Menanti dalam sunyi,
Tulisan adalah bagian dari komunikasi. Tulisan dapat pula mengungkapkan perasaan yang tak mampu dan tak dapat diutarakan. Berbagilah cerita bersamaku melalui kisah anda. ♥️
Saturday, December 12, 2020
Sepi Beradu Rindu
Menanti dalam sunyi,
Sunday, December 06, 2020
Berdukalah Ketika Waktunya Tiba, Dan Bangkitlah Ketika Sudah Cukup Kuat Bagimu
inspirasi tulisan & foto:
alm. Ayah Bert Hagendoorn, OFM
Suatu saat ketika hari menjadi benar-benar gelap. Padahal waktu masih menunjukkan siang hari. Semua peristiwa di jalan menjadi terlihat kacau dan berantakan karena kepanikan yang melanda saat cuaca menjadi lebih ekstrim... Banyak diantara para pedagang kaki lima kemudian bergegas menutup jualan mereka dan mencari jalan pulang ke rumah. Sedangkan toko-toko yang berjejer bak benteng jalanan menjadi lebih teratur dan kemudian mulai terlihat sepi. Begitupun setiap orang yang sadar bahwa mereka tak lebih aman jika menyusuri kota tersebut dengan kabut yang mulai tak menentu dikendalikan. Manusia pada dasarnya menjadi lebih sadar ketika mendapati dirinya terancam.
Kita pun dalam hidup, sering menjadi panik dan tak mampu mengendalikan diri ketika polemik hidup hadir menyapa kita. Tanpa kita sadari, setiap jiwa sesungguhnya memiliki waktu untuk mengalami dan menjalani bahkan menikmati peristiwa yang kemudian hadir. Baik ketika direncanakan maupun tidak.
Hal yang paling berat dalam proses hidup yang kita jalani adalah kehilangan orang yang sangat berarti. Dengan kata lain mengalami peristiwa kedukaan. Banyak orang bahkan beberapa orang biasanya menjadi frustasi atau bahkan kehilangan gairah hidup ketika mengalami hal itu. Yang lainnya mampu mengendalikan diri dan berdamai dengan situasi dan keadaan yang dialami itu. Hidup sungguh sebuah misteri. Setiap hari yang kita lalui akan menjadi kejutan, karena beberapa hal yang tidak direncanakan kemudian terjadi. Dampaknya dapat membuat sedih ataupun sebaliknya.
Kedukaan dalam kehidupan seseorang tak bisa dihindari. Karena tak ada satupun orang di dunia yang tidak hidup dari rasa cinta. Sehingga ketika ditinggalkan karena kematian, orang lebih cendrung untuk bereaksi sedih dan kesedihan itu sangat mendalam. Dan, sadarilah, bahwa hal itu manusiawi dan bahwa diri membutuhkan perjalanan kedukaan itu. Maka 'Berduka lah Ketika Waktunya Tiba'. Artinya hiduplah dalam peristiwa itu dan maknai sebagaimana duka itu menjadi lebih berarti untuk memantapkan diri menjadi lebih baik.
Namun, hidup dalam kedukaan begitu saja adalah sebuah kesalahan fatal. Karena justru dapat memicu seseorang untuk lebih larut dalam kesedihannya dan kemudian menjadi lebih mundur dalam kualitas hidupnya, bahkan dapat frustasi. Maka, bangkitlah ketika waktunya sudah cukup untuk tidak lagi meratapi kesedihan itu. Karena kedukaan dapat menjadi momen berharga untuk memantapkan diri lebih berkualitas, selama kita ingin dan dapat menempatkan diri pada posisi positif. Dengan demikian mereka yang mendahului kita, yang menghadap Sang Ilahi dan yang menjadi alasan atas kedukaan kita dapat menjadi lebih bahagia dan tenang atas pilihan hidup yang kita tentukan setelah kepergian mereka.
Salam Hangat,
🙏💕
Saturday, November 28, 2020
Gadis Remaja Yang Langka
Beberapa hari lalu, saya bertemu dengan seorang gadis cantik yang telah lama tak saya jumpai. Kecantikan dirinya bukan saja terpampang dari parasnya, tetapi juga dari tutur kata dan lakunya. Kami bercerita dipinggiran jalan, tentang bagaimana perkembangan dirinya. Dia sangat antusias mengekspresikan diri. Berbagai hal yang telah dan sedang dia lakukan dibagikannya kepada saya... Saya merasa sangat bangga n kagum akan dia. Remaja yang kini mulai terlihat jelas kepribadian n karakter dirinya.
Sesekali dia menanyakan pendapat saya, bagaimana tanggapan saya terkait peristiwa yang dia alami. Ada juga moment dimana dia menegaskan bahwa nasehat yang dulu saya salurkan melalui candaan n cerita serius dibuktikannya dalam perjalanan dia secara pribadi. Namun, sekali lagi dia bukan saja gadis yang pintar tapi juga kritis menanggapi berbagai hal. Termasuk apa yang dia alami hanyalah proses perjalanan, bahwa dirinya masih terlalu muda untuk mengambil kesimpulan tentang kehidupan. Tapi yang paling saya suka dan semakin terpesona oleh dirinya adalah bahwa dia tidak pernah berpikir sudah cukup hebat dan pintar. Dia justru berpikir bagaimana bisa lebih menggali diri untuk lebih bermanfaat daripada hanya untuk mencari pamor n kepopuleran diri.
Berbeda dengan anak-anak remaja dimasa kini. Dia sangat bijaksana menggunakan media sosial n Hp. Baginya segala sesuatu yang dikerjakan harus ada takaran. Maka, sebuah prioritas tetap harus didahulukan. Namun bukan berarti dia pribadi yang kaku dan dingin. Dengan kepadatan waktunya dia mampu mengalokasikan waktu untuk pribadinya. Dia pun tak ketinggalan jaman jika sedang membahas tentang trending goyang tik-tok yang sedang meradang. Hahaha, tak seperti diriku, yang kehilangan akal jika membahas tentang branding barang atau hal semacamnya... Wkwkwkkk
Hal yang buat saya tercengang adalah dia memutuskan untuk berkompetisi dengan diri sendiri. Ketika saya tanya mengapa?. Dia menjawab bahwa dia tak ingin mendapatkan nilai sekolah yang tinggi tanpa kedisiplinan diri dan ketidakadilan pada dirinya. Katanya begini: Kak'Chi, saya harus menerapkan konsep belajar seperti disekolah. Kalau saya lengah saya akan tergeser sendiri oleh kemalasan saya. Dan saya tidak terbiasa untuk menyerah. Makanya saya harus berjuang. Lagipula nih kak, pelajaran dan ujian yang saya alami ini akan menjadi bekal saya di tingkatan berikutnya. Kk bayangkan saja, saya target masuk SMP di sekolah bergengsi dengan standard Internasional, jika saya tidak memotivasi diri saya, bagaimana bisa saya masuk sekolah itu? Bukan itu saja kak, saya yakin pendidikan sekarang yang disebut dasar adalah bagian untuk saya memantapkan perkembangan tingkatan pendidikan berikutnya. Jadi kk doakan semoga saya bisa konsisten dan konsekuen dengan keputusan ini. Karena memang tidak mudah sekali. Tapi saya mau berjuang untuk diri saya. Kan, kelak orang tua saya akan tua dan kemudian tak bisa lagi menghasilkan, jadi bagaimana saya kedepan mempersiapkan ini kak. Sama seperti nasehat-nasehat kakak sebelumnya. Bukan begitu? -tutupnya. Kamipun berdua tertawa terbahak-bahak karena bahagia.
Saya sangat bangga pada dirinya. Dia memang anak yang langka di jaman sekarang. Bahkan berbeda dengan anak-anak murid saya kebanyakan.
Well, membahas berbagai hal sangat menarik sekali bagi kami. Apalagi bisa saling bertukar pikiran dan mengisi informasi satu sama lain. Namun, hari semakin larut kami harus menutup pembicaraan tersebut dengan menjadwalkan pertemuan kami berikutnya. Karena ada beberapa hal yang harus kami diskusikan dengan lebih tenang dan nyaman.
Kami pun menutup pembicaraan tersebut dengan mengabadikan momen itu. -tapi maaf foto tidak untuk dibagikan-
Terimakasih,
🙏
Tuesday, November 24, 2020
Kisah Kita
Tiada resah dalam sepakat,
Menyatu kita merajut hasrat,
Saat tepat kita berpamit,
Walau harus merasakan sakit,
Mungkin memang suratan takdir,
Membiarkan jiwa hanyut melebur,
Sudah usai kita berkelakar,
Kisah ini biarlah terkubur...
Sunday, October 11, 2020
Sukacita Tuhan
Saturday, October 10, 2020
"Kasih Setia Mu, Ya Tuhan"
Seringkali ku terjatuh ya Tuhan,
Dalam lembah kekelaman,
Membuatku berpaling dari kesetiaan,
Akan cinta yang kau hadiahkan,
Namun oleh kasih Mu, ya Tuhan,
tak pernah sedikit pun
kau berpaling dan tinggalkan ku,
Walau langit mendung sedang berduka,
Bahkan hujan pun menggenapi luka,
Ribuan pemuja menyudahi setia,
Sedang Engkau menanti aku dengan cinta,
Walau berjuta cara iblis menghancurkan ku,
Engkau selalu berjuang menyelamatkan ku,
Itulah kasih setia Mu ya Tuhan' ku,
Yang tak pernah lelah menanti pertobatan ku,
Friday, October 09, 2020
Membatin
Riuh musik,
sorak-sorai jiwa berkumandang,
Mendendangkan semua alunan dunia,
Kau titip emosi kesenangan tuk lari dari ratapan virus...
Padahal telah kau dengar seruan tuk memisahkan jarak diantara kesenangan diri dan komunikasi pribadi,
Namun kau memilih tuli dan membisu...
Ada apa denganmu,
Jiwa yang haus hiburankah?
Atau roh yang kehilangan arah kebahagiaan...
Padahal bahagia tercipta dari jiwa itu sendiri,
Namun kau lebih memilih mendendangkan kekhawatiran yang menarik semua jiwa tuk bersorak Sorai,
Sungguh tak mudah dipahami,
Engkau memilih diam dalam tipu daya yang kau cipta...
Mengundang setiap jiwa tuk mendeklarasikan kematian dalam riuh ketidakpedulian...
Sedih menyeduh kisah malam ini...
Aku membatin...
Tuesday, October 06, 2020
"Teruntuk Hati - Bebaskanlah Diri"
Teruntuk hati yang gelisah
Berbicaralah kepada diri tuk teguh,
Katakanlah pada pikiran tuk terasah,
Mampukanlah jiwa tuk menyudah,
Karena gundah hanya hadir tuk menyiksa...
Teruntuk hati yang merana,
Bebaskanlah diri dari rasa,
Katakanlah pada pikiran tuk menghapus cerita,
Ijinkanlah jiwa tuk membebaskan raga,
Karena keterpurukan cinta yang hadir bukanlah cinta yang sejati...
Teruntuk kita yang mengalaminya,
Berpikirlah sejenak tuk menata jiwa,
Cinta sejati kan mencinta tanpa kata,
Bukan kesesatan yang menghadirkan kecewa,
Dan ini...
Ingatlah ini,
Semua yang terjadi telah Tuhan ijinkan terjadi,
Karena peristiwa itu membentuk kita menjadi pribadi,
Yang kan lebih peka dan mengerti akan sebuah arti,
Bahwa kekecewaan adalah bagian dari ekspetasi cinta yang berlebihan...
Maka bebaskanlah diri dari harapan meninggi,
Tentang apapun rasa yang nanti kan dijalani...
Semoga sukses mendewasakan diri
jadi bagian utama memantaskan pribadi
Tuk menemukan pelabuhan terakhir perjalanan cinta yang abadi...
Amen,
Salam,
Saturday, October 03, 2020
Kita Lebih Dari Sebuah Rasa Sekedar
Ada sekian moment yang menghantarkan perjumpaan,
Wednesday, September 16, 2020
Krisis Diri
Sunday, September 13, 2020
"Mama-Aku Rindu"
Friday, September 11, 2020
Berlalu
Wednesday, September 09, 2020
Rasa Terpendam
Pergi dalam sepi,
Menanti dalam riuh kecemasan,
Pelipur lara meyayat nadi,
Tuesday, September 08, 2020
Hilang
Kenangan
Berangkas peristiwa dalam senyum sukacita,
Merekah bahagia dalam prasasti gambar dan ingatan,
Terselip jutaan tawa n tangis dalam gulungan kisah,
Tentang diri dan kawanan jiwa yang melukiskan potret lalu...
Terkadang indah tuk diceritakan,
Sesekali tangis memecah bila menyenggol luka yang tak kunjung kering...
Namun menjadi abadi dalam ingatan setiap jiwa yang mendambanya...
Kenang lah kenangan hanya tuk dikenang...
Apakah itu Cinta?
Waktu yang bergulir terus mengajarkan kita tentang kehidupan ini. Disaat kita berpikir bahwa kita telah memahami tentang arti hidup, tiba-tiba ada peristiwa yang mengajarkan kita bahwa hidup tak sesederhana yang kita pikirkan.
Tentang perjuangan yang menguras pikiran dan tenaga. Tentang sebuah hubungan yang tadinya begitu berarti dan bahkan menjadi bagian dari hembusan nafas, tiba-tiba pergi dan menjadi asing. Tentang sebuah pencapaian yang terlihat seperti biasa saja walau sebelumya sangat dahsyat dibanggakan.
Ada ruang kosong yang kemudian coba kita lengkapi dengan cara menyibukkan diri. Namun sekali lagi, setelah semua yang dirasa telah dicapai kita masih merasa kurang. Ada apa sebenarnya?
Pernahkah kamu mengalaminya?
Apakah itu cinta yang kamu cari? Atau ada hal lain yang belum dapat kamu pahami.
Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan seorang teman baru. Ia bercerita tentang indahnya kehidupan yang ia jalani. Lalu, ia bertanya padaku, bagaimana denganmu?
Aku menjawab semua baik-baik saja. Tidak ada sesuatu yang lebih dahsyat dari kerahasiaan hubungan ku dengan Tuhan. Ia kemudian menyambutnya dengan sangat antusias. Katanya: sebelum semua yang saya alami ini. Saya merasa sangat hampa dan kosong... Namun, ada suatu peristiwa yang kemudian membuat saya menyadari bahwa keintiman dengan Tuhan adalah bagian yang belum saya penuhi.
Ia bercerita lagi dengan penuh antusias, dan tubuhku yang tadinya terasa lemas perlahan mendapat sedikit hembusan semangat. Saya kemudian mendengarkan nya dengan seksama....
Lanjutnya:
Saya saat itu terpuruk sekali. Karena setelah mencapai semua yang saya impikan n inginkan masih saja ada yang kurang. Kemudian ada saat dimana saya tertidur dan mendapati diri saya dijamah n dipeluk oleh Tuhan. KataNya, layanilah Aku dengan segenap hati dan jiwamu. Maka akan Ku. berikan kelegaan padamu tentang kekosongan yang hilang dari dirimu. Saya kemudian terbangun. Seperti yang kamu ketahui saya bukanlah orang religi (katanya padaku). Namun, setelah mimpi itu ada perasaan yang mempengaruhi hati n pikiran saya. Saya kemudian duduk dan berdoa: Tuhan terjadilah seturut kehendak mu dalam hidupku. Setelah itu saya pergi ke gereja tempat yang Tuhan tunjukkan di mimpi. Di sanalah semua kebangkitan diri kembali memuncak dan terisi. Selang setahun hingga 2 tahun pengabdian dengan sukacita, saya bertemu dengan wanita yang memberi warna pelengkap akan arti hidup saya. Dari sanalah saya kemudian menikmati apa yang Tuhan janjikan pada saya.
Ia kemudian menatapku, lalu berkata padaku: 'Yakinlah akan ada saatNya kamu mengalami hal yang dahsyat sebagaimana saya alami', bersabar lah dalam pengharapan karena waktu Tuhan pasti yang terbaik. Saya kemudian hanya tersenyum dan kemudian berlalu meninggalkan nya.
Dalam perjalanan pulang, saya bertanya dalam hati mengapa ia menceritakan semua hal itu padaku? Padahal kita bukanlah orang yang sangat dekat dan saling mengenal. Menurutmu bagaimana? Apakah ia adalah bagian dari perpanjangan Tuhan? Itukah yang dinamakan cinta? Cinta sang Ilahi...
Wednesday, August 19, 2020
Kugantungkan Harapku Pada-Nya
Dan aku telah melepaskan segala keraguan kemarin dan hari ini pada malam dan penciptaNya...
Pun dengan segala resah tentang hari esok....
Maka biarkanlah cita-cita dan impianku menjadi rahasiaNya...
Tak usah kau mencoba untuk memaksaku...
Jika ingin mendapati aku,
Maka berusahalah keras dalam laku dan doamu...
Karena aku pun telah menumpahkan segalanya pada Sang Pemilik Hidup...
Salam,
Monday, August 10, 2020
Ikhlas Melepas
Telah ku jalani ini bersamamu,
Telah ku habiskan waktu denganmu,
Telah ku rajut berbagai mimpi aku dan kamu,
Telah ku gantungkan semua kepadamu,
Namun ternyata itu tak menjamin kekekalan hubungan kita,
Telah kau putuskan tuk memulai yang baru,
Namun bukan denganku,
Dulu...
Dengan sungguh...
Kau titipkan pesan tuk tidak tinggalkanmu,
Namun kini,
Kau justru memintaku tuk tinggalkanmu,
Kini...
Ikhlas melepas mu adalah bagian yang harus ku selesaikan...
Kita adalah bagian yang telah selesai dilukis dalam kanvas kehidupan cinta yang berakhir ikhlas...
Semoga bahagia mengiringi setiap langkah keputusan mu.
Tuesday, June 30, 2020
Salah Menggengam
"loc: Rimba Papua Hotel - Kuala Kencana, Timika" |
Friday, May 22, 2020
Usailah Sudah - Hamba Ego
Jangan berlalu dan pergi,
Semua yang terlihat tak selalu nyata,
Jangan hadir dan menyudahi,
Semua yang kau temui selalu memiliki makna,
Karena kita bukanlah sosok sempurna,
Kita butuh jiwa pelengkap,
Karena kita bukanlah sang penguasa,
Kita butuh alasan tuk hidup,
Sudahilah perang keangkuhan,
Kadang kita hanya menghamba,
Sudahilah sulut keserakahan,
Kadang kita hanya enggan tuk mengatakan ya,
Usailah sudah,
Jika tenang yang kita cari,
Karena emosi dan ego hanyalah sampah,
Dari jiwa yang kehilangan jati diti...
Wednesday, May 20, 2020
"Kekuatan Tersembunyi"
Tuesday, May 19, 2020
"Pada - HAMPA!!!!"
"dok: pribadi; lokasi: Pondok Indah Amor, Timika-Papua" |
Friday, May 01, 2020
Sesat kah Menyendiri?
Inspirasi Tulisan & Dok: Karel Sroyer |
Thursday, April 30, 2020
"PARANOID & KEMATIAN OLEH COVID19"
Sunday, April 26, 2020
"Kisah Yang Terlupakan"
Monday, April 20, 2020
"The Introvert Goes To USA"
Dok. Japeth: Japeth -
Lokasi: Halaman SMA Neg. 1 Mimika
|
Japeth memiliki jiwa yang selalu ingin mengatur. Walau tidak frontal. Dia selalu memiliki caranya tersendiri untuk menjalankan keinginan tersebut. Ia pernah bercerita pada saya. Bahagia punya saudari-saudari yang beraneka pribadi. Karena dari situlah dia belajar memahami banyak karakter dngan berbagai tantangan keindahan sebuah keluarga. Hal ini pun membantu dia ketika berkomunikasi dalam sebuah organisasi maupun komunitas. Karena, ia telah belajar menyeimbangkan diri dengan berbagai perspektif berpikir dan sikap. Tapi, menurut dia, yang palig sulit adalah mengatur mereka. Kata ku, kepana harus di atur. Kan mereka harus berkarya dan bertumbuh sebagaimana mereka inginkan. Mungkin maksudmu adalah mengarahkan. Tapi dia menyatakan tidak, ketusnya. Saya senang mengatur kak. Soalnya menyenangkan saja untuk berbicara dan didengarkan. Walau betul juga kata kakak, terkadang hal itu justru juga membuat saya dapat mempengaruhi mereka dan keputusan mereka, yang secara tidak langsung membuat saya mengarahkan mereka.
Dok. Japeth: "Bapak, Easter, Japeth, Amazing, Syalom, Ibu" |
Dok. Japeth - Lokasi: Domino Piza, Jakarta Barat |
Wednesday, April 01, 2020
"CEMAS"
Foto: Dok. Pribadi - Lokasi: Bali |
Suatu ketika, disiang Hari. Ery dan Eta sedang melancong menyusuri Pulau Dewata Bali. Mereka mengikuti perkumpulan teman kursus. Well, Ery dan Eta adalah sahabat karib yang dekat karena kegilaan mereka terhadap dunia Pendidikan Di luar negri. Maklum saja, mereka memilih bertumbuh dilingkungan yang mencintai dunia pendidikan. Yah, ada pepatah kuno kan yang mengatakan bahwa "kamu adalah dengan siapa kamu bergaul. Jika, kamu bergaul dengan pencuri maka kamu akan menjadi pencuri, dan hal lainnya". Alhasil, mereka semakin memimpikan untuk bisa mewujudkan impian tersebut. Bertahun-tahun saling mengenal dan mensupport satu sama lain. Akhirnya, moment ITU terjadi. Mereka kemudian dapat menginjakkan kaki di Pulau dahsyat tersebut untuk mengikuti kursus persiapan pendidikan ke Luar Negri.
Hari itu, Eta terlihat sangat khawatir sekali. Kekhawatirannya dapat tergambar jelas pada wajahnya yang terlihat tak bersahabat. Ery yang melihat hal tersebut tentu tak dapat diam begitu saja. Disinggahi lah Eta guna menanyakan apa yang hendak terjadi. Yang membuat wajah Eta bak orang yang kehilangan harta kekayaannya. Wkwkwkkwk....
Ery: anak (panggilan akrab Ery untuk Eta),
Eta: ya Bapak (sahutan kesayang Eta untuk Ery), bagaiman?
Ery: ah, saya lihat wajah mu terlihat cemas. Sebenarnya apa yang terjadi?
Eta: ah... Tidak ada... Saya nih... Inginkan sesuatu...
Ery: sesuatu apa? Katakan kepada saya sudah!...
Eta: sio.... Saya bilang nih... Tapi kamu jangan marah ya...
Ery: bah.... Kamu pikir saya nih orang lain?, Siooo bilang sudah...
Eta: jadi begini, sebenarnya kecemasan ini adalah sesuatu hal yang sensitif.
Ery: Ia, apa itu .Bicara sudah... (Sambil menunjukkan wajah penasaran)
Eta: sebenarnya saya....
Ery: Ko kenapa?
Eta: Saya mau bilang kalau,
Ery: kalau apa?
Eta: bah sabar, pelan toh... Begini, ko lihat Chichi sana.
Ery: Ia sa lihat dia dari tadi. Dia kenapa.
Eta: sa mata sakit lihat dia pakai baju itu. Tra cocok toh?, Baju warna ungu baru tong siang hari ni, menyala sekali. Menurut ko bagaimana Bapak? Tong sendiri pakai baju putih baru. Skalian menilai toh, bapak kan pintar menilai penampilan.
Ery: Iya sih... Saya juga perhatikan dari tadi. Saya juga tra nyaman lihat dia pakai baju itu. Dia memang paling confused sekali (confused adalah nama panggan yang diberikan Ery kepada Chichi, dan Chichi sendiri menjuluki Ery dengan panggilan pretender. Karena bagi Chichi, Ery sangat ahli membuat suatu kejadian yang tak ada seolah-olah ada). Jadi, ko mau apa anak? Masa tong suruh dia pulang? Sedangkan kita ikut jalan-jalan karena dia. Wkwkwkk...
Eta: Ah, kita nih singgah di Ramayana sebentar, jadi bagaimana? Sa suruh dia ganti baju sudah e.
Ery: Ih ide mu memang sangat tepat sekali anak. Saya setuju. Setelah kita tiba di sana kamu ajak dia sudah lihat-lihat baju. Kalau bisa warnanya sama seperti kita. Putih.
Eta: Ok sudah. Mantap.
Ternyata, kegelisahan Eta terjadi, karena tangkapan matanya melihat warna baju Chichi yang tidak sesuai dengan pandangannya. Hal ini didukung dengan pernyataan Ery yang membuat dia yakin untuk melancarkan niatnya tuk singgah di Ramayana agar ia dapat membeli baju warna putih untuk Chichi.
Chichi adalah salah satu teman akrabnya di salah satu kegiatan. Maklum saja, chichi juga adalah teman sekamarnya dalam suatu kesempatan kegiatan karantina Bahasa Inggris di salah satu kota di Papua. Kegiatan tersebut juga melibatkan Ery. Sehingga mereka saling mengenal satu sama lain.
Singkat cerita, akhirnya Eta berhasil memulihkan baju yang ia sukai pun sangat disukai oleh Chichi. Ketika hendak membayar, ternyata Eta mengambil alih pembayaran tersebut. Chichi merasa kaget sekaligus bahagia. Karena, sesungguhnya saat itu beberapa kartu debitnya sedang mengalami masalah. Rencananya, dia akan mengurus beberapa hal tersebut di Jogja. Tempat berikut yang akan dia singgahi untuk melakukan perjalanan tugas. Namun, terlepas dari itu semua Eta adalah wanita yang juga dikagumi doleh Chichi. Dia salah satu wanita tegar yang mampu berdikari dan sangat produktif. Dia hebat berkarya melalui Talenta yang Tuhan berikan. Baik sebagai guru untuk anak-anaj TK/PAUD. Dia pun wanita humble dan tak pelit. Bahkan senang berbagi. Singkat cerita mereka akhirnya memperoleh kebahagiaan bersama sekaligus melepaskan kerinduan menikmati waktu bersama setelah sekian tahun tak jumpa.
Cerita ini mungkin terlihat sederhana. Tapi, intisari dari cerita yang diangkat oleh penulis adalah, hubungan persahabatan yang dibangun dengan ketulusan mencintai dan memberi dapat memberi arti bagi satu sama lain. Bagi Chichi pribadi, dia sangat bahagia dapat memiliki Eta dan Ery pada saat itu. Perhatian yang ditunjukkan sangat memberi kesan yang menyejukkan hati. Dan, Chichi yakin. Bahwa pemberian yang mereka lakukan, walau atas dasar pandangan mata yang tidak nikmat. Tetapi jauh dari itu mereka memberi bukan karena mereka berkelimpahan uang atau materi. Tapi, lebih kepada membangun hubungan cinta sebuah persahabatan. Mereka bukan hanya protes dengan baju yang dikenakan Chichi. Tapi, mereka mengambil tindakan atas protes yang dilakukan. Ini lah point' yang sering sekali kebanyakan dari kita melupakannya.
Dalam kehidupan sehari-hari apalagi. Kita sering protes ini dan itu. Tapi kita lupa untuk mengambil tindakan. Apa tindakan yang dapat merubah protes itu menjadi sukacita.
Semoga kisah sederhana ini dapat menjadi pengingat bagi kita yang dapat memberikan kebahagiaan dan kesejukan bagi kehidupan kita masing-masing.
Salam sayang,
Nilai Seseorang!
Apa itu nilai seseorang? Sulit mengatakan bahwa seesorang itu penting, namun juga sulit mengatakan bahwa mereka juga tidak penting. Seberap...
-
Pada tanggal 20 Oktober 2013 aku menulis kisah ini untuk pertamakalinya, saat itu semuanya terlihat telah berakhir. Beberapakali sempat m...
-
Aku-Anggi Hari kemarin telah berakhir. Aku mencoba menutupi lembaran kepedihan dalam hari yang tak bersahabat denganku. Aku melangkah s...