Di sebuah wilayah di Kabupaten Mimika. Ada sosok anak perempuan yang mencintai dan peduli terhadap lingkungan sosial dimana dia tinggal. Ia bersatu dengan lingkungan tersebut sejak usianya masih 4 tahun. Awalnya dia hanya sering mengunjungi tempat itu karena gaung yang terdengar dari lagu-lagu yang diputar, yang mengetarkan tanah dan lingkungan mereka. Dia dan teman-temannya senang untuk hadir menonton pertunjukkan yang dilakukan oleh kakak-kakak ditempat itu. Dia adalah Brenda. Yah, Brenda gadis mungil itu, bertumbuh dengan baik. Kehadirannya pada setiap aktivitas dari komunitas tempat ia tinggal, membuatnya jatuh cinta pada komunitas tersebut. Hingga ia tumbuh dan menjadi sosok remaja. Ia kemudian bergabung dengan kelompok itu. Nama kelompok itu adalah PILA (Pemuda Indonesia Lawan AIDS).
-------------------------
Sudah seminggu, cuaca tak bersahabat dengan aktivitas Brenda. Hujan selalu saja hadir, sendangkan Brenda harus melakukan berbagai kegiatan diluar ruangan. Hal ini tak menyulutkan semangatnya, dia berjuang dengan membakar semua semangat sahabat-sabatnya untuk melakukan sebuah misi yang mulia. Ia mencoba menghubungi mereka satu per satu. Bahkan beberapa diantara mereka yang kesulitan kendaraan dijemputnya dengan pesawat roda dua andalannya. Tak pernah ada kata lelah ataupun takut sakit. Maklum saja ia selalu siap dengan perlengkapan yang dibutuhkan dalam jok motor yang dimilikinya. Mulai dari mantel hujan, jubah hujan, payung, dsb. Brenda adalah wanita hebat untuk kalangan anak seusia dia.
Misi mereka kali ini adalah melakukan aksi berbagi kasih. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Februari setiap awal tahun. Tujuannya untuk mengingatkan Brenda dan anggotanya, tentang banyak teman yang masih membutuhkan uluran tangan mereka. Dan banyak cara dapat dilakukan untuk tetap melakukan kepedulian kepada sesama. Kali ini, sasaran atau target dari penerima manfaat mereka adalah kelompok HIV+. Sebelumnya sudah ada tahapan yang mereka lakukan. Mulai dari observasi tempat kegiatan, hingga pada pengecekkan jumlah anggota sasaran dan kebutuhan apa yang mereka perlukan. Tak mudah menjalani ini semua, karena sebelumnya mereka butuh waktu selama dua minggu untuk menyelesaikan persiapan yang dibutuhkan.
Berikut pengakuan Brenda:
Saya dan kawan-kawan akhirnya berhasil melakukan kunjungan berbagi kasih. Sebelum kegiatan tersebut kami melakukan pencarian dana (fund rising). Caranya pertama dengan uang kami masing-masing (yah patungan yah). Itu sebagai modal awal, setelah itu, kami membuat jajanan untuk dijual. Namun, awalnya kami melakukan promosi penjualan keberbagai tempat serta memanfaatkan media sosial. Hasilnya sangat luar biasa. Dana yang tekumpul kami gunakan untuk membeli kebutuhan yang diperlukan oleh target kami dan dana sisa diberikan juga kepada mereka. Maklum saja, tidak semua anggota dari kelompok-kelompok yang kami kunjungi memiliki pekerjaan tetap ataupun PNS. Banyak diantara mereka yang bekerja serabutan. Jadi, ketika mereka jatuh sakit, mereka kehilangan sumber penghasilan.
Saya sendiri berharap suatu hari nanti saya dapat membantu mereka, dengan menghadirkan solusi yang dinantikan. Solusi yang dapat menjawab permasalahan yang mereka alami. Ada tiga kelompok yang kami kunjungi kali ini. Kelompok-kelompok ini dikenal dengan nama KDS (Kelompok Dukungan Sebaya). Kelompok ini ditujukan bagi teman-teman yang HIV+ dan mereka yang tidak HIV+ namun memiliki kepedulian yang tinggi dengan teman-teman yang HIV+.
-----------------------------------------------------------
Menutup pembicaraannya, Brenda menyatakan bahwa: "Tak ada yang dapat membuat manusia dapat lebih berarti selain manusia itu dapat memberikan arti bagi orang lain yang membutuhkan"
Semoga kisah Brenda di atas dapat memberikan inspirasi bagi anda yang membaca.
Salam,
No comments:
Post a Comment
Berikan ide kreatif anda. Trimakasih, Tuhan Berkati.