dini untuk mengatakan tidak dan berani menolak apapun atau siapapun jika tak sesuai hati dan pikiranmu. Jangan pernah menawar untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nuranimu.
Terimakasih,
Salam,
Thursday, February 11, 2021
Senyum Ku Menjadi Bumerang Bagiku!
Kemarin hari begitu sedih, tertutup keceriaannya dengan kepulan awan hitam. Sama seperti Arin yang tertunduk kaku pada luapan kata yang dicerca oleh salah satu keluarga yang mengidolakan dirinya. Ia masih saja merenungkan kata demi kata yang membuatnya menelisik pribadinya sendiri. Apa yang salah dengannya? Ah, mungkin saja ia terlalu baik membalas senyum kepada ia yang sekilas berpapasan dengannya.
Arin memang gadis bersahaja yang senang bersahabat dan bergaul tanpa ada batas, kecuali melampaui akidah agama. Dirinya lebih senang membuka cakrawala persahabatan yang baginya menambah pengetahuan dan relasi.
Kali ini, Arin sungguh terperangkap pada kebaikan yang dia bangun. Dia berpikir keras, tentang semua gerak-gerik, langkah, tutur dan perbuatannya. Setelah memakan waktu beberapa saat, dia akhirnya berada pada satu kesimpulan akhir. Bahwa berperilaku baik pada siapa saja tanpa memilah-milah memang baik adanya, namun tak dapat selalu memberi senyum kepada setiap insan apalagi lawan jenis. Karena dengan demikian, interpretasi dari sikap yang dilakukan justru dapat menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Arin pun tersenyum. Suara riuh yang melengking kemudian memecah senyumnya. Ganti gayamu Rin! Sahut sahabatnya yang sedari tadi mencoba mencari posisi terbaik untuk sesi pemotretan di sore itu... Arin pun melanjutkan aksinya bak selebgram papan atas...
Dalam hatinya dia berkata: "ternyata senyumanku dapat menjadi bumerang bagi diri ku sendiri"
Friday, January 15, 2021
"Kebangkitan Tekad"
Sunyi memilih Tak berkawan,
Rasa takut memompa irama jantung,
Para tawanan pun telah menemukan jalan,
Pada lorong dan sudut Kota yang menyepi dalam gelap,
Tiupan angin menghempas nafas yang terpingkal-pingkal,
Risau berbisik dalam kalut sang pemikir,
Hujani tanya dan kata bak petir,
Karena tim yang besar adalah mereka yang bertekad berjuang,
Wednesday, January 06, 2021
"Syair: Peristiwa, Hubungan, Tuhan & Cinta"
Nilai Seseorang!
Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...
-
Pada tanggal 20 Oktober 2013 aku menulis kisah ini untuk pertamakalinya, saat itu semuanya terlihat telah berakhir. Beberapakali sempat m...
-
Aku-Anggi Hari kemarin telah berakhir. Aku mencoba menutupi lembaran kepedihan dalam hari yang tak bersahabat denganku. Aku melangkah s...